Hadiri Apel Akbar PCNU, Bupati Sleman Ajak NU Bersama Wujudkan Sleman Menjadi Rumah Bersama


Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo mengajak Jam’iyyah Nahdlatul Ulama (NU) terus bersinergi dengan Pemerintah dalam menjaga kerukunan dan stabilitas antar umat beragama khususnya di wilayah Kabupaten Sleman. Hal tersebut disampaikan Bupati Sleman dalam kegiatan Apel Akbar Pengurus Cabang NU Kabupaten Sleman bertempat di Pondok Pesantren Assalafiyah Mlangi, Kalurahan Nogotirto, Kapanewon Gamping, Minggu (29/1).

Menurut Kustini, pada peringatan 1 Abad NU ini juga menjadi momentum Jamaah NU bersama Pemerintah Kabupaten Sleman untuk bersama – sama mewujudkan Sleman sebagai Rumah Bersama bagi seluruh elemen masyarakat.  Dalam kesempatan tersebut Kustini juga menyampaikan bahwa berbagai fenomena di masyarakat saat ini menjadi indikasi adanya krisis  spiritualitas masyarakat. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, menurut Kustini perlu keterlibatan berbagai pihak salah satunya kader NU yang menjadi komponen krusial dan ujung tombak eksistensi organisasi NU di masyarakat. 

“Berpijak dari kesadaran akan pentingnya pondasi moral dan spiritual masyarakat, maka kamiberharap PCNU dapat memperkuat program dan kegiatan yang muaranya dapat memberikan bekal dan pondasi nilai spiritual bagi masyarakat terutama generasi muda. Sehingga harapannya masyarakat memiliki prinsip dan tujuan yang kuat ditengah gencarnya arus informasi dan globalisasi,” jelas Kustini. 
Senada dengan Bupati Sleman, Ketua PCNU Kabupaten Sleman Sidik Pramono dalam kegiatan tersebut menyampaikan bahwa mewujudkan Sleman sebagai rumah bersama seharusnya dapat dilakukan bersama terlebih oleh Kader NU. Hal tersebut dikarenakan prinsip rumah bersama telah melekat di organisasi NU yang juga merupakan rumah bersama untuk seluruh kader. 
Menurut Sidik, melakukan kerjasama dengan berbagai pihak, merupakan bagian dari konsolidasi sebagai wujud riil menghidupkan organisasi NU yang sesungguhnya. “Semua harus tersambung sebagai keluarga besar, diawali dengan rapatkan barisan organisasi di dalam konteks struktural maupun kultural. Tidak ada yang bergerak sendiri – sendiri. Semuanya terhimpun menjadi bagian besar dan manfaatnya untuk keseluruhan,” jelasnya.