Pada tahun 1948-an tanaman Salak tersebut kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh Muhadiwinarto (putra Partodiredjo) warga Sokobinangun, Merdikorejo, Tempel. Karena kelebihannya dalam hal rasa, tanaman salak tersebut cepat berkembang pesat penyebarannya. Bahkan pada saat ini pengembangan salak pondoh, mulai merambah ke luar wilayah Sleman.

Secara fisik, salak Pondoh memiliki batang yang tegak, dan hampir tidak kelihatan, karena tertutup pelepah daun yang tersusun rapat dan berduri banyak. Panjang tangkai daunnya sekitar 2 hingga 3 meter, dengan helai daun berbentuk garis lanset yang panjangnya mencapai 2 hingga 4 meter dengan ujung runcing. Dalam pertumbuhannya, pohon Salak Pondoh dapat mencapai ketinggian antara 4 hingga 7 meter dengan umur mencapai puluhan tahun.

Salak Pondoh hidup secara berumpun dan memiliki buah yang berbentuk segitiga bulat telur terbalik, dengan panjang buah antara 2,5 hingga 7,5 Cm. Jenis salak ini memiliki ketebalan daging sekitar 1,5 Cm dengan kulit berbentuk sisik yang tersusun rapi serupa genting, berwarna coklat kehitam-hitaman.