12
May
Dalam rangka memperingati Hari Jadi Kabupaten Sleman ke-101, Tim Penggerak PKK Kabupaten Sleman menyelenggarakan lomba busana Kejawen gaya Yogyakarta di Pendopo Rumah Dinas Bupati, Rabu (10/5).
Ketua TP PKK Kabupaten Sleman Kustini Sri Purnomo menyampaikan bahwa peserta lomba merupakan TP PKK Kecamatan dan desa se-Kabupaten Sleman. Selain untuk memeriahkan Hari Jadi Kabupaten Sleman, lomba tersebut juga bertujuan untuk nguri-uri budaya khusunya baju adat Kejawen Ngayogyakarta Hadiningrat.
“Lomba ini diharapkan dapat menambah pengetahuan peserta bagaimana menggunakan baju Jawa Yogyakarta yang benar sesuai dengan pakem-pakemnya”, kata Sri Purnomo.
Dalam lomba tersebut Desa Trihanggo menjadi Juara I dan berhak mendapat uang pembinaan sebesar Rp 1.000.000,-, juara II diraih Kecamatan Mlati dan mendapat uang pembinaan Rp 750.000,-, juara III Kecamatan Prambanan mendapat uang pembinaan Rp 500.000,-, harapan I Kecamatan Gamping mendapat uang pembinaan Rp 400.000,-, serta harapan II diraih Desa Pandowoharjo dan mendapat uang pembinaan Rp 350.000,-.
8
May
Kemeriahan hari jadi Sleman ke 101 tahun 2017 nampak di hari Minggu, 7 Mei 2017. Berbagai kegiatan dan lomba dilaksanakan bersamaan ditempat yang berbeda, seperti lomba Lari Sembada 15 K di Stadion Tridadi, lomba Burung Berkicau Piala Pakualam di Lapangan Pemda Sleman, Gelar Senam Sehat Sekaligus ulang tahun Persit Candra Kirana KODIM Sleman di Lapangan Denggung, dan lomba panahan tradisional gaya Mataram (Jemparingan) di Lapangan Pandowoharjo Sleman.
Pelaksanaan lomba lari 15 K dilepas Bupati Sleman Drs. H. Sri Purnomo, MSI, diikuti kurang lebih 800 peserta. Lomba ini mempertandingkan untuk tingkat SD putri juara I diraih Mutiara P SD Muh Gendol, untuk SD putra juara I diraih Luken SDN Sentul, untuk SMP Putra juara I diraih Latief Raihan SMPN 2 Tempel dan SMP Putri Juara I diraih Riski Damayati SMPN 2 Tempel. Sedangkan untuk Umum Putri juara I diraih Miftahul Janah SMAN I Seyegan, untuk umum Putra Juara I diraih Yanuar Prihantoro, Tropphy juara diserahkan oleh Sekda Sleman Sumadi, SH, MH didampingi Kepala Dinas Pemuda dan Olah Raga serta Ketua PASI DIY, PASI Sleman dan KONI Sleman.
Selain itu kemeriahan juga nampak pada lomba jemparingan yang diikuti oleh 213 peserta yang terdiri dari 186 peserta umum dan 27 peserta pemula. Ketua Persatuan Panahan Indonesia (Perpani) Cabang Sleman Joko Marhendarto mengatakan bahwa jumlah tersebut meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya diikuti oleh 140 peserta. Selain dari Sleman, peserta juga hadir dari beberapa klub jemparingan Jogja dan sebagian Jawa Tengah.
Sri Purnomo mengapresiasi terselenggaranya lomba jemparingan tersebut karena salah satu wujud nguri-uri budaya. Menurutnya, jemparingan sudah ada sejak ratusan tahun lalu saat jaman Kerajaan Mataram. Tradisi tersebut dilakukan oleh bangsawan kerajaan dan menjadi pertandingan rutin hingga sekarang. Berbeda dengan panahan biasanya, jemparingan mewajibkan pesertanya menggunakan busana tradisional Jawa. Dalam melepaskan busur panah, para peserta menggunakan panah tradisional atau gandhewa dengan posisi duduk bersila dan sasarannya berwujud bandhulan.
5
May
Dalam rangka memperingati Hari Jadi Kabupaten Sleman ke-101 tahun, Pemerintah Kabupaten Sleman melakukan ziarah ke makam para mantan Bupati Sleman pada hari kamis (4/5). Kegiatan yang diikuti oleh gabungan instansi Pemerintah Kabupaten Sleman tersebut berjalan dengan khusuk dan khidmat
Wakil Bupati Sleman, Sri Muslimatun dalam sambutannya mengatakan kegiatan tersebut rutin diadakan setiap tahunnya untuk mengenang jasa-jasa para Bupati Pendahulu serta meneladai sikap positif mereka yang bisa dilajutkan untuk membangun Sleman yang lebih baik. Selain itu, kegiatan tersebut juga sebagai ajang silaturahmi dan menjalin komunikasi yang lebih baik antara Pemerintah Kabupaten Sleman dan para ahli waris Mantan Bupati Sleman
Sementara itu, menurut salah satu ahli waris, Siswantoyo kegiatan ziarah makam tersebut perlu dijaga dan dilestarikan. “Kalau mengunjungi makam begini kaya nostalgia ya, semoga acara seperti ini bisa langgeng, bisa berjalan selamanya”, ungkapnya. Menurutunya kegiatan tersebut bisa untuk refleksi diri dan mampu menjadi kaca perbandingan antara pemerintahan di masa lalu dan pemerintahan di masa sekarang. Pada kesempatan tersebut Siswantoyo juga mengatakan Sleman dahulu ketika masih berpusat di Ambarrukmo masih sangat terbatas dalam mengembangkan pembangunan. Maka Siswantoyo mengapresiasi para Bupati Sleman penerus ayahnya yang mampu berinovasi sehingga Sleman mampu berkembang pesat seperti saat ini.
Kegiatan ziarah tersebut mengunjungi beberapa makam Mantan Bupati, diantaranya KRT Projodiningrat, KRT Murdodiningrat, KRT Tejodiningrat, KRT Projosuyoto Hadiningrat, Prawiridiningrat, Bukhori S. Pranotokusumo dan KRT. Pringgodiningrat. Lokasi ziarah makam terdiri dari empat lokasi yang berbeda, yaitu di Makam Pakuncen, Makam Hastorenggo Kotagede, Berbah dan Ngaglik Kabupaten Sleman.