Puncak acara hari Jadi Kabupaten sleman ke 99 tahun 2015 ditandai dengan Upacara di Lapangan Denggung Jumat 15 Mei 2015. Dalam puncak acara tersebut beberapa Bregodo di kabupaten sleman ditampilkan sebanyak 51 Bregada, antara lain Cucuk lampah, Pembawa pusaka dan Rontek, Bregada BSW Gamping, Bregada Abdi dalem Kabupaten Sleman, Bregada Paguyuban Sekar Sedah, Bregada Gandrungarum Cangkringan, dll Disamping beberapa bregada yang mengikuti upacara , juga ada bregada Pamaos Donga dari Kemenag Sleman.
Dari beberapa Bregada tersebut diberangkatkan dari lima titik , yaitu dari Pendopo Parasamya Kabupaten Sleman, Perempatan KPU, Ngancar Kidul, Jalan Gito-Gati dan Mulungan. Acara diawali dengan pengambilan pusaka Tumbak Kyai Turunsih, Lambang Sleman, Mega Ngampak, Bendera Merah Putih dan Umbul-umbul yang selanjutnya dikirab menuju Lapangan Denggung. Upacara dipimpin oleh Inspektur Upacara Sekda DIY Drs. Ihsanuri mewakili Gubernur DIY. Dalam sambutannya, Gubernur DIY mengatakan diantaranya bahwa sebagai bukti kewajiban dan tanggungjawab kita sebagai masyaraat untuk mengamalkan sasanti yang tertulis dalam Wedatama yaitu “ngelmu iku kalakone kanti laku”. Hal ini dikarenakan semua petuah agung dan pitutur luhur peninggalan leluhur tersebut tidak hanya terhenti dalam wacana lisan namun bisa terlaksana jika dilakukan dengan tindakan dalam kehidupan. hal ini berarti bahwa tuntunan normatif harus menjadi tatanan aplikatif. tidak hanya memahami isi “tembung”, WHAT IS, namun wajib meuwujudkan “tembang”, WHAT FOR, yang mengejawantah dengan tindakan dan perilaku.
Sedangkan Bupati Sleman dalam sambutannya mengatakan peringatan Hari Jadi Kabupaten Sleman kali ini, merupakan peringatan hari jadi yang ke-99. Pada tahun ini pula, merupakan tahun terakhir pelaksanaan RPJMD tahun 2010 – 2015. Selama 99 tahun, Kabupaten Sleman telah melwati berbagai dinamika baik politik, ekonomi, sosial, maupun budaya. Sehingga selama 99 tahun tersebut, telah membentuk kontruksi masyarakat dengan ciri khas sebagai masyarakat Sleman yang SEMBADA dan menjadi bagian yang tidak terpisahakan dari Daerah Istimewa Yogyakarta. Masyarakat dan budaya Sleman menjadi salah satu sokoguru keistimewaan Yogyakarta. Dan sebaliknya, Keistimewaan Yogyakarta menjadi payung agung yang ngayomi, ngiyupi, dan ngayemi masyarakat dan budaya Sleman.
Nilai-nilai budaya senantiasa menjadi kunci keberhasilan pembangunan dan pemerintahan di Kabupaten Sleman. Nilai-nilai budaya adiluhung yang termanifestasikan dalam kearifan lokal masyarakat, semangat kebersamaan dan kegotong royongan, serta peduli kepada sesama, menjadi modal dasar dalam menggerakkan roda pembangunan dan pemerintahan. Pemerintah dan masyarakat terus berupaya membumikan nilai-nilai budaya adilihung ini, dalam membangun karakter generasi Sleman yang tanggap, terampil, tangguh, berdaya saing, dan berbudi pekerti luhur.
Untuk memeriahkan acara dilapangan Denggung juga dipentaskan tari Tepak-Tepak Pawestri garapan Eko Ferianto, SSn dengan 75 penari yang menggambarkan kegiatan masyarakat dalam bercocok tanam. Hal ini mengingatkan bahwa sebagai lumbung beras DIY Sleman perlu dipertahankan mengingat lahan pertanian saat ini terus berkurang untuk pembangunan fisik.
Diakhir acara juga dilakukan pelepasan balon berhadiah oleh Sekretaris Daerah Provinsi DIY, Bupati Sleman dan Ketua DPRD Sleman, serta devile pasukan peserta upacara yang mendapat sambutan yang cukup meriah dari tamu undangan dan masyarakat yang menyaksikan.
Upacara Puncak Hari Jadi Sleman ke 99, juga dilakukan di Kantor Kecamatan dan setiap sekolah di Kabupaten Sleman dengan guru dan siswa juga memakai pakaian kebaya adat Jawa bagi perempuan dan laki-laki memakai Surjan Mataraman Jangkep dengan tata upacara menggunakan tata Upacara Adat Ngayogyakarto Hadiningrat. Kegiatan ini dimaksudkan agar hari jadi dapat memasyarakat karena Hari Jadi bukan merupakan milik Pemkab Sleman tetapi merupakan milik masyarakat Kabupaten Sleman dan lebih mengenalkan budaya daerah kepada para siswa. Sementara itu seluruh pegawai Pemkab Sleman diwajibkan memakai kebaya adat Jawa bagi PNS perempuan dan untuk PNS Laki-laki memakai Surjan Mataraman Jangkep. ***