Sleman – Dalam rangka mendorong pemajuan kebudayaan di wilayah Kabupaten Sleman, Pemerintah Kabupaten Sleman melalui Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Sleman menyelenggarakan Anugerah Kebudayaan sebagai penghargaan bagi seniman dan budayawan yang berkontribusi dalam pemajuan kebudayaan di Sleman.
Anugerah Kebudayaan berlangsung di Pendopo Parasamya Kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Sleman pada Rabu (20/11/2024) malam.
Dalam pelaksanaanya, Anugerah Kebudayaan menghadirkan para seniman dan budayawan yang telah diusulkan dan diverifikasi serta dinilai berhak menerima penghargaan Anugerah Kebudayaan, baik dari Kapanewon, organisasi kebudayaan, maupun perorangan.
Penghargaan Anugerah Kebudayaan ini diserahkan langsung oleh Penjabat Sementara (Pjs) Bupati Sleman Kusno Wibowo kepada 8 seniman dan budayawan.
Adapun penerima penghargaan tersebut antara lain, Madu Maheswari dengan kategori anak berprestasi di bidang kebudayaan, Prasetya Banar Wicaksono dengan kategori regenerasi pelestari dan atau pelaku seni, Budi Santoso dengan kategori kreator seni, Krincing Manis Dance Studio dengan kategori lembaga seni, Antonius Hajar Wisnu dengan kategori pelestari dan atau pelaku seni, Suratmi dengan kategori pelestari dan atau pelaku pengetahuan teknologi tradisional, Trenggaon Al Fatah dengan kategori pelestari dan atau pelaku seni, dan eks Klinik Pabrik Gula Randu Gunting dengan kategori pelestari dan atau pelaku cagar budaya.
Dalam sambutannya, Pjs Bupati Sleman Kusno Wibowo menyampaikan apresiasinya kepada seluruh penerima penghargaan Anugerah Kebudayaan.
Menurutnya, pemberian penghargaan ini merupakan bentuk perhatian dan apresiasi Pemkab Sleman kepada para seniman dan budayawan yang telah berjasa dalam melestarikan seni budaya dan telah menunjukkan dharma baktinya secara konsisten kepada masyarakat dan seni itu sendiri.
“Penghargaan yang diberikan kepada tokoh-tokoh budaya dan seni yang terpilih tentu tidak sebanding dengan peranan dan jasa mereka dalam pelestarian kebudayaan yang dilakukan selama ini. Pemberian ini kami harapkan dapat menjadi simbol kehadiran dan kepedulian Pemerintah Kabupaten Sleman atas kiprah para seniman Sleman,” katanya.
Di samping pemberian penghargaan Anugerah Kebudayaan, pada kesempatan tersebut Pjs Bupati Sleman juga meluncurkan Sistem Pendokumentasian Warisan Cagar Budaya melalui sistem direktori kebudayaan dengan menggunakan teknologi informasi serta, meluncurkan Sistem Informasi Warisan Budaya (SIWA).
Peluncuran kedua inovasi kebudayaan ini ditandai dengan simbolis menekan tombol launching oleh Pjs Bupati Sleman bersama dengan Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Sleman.
Kusno berharap, keberadaan aplikasi SIWA dan Direktori Kebudayaan ini benar-benar mampu meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam pengelolaan warisan budaya takbenda di Kabupaten Sleman, tidak hanya sekedar latah mengikuti trend membuat berbagai aplikasi.
“Melalui aplikasi SIWA ini masyarakat dapat mengajukan usulan penetapan Warisan Budaya Takbenda dari kalurahan. Dan di dalam platform Direktori Kebudayaan kita dapat mengakses apa saja yang menjadi objek pemajuan kebudayaan di Wilayah Kabupaten Sleman,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Edy Winarya menjelaskan bahwa Aplikasi “SIWA” atau Sistem Informasi Warisan Budaya merupakan terobosan dan inovasi dalam pelayanan publik di bidang kebudayaan dengan menggunakan Teknologi Informasi.
“SIWA (Sistem Informasi Warisan Budaya) merupakan platform yang digunakan untuk mengusulkan karya budaya agar dapat ditetapkan menjadi warisan budaya Tak benda,” jelasnya.
Lebih lanjut, Ia menuturkan nama “SIWA” memiliki konsep dan filosofi dari nama Dewa “SIWA” salah satu dari tiga dewa utama yaitu Brahma, Wisnu dan Siwa. Siwa adalah dewa pelebur, bertugas untuk melebur segala sesuatu yang sudah usang dan tidak layak untuk menjadi baik dan berguna.
Menurutnya SIWA merupakan solusi cerdas dalam upaya pelestarian pengembangan dan pemenfaatan warisan budaya di Kabupaten Sleman. Dengan hadirnya aplikasi SIWA, Ia berharap masyarakat dapat dengan mudah melakukan pendaftaran karya budayanya untuk diusulkan menjadi Warisan Budaya Tak benda (WBTb).