Upacara adat Saparan Bekakak kembali digelar di Kalurahan Ambarketawang, Kapanewon Gamping, Sleman, pada Jumat (1/9) siang. Acara yang selalu menarik antusias warga ini turut dihadiri oleh Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo.
Acara puncak Saparan Bekakak diawali dengan acara seremonial di lapangan kantor Kalurahan Ambarketawang. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh peserta kirab, serta sejumlah pejabat yang hadir. Kemudian dilanjutkan dengan kirab bekakak menuju situs gunung Gamping. Dalam kirab tersebut turut dimeriahkan dengan adanya sejumlah ogoh-ogoh dengan berbagai bentuk yang unik, pasukan bregada, dan berbagai kesenian lainnya.
Lurah Ambarketawang, Sumaryanto menjelaskan bahwa kegiatan ini rutin diadakan setiap tanggal 15 bulan Sapar dalam penanggulangan Jawa. Upacara ini ditujukan untuk menghormati pengabdian tokoh masyarakat di daerah tersebut, Ki Wirasuta dan istrinya, seorang abdi dalem yang setia terhadap Sri Sultan Hamengkubuwono I atau Pangeran Mangkubumi.
Salah satu acara inti dalam Saparan Bekakak ini adalah membawa kirab bekakak mulai dari kantor Kalurahan Ambarketawang, kemudian menyembelih secara simbolis bekakak tersebut di gunung Gamping. Bekakak sendiri adalah boneka tiruan berbentuk sepasang pengantin yang terbuat dari tepung ketan dan diisi dengan gula merah. Tujuannya ialah untuk memohon keselamatan bagi masyarakat sekitar agar terhindar dari segala macam bencana.
Bupati Sleman, Kustini, mengaku bangga sekaligus mengapresiasi masyarakat Ambarketawang yang telah menggelar kegiatan ini. Menurutnya hal ini adalah wujud greget masyarakat dalam melestarikan budaya yang sudah ada di Ambarketawang sejak ratusan tahun yang lalu. Semangat golong gilig masyarakat Ambarketawang ini menurutnya adalah modal yang penting guna mendorong pembangunan di wilayah tersebut.
“Ini menandakan Kalurahan Ambarketawang masyarakatnya guyup rukun, kompak, dan semangat untuk nguri-uri kebudayaan dan kearifan lokal,” ungkapnya.