Singkong Diolah Jadi Bolu Koja di Peringatan Hari Pangan
Saat ini kita dipusingkan dengan naiknya harga berbagai komoditas pangan. Bahkan kenaikan harga komoditas pengan tersebut, menyebabkan menurunnya tingkat kesejahteraan masyarakat kita. Perubahan iklim akibat pemanasan global serta serangan hama, yang mengakibatkan terganggunya produksi berbagai komoditas pangan, memang menyebabkan naiknya berbagai kebutuhan pangan. Namun jika kita merenung, kondisi ini, sebenarnya juga disebabkan karena kita kurang mandiri dan sangat tergantung dengan produk-produk pangan dari luar. Oleh karena itu, kita harus mandiri, kita harus mampu memproduksi sendiri berbagai kemoditas pangan. Bahkan kita bisa menjadi produsen, yang tidak lagi menjadi penerima harga, namun menjadi pihak yang menentukan harga. Hal tersebut disampaikan penjabat bupati sleman Gatot Saptadi saat peringataan Hari pangan Sedunia di Halaman Dinas Pertanian Perikanan dan kehutanan Kabupaaten sleman Rabu 7 Oktober 2015.Lebih lanjut disanmpaikan bahwa kemandirian paangan, harus dimulai dari lingkup yang kecil, yaitu keluarga. Masing-masing keluarga harus berupaya menjadi produsen berbagai komoditas pangan. Tidak harus terlebih dahulu memiliki modal yang besar, atau lahan yang luas, tetapi cukup dengan kemauan serta pekarangan sekitar, dapat dijadikan modal dalam mewujudkan kemandirian pangan.
Di sekitar kita, seringkali kita jumpai lahan-lahan pekarangan yang terbengkalai. Pekarangan kita sebagai lahan yang produktif. Terlebih lahan pertanian yang semakin menyempit dari tahun ketahun, membutuhkan terobosan dan kreativitas untuk tetap bisa mewujudkan ketahanan pangan, tambah Gatot Saptadi.
Dengan ketekunan dan keseriusan, kita usahakan berbagai komuditas pangan, pertanian, perkebunan, peternakan, atau perikanan. Jika hal ini, kita usahakan dengan penuh ketekunan dan keseriusan, maka hasilnya akan bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarga, bahkan kita bisa berkreasi dan kita jual sehingga bisa menambah penghasilan keluarga kita.
Tantangan yang menjadi perhatian ditahun mendatang adalah diberlakukannya pasar bebas Asia dan hal ini menjadi perhatian Kabupaten Sleman untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi Asia (MEA). Masalah dan tantangan Kabupaten Sleman terkait MEA adalah pola konsumsi pangan yang masih terdominasi beras, sementara produksi beras terkendala ketersediaan air irigasi dan semakin menyempitnya lahan persawahan yang terus terdesak konversi lahan sawah ke non pertanian.
Tak dapat disangkal bahwa upaya pendayagunaan diversifikasi pangan telah dilakukan namun perkembangannya masih sangat lambat – sangat jauh dari harapan. Diversifikasi pangan dapat meningkatkan ketahanan pangan sehingga dapat dipandang sebagai salah satu pilar pemantapan ketahanan pangan.
Disisi lain, kemampuan Pemerintah Kabupaten Sleman untuk memenuhi kebutuhan pangan ditentukan oleh kemampuannya dalam mengelola sumberdaya pertanian yang ada untuk memenuhi kebutuhan pangan seluruh masyarakat secara berkelanjutan. Peringatan Hari Pangan Sedunia ke-35 Kabupaten Sleman kali ini memiliki makna penting, bahwa perwujudan ketahanan pangan di Kabupaten Sleman adalah tanggungjawab bersama yang harus dilaksanakan bagi keberlanjutan peradaban manusia dalam upaya Membangun Kemandirian Pangan Dan Meningkatkan Daya Saing Berbasis Sumberdaya Lokal Dalam Menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi Asia).
Dalam peringatan hari pangan sedunia tersebut juga diadakan berbagai lomba masakan, yaitu lomba olahan basah berbahan baku Singkong juara I dari Kecamatan Mlati dengan nama masakan Bolu Koja Singkong, juara II dari Kecamatan Kalasan dengan nama masakan Singkong Lapis Kawung,juara III Kecamatan Ngaglik daengan nama masakaan Singkong Ragil. Lomba olahan kering berbahaan baku Singkong juara I dari Kecaamatan Pakem dengan nama olahan Semple Singkong, juara II dari Kecamatan Mlati dengan nama masakan Coin Casava Almond Cookies, juara III dari Kecamatan Gamping dengan nama masakan Pie Pastry Bumbu Pecel.
Sedang lomba olahan lauk dari Daging Mentok juara I Kecamatan Godean dengan nama masakan Entok Kari Tersembunyi Saus Laut Merah, juara II dari Kecamatan Depok dengan nama masakan Galantin Entok Komplit, juara III dari kecamatan Pakem dengan nama masakan Lasaena Mentok. Lomba olahan buah dan sayur juara I Kecamatan Pakem, juara II Kecamatan Sleman dan juara III Kecamatan Berbah. Sementara lomba masak serba ikan air tawar juara I Kecamatan Godean, juara II Kecamatan Pakem dan juara III Kecamataan Ngemplak. Para juara menerima hadiah berupa antara lain peralatan dapur yang diserahkan penjabat bupati sleman yang pada kesempatan tersebut didampingi Kepala Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan kabupaten sleman Ir. Widi Sutikno.