Pemeritahan Kalurahan Margoagung memperingati Hari Jadi ke-77, pada Kamis (7/9). Momen peringatan dilaksanakan di Kantor Kalurahan Margoagung dengan pelaksanaan upacara bendera. Bertindak sebagai inspektur upacara, Lurah Margoagung, Djarwo Suharto. Hadir dalam kesempatan tersebut, Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo, dengan didampingi Panewu Seyegan, Samino, dan jajaran.
Sebanyak 350 peserta yang berasal dari pamong kalurahan, karang taruna, dan tokoh masyarakat mengikuti upacara secara tertib. Salah satu hal yang menarik dari peringatan ini yakni penggunaan baju tradisional Jawa oleh petugas dan peserta upacara. Bukan tanpa sebab, Lurah Margoagung, Djarwo Suharto menyampaikan penggunaan pakaian tradisional ini untuk kembali menanamkan rasa cinta terhadap budaya lokal.
“Dengan diadakan upacara secara adat tradisi ini masyarakat diharapkan akan mengetahui bahwa adat budaya yang adiluhung itu indah dan baik untuk dilestarikan. Dengan berbusana Jawa ini juga menunjukkan bahwa kita adalah orang berbudaya, tahu sopan santun serta unggah ungguh,” jelas Djarwo.
Sebagai bentuk syukur atas peringatan lahirnya Kalurahan Margoagung, dilakukan pemotongan tumpeng oleh Bupati Sleman yang didampingi Lurah Margoagung dan Panewu Seyegan. Bupati Kustini, menyampaikan ucapan selamat hari jadi kepada seluruh pamong dan masyarakat Margoagung. Bupati berharap, dengan peringatan ini dapat menjadi momen untuk mempererat hubungan antar masyarakat.
“Kami sampaikan ucapan selamat kepada seluruh masyarakat Margoagung yang memperingati Hari Jadi Kalurahan ke-77. Semoga dengan peringatan ini dapat menjadi momen untuk meningkatkan kerukunan antar warga dan semoga perekonomian masyarakat juga turut meningkat,” kata Bupati.
Bupati Kustini juga mengapresiasi penggunaan baju tradisional pada upacara tersebut. Hal itu dinilai sebagai salah satu wujud pelestarian budaya. Bupati juga mengajak masyarakat agar terus menjaga budaya dan menerapkan nilai luhur yang terkandung di dalamnya, agar terus lestari di masa depan.
“Kalurahan Margoagung memperingati dengan mengangkat salah satu keistimewaan DIY yakni melalui penggunaan baju tradisional. Hal ini selaras juga dengan peringatan Keistimewaan DIY yang ke-11 belum lama ini. Semoga dapat menjadi inspirasi bagi Kalurahan lain untuk terus menggali potensi sebagai upaya pelestarian budaya,” jelas Bupati.