Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo menghadiri kegiatan puncak peringatan HUT Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kabupaten Sleman ke-24 Tahun bertempat di Pendopo Rumah Dinas Bupati Sleman, Senin (18/12).
Ketia Panitia HUT DWP Widyawati dalam laporannya menyampaikan bahwa dalam memperingati HUT DWP ke-24, DWP Kabupaten Sleman telah melaksanakan berbagai rangkaian kegiatan mulai tanggal 23 Oktober 2023 sampai dengan 18 Desember 2023.
Seluruh rangkaian kegiatan tersebut diisi dengan kegiatan yang bersifat sosial kemasyarakatan seperti bakti sosial, senam massal, pemeriksaan keseheatan gratis, dan kegiatan lainnya.
“Seluruh kegiatan yang dilaksanakan dalam peringatan HUT DWP ke-24 tahun ini dimaksudkan untuk memperkuat rasa kebersamaan dan kebanggaan terhadap organisasi serta sebagai wujud dukungan organisasi sebaga mitra pemerintah,” jelas Widyawati.
Selain itu, Ia juga menjelaskan tujuan lain dari diselenggarakannya berbagai rangkaian peringatan HUT DWP ini adalah meningkatkan kesadaran tentang peran strategis yang dimiliki perempuan khususnya DWP untuk mendukung tercapainya tuhuan pembangunan berkelanjutan,” ungkapnya.
Sementara itu, Bupati Sleman Kustini Sri Punomo dalam kesempatan tersebut menyampaikan ucapan selamatnya kepada DWP yang tengah memperingati HUT ke-24 tahun. Ia berharap di momen peringatan ini dapat meningkatkan kontribusi Dharma Wanita Persatuan (DWP) bagi kemajuan wanita dan masyarakat.
“Peringatan Hari Ulang Tahun yang ke-24 ini, juga merupakan saat yang tepat untuk mengevaluasi program kerja sebelumnya dan menyusun program yang akan datang. Namun yang tidak kalah pentingnya kegiatan ini ditujukan untuk saling bersilaturahmi dan meningkatkan sinergi dan sinkronisasi serta peningkatan partisipasi anggota DWP Kabupaten Sleman,” katanya.
Dalam kegiatan yang mengusung tema “Peran Strategis Perempuan dalam Pembangunan Berkelanjutan” ini, Kustini mendorong DWP dapat melakukan aksi nyata dan berkontribusi bagi pembangunan berkelanjutan. Terlebih, diperlukan adanya kontribusi dalam mengentaskan dan mencegah terjadinya kasus perundungan.
“Melalui kesempatan ini saya ingin menghimbau kepada seluruh anggota Dharma Wanita Persatuan untuk berupaya mengentaskan dan mencegah terjadinya peningkatan kasus perundungan,” ujar Kustini.
Ia menilai, kasus perundungan anak berawal dari keluarga sebagai sekolah utama dan pertama dalam membentuk karakter anak dan menjadi tempat berlindung bagi anak dan perempuan.
“Dharma Wanita sebagai organisasi yang memiliki concern terhadap pemberdayaan wanita tentunya memiliki peran penting dalam mengedukasi seluruh anggotanya untuk menjadi rumah yang aman dan nyaman bagi anggota keluarganya,” jelasnya.