Jamasan atau Siraman pusaka Tombak Kyai Turunsih bermakna sebagai pengingat untuk selalu menyucikan hati dan pikiran untuk hidup di peradapan yang lebih baik.
Hal ini disampaikan oleh Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretaris Daerah Kabupaten Sleman, H.Y. Aji Wulantara saat Jamasan Pusaka di Pendopo Rumah Dinas Bupati Sleman, Jumat (11/8/2023).
Salah satu pusaka yang dijamas (disiram) adalah pusaka Kabupaten Sleman yakni Tombak Kyai Turunsih yang merupakan pemberikan Gubernur DIY, Sri Sultan HB X saat Hari Jadi Sleman ke – 85 pada 15 Mei 1999. Penjamasan/Siraman Pusaka Tombak Kyai Turunsih rutin dilakukan setiap Bulan Sura dalam Kalender Jawa, dengan urutan setelah pusaka-pusaka yang ada di Keraton Yogyakarta telah dijamas terlebih dahulu.
Aji mengatakan bahwa Pusaka Tombak Kyai Turunsih merupakan simbol welas asih di Kabupaten Sleman.
“Dilihat dari Pamor Beras Wutah yang dimiliki oleh Pusaka Tombak Kyai Turunsih, yang perlu dimaknai baik oleh pemimpin dan masyarakat agar memiliki jiwa mencintai sesama dan mengedepankan nilai welas asih (kasih sayang).”, kata Aji.
Pamor Beras Wutah juga bermakna bahwa Kabupaten Sleman sebagai lumbung berasnya Provinsi Daerah Instimewa (DIY) Yogyakarta yang harus senantiasa dijaga nilai – nilai agrarisnya.
Aji juga mengatakan jamasan/siraman Pusaka Tombak Kyai Turunsih sebagai bentuk penghargaan terhadap warisan budaya.
“Jangan disalahtafsirkan bahwa jamasan/siraman pusaka tentang kepercayaan terhadap hal – hal berbau klenik, melainkan untuk menghargai yang sudah diwariskan untuk Kabupaten Sleman.”, kata Aji.
Aji berpesan agar generasi baik tua, muda, dan anak – anak menghargai pusaka sebagai warisan orang – orang terdahulu yang sarat makna.
“Sebaiknya pola pikir kita jangan hanya memandang kondisi sekarang saja, tetapi perlu melihat kondisi yang dilakukan oleh orang – orang terdahulu, yang bisa diambil untuk kesempurnaan di masa kini., kata Aji.
Seperti dicontohkan oleh Aji, bahwa pengambilan Pusaka Kyai Tombak Turunsih diinisiasikan pada jam 09.00 WIB yang berarti memiliki arti nilai sempurna dalam kepercayaan orang jawa.
“Angka 9 menurut orang jawa memiliki arti kesempurnaan, sehingga diharapkan nantinya nilai – nilai yang ada di Pusaka Tombak Kyai Turunsih bisa menyebar ke masyarakat,” kata Aji.
Senada dengan Aji, Ketua Abdi Dalem Kabupaten Sleman, KMT Dwijo Jayeng Mardowo mengatakan siraman pusaka menggunakan air kembang setaman bermakna agar pusaka senantiasa harum dan pengolesan minyak cendana atau kantil untuk menghilangkan karat.