Puncak acara hari Jadi ke 102 Kabupaten sleman tahun 2018, Selasa (15/5) berlangsung meriah. Acara didahului dengan penyerahan dokumen dari juru kunci atau Pengageng Ambarukmo kepada ketua I panitia Hari Jadi Sleman Ir. Arif Pramana, MT. Dokumen selanjutnya dikirab (Kirab Bedhol Projo)dengan menaiki kereta kuda (andong) sejumlah 25 kereta.
Urutan kirab bregodo tersebut terdiri dari 4 pasukan berkuda, komunitas sepeda onthel kuno, diikuti kereta yang dinaiki panitia hari jadi Kabupaten, kereta dimas diajeng Sleman dan diikuti bregodo camat dan kepala desa. Sebagai pembuka jalan diawali dengan kesenian gamelan yang dimainkan live di atas kendaraan tronton terbuka.
Kirab mengawal dokumen dari Ambarukmo tersebut dengan menyusuri Jalan Solo ke arah Barat, Perempatan Tugu, sampai perempatan Pingit, menyusuri jalan Magelang dan kumpul di Tugu Adipura Mulungan, selanjutnya berangkat menuju Pendopo Parasamya kabupaten Sleman dengan jalan kaki.
Prosesi Bedhol Projo merupakan sebuah upaya merekonstruksi salah satu peristiwa bersejarah pada masa Bupati Sleman dijabat oleh KRT Murdodiningrat tahun 1964, memindah pusat pemerintahan Kabupaten Sleman dari Petilasan Dalem Pendopo Ambarukmo ke Desa Beran, Tridadi, Sleman.
Puncak acara hari Jadi Kabupaten sleman tahun 2018 ditandai dengan Upacara di Lapangan Denggung Selasa, 15 Mei 2018. Dalam puncak acara tersebut beberapa Bregodo di kabupaten sleman ditampilkan, antara lain Cucuk lampah, Pembawa pusaka dan Rontek, Bregada BSW Gamping, Bregada Abdi dalem Kabupaten Sleman, Bregada Paguyuban Sekar Sedah, Bregada Gandrungarum Cangkringan, dan lainnya. Di samping beberapa bregada yang mengikuti upacara, dari PNS/BUMD Sleman serta bregodo prajurit upacara adat se Kabupaten Sleman.
Dari beberapa Bregada tersebut diberangkatkan dari lima titik , yaitu dari Pendopo Parasamya kabupaten sleman, Perempatan KPU, Jalan Gito-Gati dan Mulungan. Acara diawali dengan pengambilan pusaka Tumbak Kyai Turunsih, Lambang Sleman, Mega Ngampak, Bendera Merah Putih dan Umbul-umbul yang selanjutnya dikirab menuju Lapangan Denggung. Bersamaan dengan pengguntingan buntal tanda dimulainya kirab pusaka tumbak Kyai Turun Sih hujan mengguyur wilayah Sleman dan sekitarnya, namun hal tersebut tidak menyurutkan semangat untuk melaksanakan kirab.
Upacara dipimpin oleh Inspektur Upacara Bu;pati Sleman Drs. H. Sri Purnomo, MSI. Pada Upacara Puncak Hari Jadi ke 102 Kabupaten Sleman, Bupati Sleman Sri Purnomo membacakan sambutan Gubernur dengan menggunakan bahasa Jawa senada dengan seluruh peserta upacara yang semuanya menggunakan busana Jawa serta seragam bregodo keprajuritan kebesaran masing2.
Gubernur DIY dalam sambutannya antara lain menyampaikan ucapan selamat hari jadi ke 102 Kabupaten Sleman dengan harapan dapat menjadikan Sleman semakin maju dan berkembang dengan semangat Sleman Sembada. Dengan Adanya otonomi daerah sudah menunjukkan sinyal perubahan paradigma yakni paradigma pertumbuhan menuju pemerataan pembangunan yang lebih adil dan merata.
Pemerintah daerah diharapkan bisa mengambil inisiatif dalam merumuskan kebijakan daerahnya sesuai aspirasi, potensi juga sosio kultural masyarakat. “Sudah saatnya pemerintah daerah merancang dan melaksanakan program yang sesuai dengan kondisi lokal dengan kekuatan dan tanggung jawab yang sungguh-sungguh,” kata Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono ke X.
Menurutnya peringatan hari jadi ini juga diharapkan menjadi momentum untuk mengevaluasi jalannya otonomi daerah yang seharusnya dilihat permasalahan secara bersama-sama yang intinya daerah jangan mementingkan kepentingan daerahnya saja harus tetap dijunjung prinsip toleransi dengan daerah tetangga. Diharapkan daerah tidak hanya memanfaatkan peluang kebebasan tetapi juga mengembangkan sikap dialogis, negosiatif, persuasif, komunikatif dan sama-sama mengetahui dalam pelaksanaan pembangunan Indonesia baru.
Untuk memeriahkan acara dilapangan Denggung juga dipentaskan tari kolosal oleh sekitar 50 penari yakni tari Gempita Sembada yang menceriterakan tentang kesiapan masyarakat Sleman untuk mensukseskan dan menjunjung tinggi pesta demokrasi 2019. Di akhir rangkaian upacara dilakukan pelepasan 102 ekor burung merpati oleh Bupati Sleman, Ketua DPRD Sleman dan Wakil Bupati Sleman, serta devile pasukan peserta upacara yang mendapat sambutan yang cukup meriah dari tamu undangan dan masyarakat yang menyaksikan.