Arsip Kategori: Hari Jadi Sleman

16
May

Prosesi Bedhol Praja Awali Peringatan 1 Abad Sleman


Puncak acara hari Jadi satu abad  Kabupaten sleman tahun 2016 didahului dengan penyerahan dokumen dari juru kunci /pengageng Ambarukmo kepada ketua pantia hadi jadi satu abad sleman Sukarno, SH. Hadir pada kesempatan tersebut semua camat dan kepala desa se kabupaten sleman. Untuk memeriahkan , terutama menandai satu abad kabupaten sleman tersebut semua punggawa yang terdiri dari camat, Kepala desa, Dimas/diajeng kabupaten sleman dan beberapa bregodo dengan menaiki kereta/andong sebanyak 25 kereta. Urutan kirab bregodo tersebut pertama pasukan berkuda yang terdiri tiga prajurit diikuti kereta yang dinaiki ketua panitia dan Kabag Organisasi, kereta dimas/diajeng dan diikuti pasukan/bregodo Camat dan kepala desa. Sebagai pembuka jalan diawali dengan kesenian gamelan yang dimainkan live di atas kendaraan tronton.
Kirab mengawal dokumen dari Ambarukmo tersebut dengan menyusuri  Jalan Solo ke arah barat sampai perempatan Pingit, menyusuri jalan Magelang dan kumpul di Tugu Adipura Mulungan, selanjutnya berangkat menuju Pendopo Parasamya kabupaten sleman dengan jalan kaki. Mekipun hujan deras namun tidak mengendorkan semangat bregodo untuk mengawal dokumen bersejarah tersebut.
DI Pendopo Parasamya dokumen yang dibawa dari Ambarukmo tersebut oleh ketua panita hari jadi satu abad sleman diserahkan kepada Bupati Sleman Sri Purnomo didampingi seluruh pejabat Pemkab Kabupaten Sleman. Prosesi Bedhol Projo merupakan sebuah upaya merekonstruksi salah satu peristiwa bersejarah pada masa Bupati Sleman dijabat oleh  KRT Murdodiningrat tahun 1964, memindah pusat pemerintahan Kabupaten Sleman dari Petilasan Dalem Pendopo Ambarukmo ke Desa Beran, Tridadi, Sleman. Pada masa ini pula Kabupaten Daerah Tingkat II Sleman memiliki lambang daerah dengan bentuk persegiempat yang melambangkan prasaja dan kekuasaan.
Pemaknaan filosofis dengan dipindahkannya pusat pemerintahan saat itu adalah untuk lebih mendekatkan pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Lokasi pusat pemerintahan berada di Desa Beran Kecamatan Sleman merupakan lokasi yang strategis berada pada tengah-tengah wilayah Kabupaten Sleman. Dengan momentum usia 1 abad  dan mengingat kembali nilai-nilai semangat bedhol projo, Pemerintah Kabupaten Sleman kembali menyegarkan semangat pengabdiannya untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat Kabupaten Sleman.

 

16
May

Sultan HB X, Pimpin Langsung Peringatan 1 Abad Sleman


Puncak acara hari Jadi satu abad Kabupaten sleman tahun 2015 ditandai dengan Upacara di Lapangan Denggung Minggu 15  Mei 2015. Dalam puncak acara tersebut beberapa Bregodo di kabupaten sleman ditampilkan sebanyak 67 Bregada, antara lain Cucuk lampah, Pembawa pusaka dan Rontek, Bregada BSW Gamping, Bregada Abdi dalem Kabupaten Sleman, Bregada Paguyuban Sekar Sedah, Bregada Gandrungarum Cangkringan, dll  Disamping beberapa bregada yang mengikuti upacara , juga ada bregada Pamaos Donga dari Kemenag Sleman.
Dari beberapa Bregada tersebut diberangkatkan dari lima titik , yaitu dari Pendopo Parasamya kabupaten sleman, Perempatan KPU, Ngancar Kidul, Jalan Gito-Gati dan Mulungan. Acara diawali dengan pengambilan pusaka Tumbak Kyai Turunsih, Lambang Sleman, Juaja Mega Ngampak, Bendera Merah Putih dan Umbul-umbul yang selanjutnya dikirab menuju Lapangan Denggung. Upacara dipimpin oleh Inspektur Upacara Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X.
Pada Upacara Puncak Hari Jadi ke 100 Kabupaten Sleman,  Bupati Sleman Sri Purnomo melaporkan, peringatan Hari Jadi Kabupaten Sleman kali ini, merupakan peringatan satu abad usia Kabupaten Sleman. Kabupaten Sleman telah melwati berbagai dinamika baik politik, ekonomi, sosial, maupun budaya. Sehingga selama satu abad tersebut, telah membentuk kontruksi masyarakat dengan ciri khas sebagai masyarakat Sleman yang SEMBADA dan menjadi bagian yang tidak terpisahakan dari Daerah Istimewa Yogyakarta. Masyarakat, dan budaya Sleman menjadi salah satu sokoguru keistimewaan Yogyakarta. Dan sebaliknya, Keistimewaan Yogyakarta menjadi payung agung yang ngayomi, ngiyupi, dan ngayemi masyarakat dan budaya Sleman.
Lebih lanjut Sri Purnomo melaporkan bahwa Tema dalam peringatan 1 abad Kabupaten Sleman adalah “DENGAN HARI JADI KE-100 KABUPATEN SLEMAN KITA KEDEPANKAN NILAI-NILAI BUDAYA DALAM MEWUJUDKAN MASYARAKAT SLEMAN SEMBADA”. Nilai-nilai budaya senantiasa menjadi kunci keberhasilan pembanguan dan pemerintahan di Kabupaten Sleman. Nilai-nilai budaya adiluhung yang termanifestasikan dalam kearifan lokal masyarakat, semangat kebersamaan dan kegotong royongan, serta peduli kepada sesama, menjadi modal dasar dalam menggerakkan roda pembangunan dan pemerintahan. Pemerintah dan masyarakat terus berupaya membumikan nilai-nilai budaya adilihung ini, dalam membangun karakter generesi Sleman yang tanggap, terampil, tangguh, berdaya saing, dan berbudi pekerti luhur.
Dengan bersendikan pada nilai-nilai budaya ini pula, berbagai tantangan dan hambatan yang mendera masyarakat Sleman, dapat kami atasi.  Namun dengan berlandaskan pada nilai-nilai budaya, masyarakat Sleman dapat segera bangkit, dan terus berupaya mewujudkan visi pembangunan yang kami tetapkan yaitu mewujudkan masyarakat Sleman yang lebih sejahtera, berdaya saing, dan berkeadilan gender.
Gubernur DIY dalam sambutannya antara lain menyampaikan Sabda Tama bahwa  dalam pemperingati hari jadinya ke 100  Kabupaten Sleman diharapkan akan dapat membawa masyarakat Sleman lebih sejahtera lagi, sebagaimana yang tertuang dalam slogan dan harapan masyarakat Sleman, yaitu Sleman Sembada.
Untuk mewujudkan Sleman yang Sembada harus dimulai dari  aksi nyata hal-hal yang kecil, termasuk sebagai PNS Kabupaten Sleman harus bersatu padu dengan seluruh elemen masyarakat  untuk mewujudkan Sleman Sembada, tanpa sinergitas seluruh elemen maka Sleman Sembada sulit untuk terwujud. Sri Sultan juga meminta untuk tetap memperhatikan budaya dan hukum sebagai pedoman dalam melaksanakan tata pemerintahan dan tata kemasyarakatan di Kabupaten Sleman.
Untuk memeriahkan acara dilapangan Denggung juga dipentaskan tari kolosal ASTUNGKARA SEMBADA  karya Adityanto Aji dengan sutradara  Feri Catur Haryanto, penata tari  Ari Kusumaningrum, Anang Wahyu Nugroho, Indra Wijaya dan Setiawan Jalu P . penata iringan  Aji Santoso Nugroho, dan penata busana oleh Agus Marwanto. Sinopsis ASTUNGKARA SEMBADA menggambarkan  Doa untuk merkamuran dan kejayaan Kabupaten Sleman pada masa datang. Sajian tari menceritakan perjalanan Kabupaten Sleman yang diawali  Rijksblad no. 11 Tahun 1916 tanggal 15 Mei 1916 yang membagi wilayah Kasultanan Yogyakarta dalam 3 Kabupaten, yakni Kalasan, Bantul, dan Sulaiman (yang kemudian disebut Sleman), erupsi Merapi dengan budaya labuhan Merapi,  kekacauan yang terjadi saat jaman  penjajahan Jepang,  dan diakhiri dengan munculnya KRT Pringgodiningrat dari dalam Tugu Sleman Sembada sebagai sosok Bupati pertama Sleman (1945-1947).
Diakhir rangkaian Upacara  dilakukan pelepasan  100 ekor burung merpati oleh Gubernur DIY dan Bupati sleman, serta devile pasukan peserta upacara yang mendapat sambutan yang cukup meriah dari tamu undangan dan masyarakat yang menyaksikan.
Upacara  Puncak Hari Jadi Sleman ke 100, juga dilakukan di Kantor Kecamatan dan setiap sekolah di Kabupaten Sleman dengan guru dan siswa juga memakan pakaian  kebaya adat Jawa bagi perempuan dan laki-laki memakai Surjan Mataraman Jangkep dengan tata upacara menggunakan tata Upacara Adat Ngayogyakarto Hadiningrat. Kegiatan ini dimaksudkan agar hari jadi dapat memasyarakat karena  Hari Jadi bukan merupakan milik Pemkab Sleman tetapi merupakan milik masyarakat Kabupaten Sleman dan lebih mengenalkan budaya daerah kepada para siswa. Sementara itu seluruh pegawai Pemkab Sleman diwajibkan memakai kebaya adat Jawa bagi PNS perempuan dan untuk PNS Laki-laki memakai Surjan Mataraman Jangkep. Dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat juga diwajibkan menggunakan bahawa Jawa Kromo.

 


13
May

Sleman Adakan Gelar Kreativitas Anak Usia Dini

Pemerintah Kabupaten Sleman mengadakan Gelar Kreativitas Anak Usia Dini. Kepala Dians Pendidikan Pemudan dan Olahraga Sleman Arif Haryono mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat atas pentingnya pendidikan usia dini. Kegiatan ini juga untuk menumbuhkembangkan daya kreasi dan inovasi anak melalui kegiatan edukatif. Arif menambahkan kegiatan ini juga untuk mensinergikan unsur pendidikan usia dini yaitu guru atau pendidik, anak usia dini, pemerintah dan masyarakat agar memberikan kontribusi terbaik demi masa depan anak sekaligus mempererat jalinan kerjasama antara pemerintah, praktisi dan masyarakat terhadap kegiatan pendidikan anak usia dini.

Gelar  Kreativitas Anak Usia Dini kabupaten sleman 2016 yang berlangsung di lapangan Pemda Kamis, (12/5) diikuti  1000 anak dari 100 lembaga PAUD (TK,KB,TPA,SPS) dikabupaten Sleman. Kegiatan dibuka oleh wakil bupati sleman Dra. Sri Muslimatun, M.Kes yang ditandai dengan pemukulan Gong.

Sementara itu Bupati Sleman dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Wakil Bupati Sleman antara lain menyampaikan bahwa Gelar Kreativitas Anak Usia Dini adalah momen yang strategis untuk meningkatkan rasa percaya diri anak-anak dalam menunjukkan kreativitasnya. Upaya tersebut diharapkan mampu mempersiapkan generasi yang berkualitas dengan pendidikan yang tepat bagi anak-anak kita.

Perkembangan PAUD di Sleman selama 5 tahun terakhir mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Pada tahun 2010 tercatat ada 185 kelompok bermain, 87 taman penitipan anak (TPA) , dan 542 satuan PAUD sejenis. Jumlah kelompok bermain meningkat 58 kelompok di tahun 2015 menjadi 243 lembaga kelompok bermain dengan total anak didik sebanyak 6.843 siswa. Peningkatan jumlah peserta didik juga meningkat menjadi 2.512, meningkat 294 dari 5 tahun sebelumnya.

Lebih lanjut disampaikan bahwa data pada akhir tahun 2015 terdapat 64.620 anak usia 0-6 tahun di Kabupaten Sleman. Dari jumlah tersebut 2.512 menjadi peserta didik di 87 lembaga TPA, 6.843 anak menjadi peserta didik di 243 kelompok bermain, 11.208 anak menjadi peserta didik di 290 Satuan PAUD Sejenis, sedangkan 29.953 siswa dilayani melalui lembaga PAUD formal di TK dan Radhatul Authfal.

Jumlah warga belajar tersebut tentu saja merupakan tantangan sekaligus peluang bagi Sleman untuk memberikan pendidikan yang terbaik bagi mereka. Hal tersebut dikarenakan pada usia emas tersebut akan lebih mudah untuk menstimulasi kreativitas dan pembentukan karakternya.

Sejumlah penelitian menyatakan bahwa 50% kapabilitas kecerdasan orang dewasa telah mulai berkembang ketika anak berumur 4 tahun dan mencapai puncaknya pada saat anak berusia 18 tahun. Maka tidak salah jika usia dini merupakan momentum paling krusial dalam pembentukan karakter dan kepribadian seseorang.

Usia 0-6 tahun merupakan masa dimana otak menerima dan menyerap berbagai macam informasi tanpa membedakan baik atau buruk. Masa ini perkembangan fisik, mental maupun spiritual anak akan mulai terbentuk. Karena itu masa ini kita sebut sebagai golden age yang jika terlewatkan tidak akan dapat diulang kembali. Pemberian kesempatan pada usia dini akan mengoptimalkan kreativitas dan menentukan keberhasilan perkembangan anak selanjutnya.

Setiap orang pada dasarnya memiliki bakat kreatif tanpa kecuali dengan berbagai macam bakat yang dimilikinya. Satu hal yang penting adalah, bahwa ditinjau dari segi pendidikan, bakat kreatif dapat ditingkatkan, jika dipupuk sejak dini. Bila bakat kreatif tersebut tidak dipupuk maka bakat tersebut tidak akan berkembang, bahkan menjadi bakat terpendam, yang tidak dapat diwujudkan.

Untuk mendukung daya kreativitas anak dibutuhkan dukungan berbagai pihak. Orang tua merupakan orang terdekat yang wajib merangsang kreativitas anak dengan memberi kesempatan untuk menunjukkan ketertarikan dan bakat. Dengan demikian anak akan tampil percaya diri akan kemampuannya. Kreativitas anak akan optimal jika didukung dengan pemberian perhatian pada kesehatan anak, penyediaan makanan sehat dan bernutrinisi serta pelayanan pendidikan yang memadai.

Kreativitas merupakan salah satu potensi yang dimiliki anak yang perlu dikembangkan sejak usia dini. Setiap anak memiliki bakat kreatif yang unik bergantung dengan kepribadiannya. Tugas kitalah untuk memancing kreativitas ini. Dukung rasa ingin tahu anak dengan memberinya kebebasan bereksplorasi. Jangan terlalu mengekang anak dengan terlalu banyak aturan meski juga tetap memberikan pengawasan dan kebebasan yang bertanggung jawab.

Mengingat demikian pentingnya kreativitas, maka kita sebagai orang tua dan para pendidik anak usia dini dituntut untuk memahami bahwa tiap anak memiliki pribadi yang berbeda. Untuk mengembangkan daya kreativitas ini dapat dirangsang dan dieksplorasi melalui kegiatan bermain sambil belajar sebab bermain merupakan sifat alami anak. Kreativitaslah yang memungkinkan manusia untuk meningkatkan kualitas dan taraf hidupnya. Ditambahkan wakil bupati sleman paada kesempatan tersebut wakil bupati menitipkan pada pengasuh PAUD untuk mendidik generasi milenium aagar menjadi generasi emas.

Hadir pada kesempatn tersebut antara lain Bunda PAUD Sleman Hj. Kustini Sri Purnomo, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Arif Haaryono, SH, wakil ketua DPRD Sleman, dll. Bunda  PAUD pada kesempatan tersebut juga memotong Buntal dan pelepasan balon sebagai tanda dibukanya Gelar Kreativitas anak usia dini.

Pada kesempatan tersebut juga diserahkan beberapa kejuaraan yaitu lomba menyanyi juaraa I Feezyla Putri Revaniea dari KB Arif Rahman Hakim Depok, lomba dolanan anaak juara I TK ABA Bayen Purwomartanio Kalasan, lomba mewarnai juara I  Nadia Khansa Aqila dari SPS Widowati Kecamatan Kalasan, lomba Melukis juara I Akhtar Alma Ernesta dari TK IT Baitussalam Kec. Prambanan, lomba lembaga PAUD Inovatif yang terdiri  lembaga kelompok bermain juara I KB Aisyiah Az-Zahra Gandu  Sendangtirto Berbah, lembaga taman penitipan anak juara I TPA IT Nurul Islam Jl. Ringroad barat nogotirto Gamping, lembaga satuan PAUD Sejenis juara I SPS Anak Brialian dari Paten Tridadi Sleman, lomba  pendidik PAUD  Berprestasi yang terdiri pendidik kelompok bermain juara I Evi Nuryani Pujiningsih, Spd.I dari KB Maasjid Kaampus UGM Depok, pendidik taman penitipan anak juara I  Yunita Setyaningsih, SE dari  TPA Al Kindy Kalasan, pendidik satuan PAUD sejenis juara I Rosalia Hera Novita Sari, Spd.  Sementara itu sebagai juara III pendidik Taman Penitipan Anak atas nama  RENI NURSITAWATI, A.Md yang bersangkutan telah dipanggil Yang Maha Kuasa pada tanggal 9 Mei 2016 pada Usia 37 tahun.  Dan berhak sebagai juaraa umum lomba PAUD se kabupaten sleman adaalah kecamataan Sleman. Penyerahan hadiah dan piala lomba oleh Bunda PAUD Sleman Hj. Kustini Sri Purnomo.

Isi situs bersifat informatif bukan merupakan legal opinion dari Pemerintah Kabupaten Sleman. Apabila terdapat data elektronik based yang berbeda dengan data resmi paper,
maka yang menjadi acuan adalah data resmi paper based.