Dukung pengembangan kawasan kambing perah secara terintegrasi di Provinsi Daerah lstimewa Yogyakarta, Menteri Pertanian Republik Indonesia, Andi Amran Sulaiman melakukan Sarasehan Pengembangan Kawasan Kambing Perah, Sabtu (29/6), di Bhumi Nararya Farm, Kalurahan Girikerto, Kapanewon Turi.
Kegiatan tersebut dilaksanakan sebagai upaya peningkatan populasi, produksi, diversifikasi olahan produk, serta optimalisasi pemanfaatan susu kambing perah. Dengan langkah tersebut, diharapkan sekaligus dapat mendukung penanganan stunting dari sisi protein hewani yang berasal dari susu kambing.
Menteri Amran menyampaikan apresiasinya atas inovasi masyarakat di kawasan Kemirikebo, khususnya di Bhumi Nararya Farm yang telah mendukung pengembangan kawasan kambing perah. Amran menyebut, upaya ini menjadi langkah positif dalam meninimalisir nilai import.
“Akan kita bahas bersama insentif apa yang dibutuhkan. Kalau ini dikembangkan ini bisa mengurangi import dari negara lain,” jelas Amran.
Menteri Pertanian melanjutkan, nilai import yang saat ini mencapai angka Rp 37 Triliun menjadi kondisi yang memprihatinkan. Ia berharap petani dan peternak Indonesia dapat memenuhi kebutuhan pangan lokal agar dapat menikmati manfaat yang lebih besar, khususnya pada bidang ekonomi. Ia mengatakan, Kementerian Pertanian RI akan memberikan dukungan kepada peternak dengan melakukan diskusi bersama.
“Kita bayangkan kalau kita bisa penuhi sendiri, ini uang bisa berputar. Bayangkan uang kita tidak dibelanjakan ke luar negeri. Nah ini akan kita support, kami undang nanti hari Selasa,” paparnya.
Terkait kunjungan Menteri Pertanian, Sekretaris Daerah Sleman, Susmiarto menyambut baik dukungan Kementerian Pertanian dalam mewujudkan Sleman sebagai Sentra Kambing Perah. Dukungan ini dikatakan Susmiarto menjadi motivasi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Kehadiran pak menteri ini tentu sangat memberikan motivasi. Dan tadi sudah dilaporkan pak Dukuh juga bahwa penduduk yang bergerak di sektor peternakan yang sudah dibangun sejak tahun 1990-an ini ekonominya meningkat. Jadi sekarang dampaknya bisa dirasakan masyarakat,” kata Susmisrto.
Selain menekan angka impor, Susmiarto berharap upaya peningkatan produktivitas peternak lokal ini dapat memberikan nilai tambah yang baik bagi ekonomi keluarga maupun masyarakat.