Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) DIY meluncurkan sekolah lansia Bina Keluarga Lansia (BKL) “Melati Cangkring” di Padukuhan Cangkring, Kalurahan Banyurejo, Kapanewon Tempel, Jumat (3/5). Peluncuran program sekolah lansia ini dilakukan secara simbolis oleh Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo.
Ia mengapresiasi serta mendukung penuh program yang diinisiasi oleh BKKBN DIY ini. Diharapkan kegiatan ini dapat memberdayakan sekaligus memberikan edukasi terhadap lansia yang ada di Kabupaten Sleman. Terlebih, angka harapan hidup di Kabupaten Sleman cukup tinggi yakni 76 tahun.
“Sebenarnya program seperti ini di Kabupaten Sleman sudah kita lakukan di hampir padukuhan, melalui program Desa Inovatif dan Desa Unggulan. Hanya beda istilah saja. Ini upaya kita bagaimana angka harapan hidup di Sleman itu tinggi, dan sekaligus sejahtera,” jelasnya.
Kepala Perwakilan BKKBN DIY, Andi Ritamariani, menerangkan bahwa jumlah lansia di DIY cukup tinggi, yakni 16,4 persen. Dikatakan bahwa angka ini akan terus bertambah lagi. Untuk itu, kegiatan Sekolah Lansia ini dimaksudkan agar lansia bisa tetap sehat dan produktif.
Di antara kegiatan yang ada di Sekolah Lansia ini yaitu penguatan tujuh dimensi lansia, yakni dimensi spiritual, intelektual, fisik, emosional, sosial kemasyarakatan, profesional vokasional, dan lingkungan. Sekolah lansia ini dilaksanakan dalam tiga jenjang, yaitu standar 1, 2, dan 3. Pada setiap standar para lansia akan mendapatkan materi yang berbeda-beda.
“Di Daerah Istimewa Yogyakarta sudah terbentuk delapan sekolah lansia. Dan insyaallah untuk Kabupaten Sleman akan menambah enam sekolah lansia,” kata Andi.