Peringati Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN), Pemerintah Kabupaten Sleman menyelenggarakan kegiatan puncak acara dengan berbagai kegiatan gerakan peduli lingkungan, pada Sabtu (9/3). Bupati Kustini Sri Purnomo, hadir sekaligus memberikan arahan pada kegiatan yang dilaksanakan di Joglo Munggur, Sendangmulyo, Minggir.
Pada kesempatan itu, Bupati Kustini sekaligus menyerahkan secara simbolis bantuan hibah motor roda 3 kepada 5 Tempat Pengolahan Sampah (TPS) di kawasan Kapanewon Minggir. Kemudian juga diserahkan bantuan sarana prasarana kepada 3 Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM).
Bupati Kustini menyampaikan, peringatan HPSN menjadi momen penting untuk menangani sampah. Peringatan ini tak hanya sebagai pengingat, namun juga sebagai kesempatan untuk memperkuat komitmen Pemerintah dengan seluruh masyarakat dalam mengurangi dan mengelola sampah.
“Kami sampaikan apresiasi serta terima kasih kepada seluruh elemen masyarakat khususnya di bidang lingkungan yang telah membantu dan bekerja sama dalam menangani sampah. Semoga kita dapat sesarengan, bersama-sama, untuk mengatasi permasalahan sampah di Sleman. Terlebih lagi dengan TPA Piyungan ditutup, kita harus mampu mengelola sampah rumah tangga,” ujar Kustini.
Dilanjutkan Bupati, sebagai upaya pengelolaan sampah rumah tangga ataupun sampah organik, Bupati Kustini mengajak masyarakat untuk berkreasi dan memanfaatkan sampah menjadi barang yang bermanfaat. Bupati juga memberikan apresiasi stand pameran pada acara itu yang telah menunjukkan berbagai jenis produk hasil pengolahan sampah, mulai dari sabun dan lilin minyak jelantah, tepung ampas kelapa, hingga hand sanitizer eco enzyme.
Sementara itu Kepala Dinas Lingkungan Hidup Sleman, Epiphana Kristiyani menyampaikan, sejalan dengan tema nasional, peringatan HPSN pada tahun ini mengusung tema Atasi Sampah Plastik dengan Cara Produktif dan Olah Sampah Organik dengan Cara yang Inovaif. Pemilihan tema tersebut dilatarbelakangi oleh tingginya permasalahan sampah organik di Kabupaten Sleman.
“Selain sampah plastik, sampah organik mendominasi di Kabupaten Sleman hampir 60%. Dengan adanya peringatan ini, diharapkan semakin banyak yang tahu bahwa pemerintah tidak dapat berjalan sendiri dalam pengelolaan. Kita harus berkolaborasi dengan semua elemen masyarakat,” jelas Epiphana.
Epiphana menambahkan, Pemerintah Kabupaten Sleman terus melakukan berbagai upaya untuk mewujudkan pengelolaan sampah yang lebih baik. Untuk itu, ia mengajak masyarakat untuk ikut bersinergi dengan menjadi motor perubahan untuk lingkungan terdekat, yakni dimulai dari dalam keluarga.
“Bapak ibu seluruh masyarakat dapat menjadi motor penggerak di lingkungan masing-masing sebagai upaya pengelolaan sampah. Minimal diterapkan di dalam keluarga,” kata Epiphana.