– Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo menghadiri kegiatan Merti Desa sebagai rangkaian peringatan hari jadi ke 77 Kalurahan Pakembinangun, Sabtu (21/10). Pelaksanaan Merti Desa Kalurahan Pakembinangun dikemas dalam prosesi adat Kirab Budaya disertai arak – arakan gunungan yang diberangkatkan dari Terminal Pakem menuju Kantor Kalurahan Pakembinangun.
Lurah Pakembinangun Suranto menuturkan bahwa pelaksanaan Kirab Budaya Bregada dan Gunungan ini diikuti oleh 20 Dusun yang berada di wilayah Kalurahan Pakembinangun.
“Kegiatan ini melibatkan 20 Dusun dengan bregada serta 20 gunungan dan 1 gunungan ageng,” jelasnya.
Lebih lanjut, Suranto juga menjelaskan dalam kirab budaya ini, rombongan dari kirab juga membawa tiga kendi berisi air. Ketiga kendi tersebut jelasnya, akan dikumpulkan kemudian air dalam masing – masing kendi akan dituangkan ke dalam satu wadah.
Prosesi tersebut menurut Suranto menjadi representasi dari sejarah Kalurahan Pakembinangun yang dulunya merupakan pecahan dari tiga Kalurahan dan digabungkan melalui maklumat Pemda DIY menjadi satu Kalurahan yang ditetapkan dengan nama Pakembinangun.
Sementara proses menuangkan air kendi ini dilakukan secara langsung oleh Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo.
Bupati Sleman dalam sambutannya menyampaikan dukungan dan apresiasinya atas penyelenggaraan kirab budaya yang melibatkan masyarakat di wilayah Kalurahan Pakembinangun.
Ia menilai, dalam rangka hari jadi Kalurahan Pakembinangun, kirab budaya ini juga sebagai bentuk pelestarian budaya yang mendukung semangat kerukunan, gotong royong dan keharmonisan karena melibatkan berbagai unsur masyarakat.
“Semoga dengan peringatan hari jadi ini membawa semangat bersama utk membangun kalurahan Pakembinangun agar lebih maju dan sejahtera,” ujar Kustini.
Usai menyampaikan sambutannya, Kustini juga melakukan pemotongan tumpeng dan menyerahkan kepada Lurah Pakembinangun. Pemotongan tumpeng ini juga merupakan tanda dimulainya tradisi dalam prosesi kirab budaya gunungan, yaitu masyarakat diperbolehkan untuk (merayah) memperebutkan berbagai hasil bumi yang berada di gunungan ageng. Tradisi tersebut juga menjadi penutup dari seluruh rangkaian prosesi kirab budaya Kalurahan Pakembinangun.