Bupati Sleman mengapresiasi serta mendukung penuh pencanangan Desa Wisata Tanjung sebagai Traditional Healing and Relaxing Tourism guna meningkatkan geliat pariwisata di Desa Wisata Tanjung tersebut. “Pemkab Sleman akan selalu membantu dan mendorong, agar nanti terjalin kerjasama yang baik,” ujarnya.
Dikatakan bahwa kearifan lokal seperti pijat tradisional dan produksi jamu yang ada di Desa Wisata Tanjung ini perlu dipromosikan sebagai wisata kesehatan yang ada di Kabupaten Sleman. Begitu pun dengan sejarah munculnya kearifan lokal tersebut menurutnya juga perlu diangkat agar wisatawan tertarik untuk mengunjungi Desa Wisata Tanjung.
“Dengan begitu diharapkan nantinya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sini,” kata Kustini.
Sementara ketua panitia kegiatan tersebut, Saptono Budi Samudra, menerangkan bahwa Joglo Tanjung tersebut merupakan cagar budaya yang telah berusia lebih dari 200 tahun. Joglo tersebut awalnya adalah kantor Kepala Desa Tanjung, yang kemudian pada saat era perang kemerdekaan Indonesia dialihfungsikan menjadi rumah sakit bagi para pejuang kemerdekaan.
“Atas dasar historis ini, akhirnya kami lakukan penelitian. Dan ternyata keberadaan rumah sakit ini mungkin karena masyarakat di sini punya potensi di bidang kesehatan. Diantaranya pijat tradisional dan kemampuan membuat jamu,” jelasnya.
Berdasarkan hal tersebut, ia menyebut pihaknya bermaksud mengangkat potensi wisata kesehatan di Desa Wisata Tanjung, selain wisata budaya dan pendidikan yang telah menjadi ciri khasnya sejak desa wisata ini didirikan pada tahun 2001.
Festival Traditional Healing and Relaxing Tourism di Desa Wisata Tanjung ini diadakan selama tiga hari, yakni mulai tanggal 26 sampai 28 Mei 2023. Festival ini juga dimeriahkan dengan berbagai kegiatan, diantaranya gebyar UMKM, berbagai kesenian tradisional, dan senam masal.