19
Jan
Pemerintah Kabupaten Sleman melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan pada Rabu (18/1), lakukan sosialisasi percepatan digitalisasi pasar untuk mendukung program gerakan Meramaikan Pasar Rakyat Sleman atau disingkat “Gempar Sleman”. Acara yang dilaksanakan di Ibarbo Park itu, dibuka oleh Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo. Bupati menyatakan mendukung penuh adanya program “Germpar Sleman”. Menurutnya, kegiatan tersebut dapat meningkatkan minat masyarakat, khususnya generasi muda, untuk semakin meramaikan pasar rakyat di tengah persaingan pasar modern.
Terlebih lagi, dengan inovasi pemanfaatan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS), diharapkan proses transaksi dapat semakin mudah dan praktis. Selain itu, pengguanaan QRIS juga diharap dapat meminimalisir adanya transaksi ilegal dan peredaran uang palsu.Bupati berharap, seluruh pasar di Kabupaten Sleman dapat melakukan transaksi digital secara merata. “Ke depannya saya harapkan seluruh pasar yang dikelola oleh Pemkab Sleman menerapkan sistem transaksi dan pembayaran digital. Dengan mengikuti trend belanja dan transaksi secara online, tentunya dapat meningkatkan omset di para pedagang pasar dan PKL yang ada di Sleman,” ucap Kustini.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sleman, Mae Rusmi, menjelaskan adanya program “Gempar Sleman” turut menjadi upaya untuk mendorong revitalisasi pasar, baik dari sisi sarana dan prasarana maupun manajemen. “Revitalisasi manajemen juga sudah kita lakukan, baik pembayaran retirbusi juga pelayanan online dengan pemanfaatan QRIS,” jelas Mae. Mae Rusmi menambahkan, pembayaran melalui QRIS diharapkan akan mempermudah masyarakat untuk bertransasaksi secara aman. Ia juga berharap agar program ini dapat menggandeng kaum milenial untuk berbelanja di pasar tradisional. Mae melaporkan, hingga saat ini pemerintah Kabupaten Sleman telah menerapkan penggunaan QRIS di 8 pasar tradisional dari total 42 pasar binaan Dinas Perindag Kabupaten Sleman. Mae pun mengatakan, Dinas Perindag selanjutnya akan menggandeng pasar tradisional lain untuk mempercepat digitalisasi pasar.
19
Jan
Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo meluncurkan atau melakukan launching vaksinasi perdana virus Lumpy Skin Disease (LSD) pada hewan ternak khususnya sapi dan kerbau di Kabupaten Sleman, Rabu (18/1). Bertempat di Kelompok Kandang Ternak “Andini Mangambar” Mulungan Kulon, Sendangadi, Mlati, dilakukan penyerahan secara simbolis 1300 dosis vaksin LSD oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI, drh Makmun, M.Sc kepada Bupati Sleman.
Dalam sambutannya, Kustini menyampaikan bahwa pemberian vaksin LSD ini merupakan salah satu upaya proaktif Pemkab Sleman untuk mengendalikan dan menghentikan penyebaran virus LSD di Kabupaten Sleman. Ia menjelaskan bahwa tujuan utama vaksinasi yakni memberikan imunitas bagi ternak yang sehat agar terhindar dari virus LSD serta menurunkan tingkat kematian dan tingkat kesakitan pada ternak khususnya sapid an kerbau. “Kita berharap dengan pemberian vaksin LSD ini benar-benar dapat menghentikan penyebaran virus LSD pada ternak di wilayah Sleman,” ujar Kustini. Lebih lanjut, Kustini berharap dukungan seluruh pihak termasuk peternak di Sleman untuk mendukung kelancaran pelaksanaan vaksinasi LSD yang akan dilaksanakan Pemkab Sleman melalui Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan. Dengan demikian, maka seluruh ternak di Sleman dapat memperoleh vaksinasi LSD serta penyebarannya dapat dikendalikan.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman, Suparmono dalam laporannya menyampaikan bahwa LSD terkonfirmasi pertama di Sleman pada 23 Desember 2022. Oleh karenanya, Bupati Sleman menginstruksikan kepada Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan untuk mengawal serta memberi solusi bagi peternak di Kabupaten Sleman yang mayoritas merupakan peternak kecil. Suparnono menyampaikan dari hewan ternak rentan LSD yakni sapi perah 3281 ekor, sapi potong 29.495 ekor dan kerbau 184 ekor hingga pagi tadi jumlah terkonfirmasi sebanyak 5 ekor yang terjangkit virus LSD. Ia juga menjelaskan bahwa vaksinasi merupakan langkah satu-satunya untuk mengendalikan virus LSD.
“Vaksin Ini adalah jalan satu satunya untuk mencegah LSD. Oleh karena itu, pada hari ini kami menerima 1300 dosis vaksin dari 3000 dosis vaksin yang diajukan kepada Kementan RI dan sisanya akan diserahkan pada tahap selanjutnya,” jelas Suparmono
Lebih lanjut, ia menjelaskan setelah pelaksanaan launching nantinya akan langsung dilakukan vaksinasi kepada 219 ekor hewan ternak yang ada di dusun-dusun radius 10 km dari Beran Kidul. Sekretaris Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI, drh Makmun, M.Sc dalam sambutannya mengapresiasi Kabupaten Sleman kerena telah melakukan kickoff atau meluncurkan vaksinasi LSD pertama. Ia berharap wujud proaktif Pemerintah Kabupaten Sleman ini dapat dilaksanakan di daerah lain dalam rangka menekan penyebaran virus LSD.
“Saya mengapresiasi Kabupaten Sleman dengan acara ini telah melakukan kickoff atau launching vaksin LSD pertama dan merupakan wujud proaktif pemerintah untuk mecegah LSD,” ujar Makmun.
Lebih lanjut ia menjelaskan saat ini ada 2 penyakit ternak yang menjadi perhatian dan menganggu produktivitas ternak di Indonesia yakni Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dan Lumpy Skin Disease (LSD). Ia juga berharap vaksinasi ini dapat dilaksanakan dengan baik dan pada 2023 seluruh populasi sapi dan kerbau di Indonesia akan disiapkan vaksin serta biaya operasionalnya untuk mengendalikan kedua penyakit tersebut baik PMK maupun LSD.
17
Jan
Demi percepatan digitalisasi di Kabupaten Sleman, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Sleman bersama paguyuban pedagang pasar dan pedagang kaki lima (PKL) se Kabupaten Sleman melakukan kunjungan ke Pasar Potrojayan, Prambanan, Selasa (17/1/2023).
Kegiatan ini merupakan upaya Pemkab Sleman untuk memberikan ilustrasi atau gambaran digitalisasi pasar utamanya penerapan QRIS dalam transaksi jual beli baik oleh konsumen maupun pedagang.
“Kunjungan kali ini agar teman–teman paguyuban pedagang pasar dan PKL se-Kabupaten Sleman sejumlah 127 orang ini bisa melihat langsung transaksi dengan menggunakan QRIS di Pasar Potrojayan,” terang Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sleman, Mae Rusmi Suryaningsih.
Mae menyebut QRIS sudah digunakan di sejumlah tempat seperti Foodcourt (Pujasera : Pusat Jajanan Serba Ada) Denggung, PKL Malam, dan sejumlah pasar tradisional. Sejauh ini Pemkab Sleman telah menerapkan penggunaan QRIS di 8 pasar tradisional dari total 42 pasar binaan Dinas Perindag Kabupaten Sleman.
“Di Kabupaten Sleman ada sekitar 80 pasar, dan di bawah binaan Dinas Perindag ada 42 pasar yang rencananya di tahun 2023 akan dilakukan percepatan digitalisasi,” kata Mae.
Mae juga mengatakan tidak menutup kemungkinan di tahun berikutnya Dinas Perindag akan merangkul pasar tradisional lain termasuk pasar desa demi percepatan digitalisasi guna menciptakan kondisi ekonomi digital di Kabupaten Sleman.
Mae berharap digitalisasi pasar akan mempermudah transaksi masyarakat, dan mengenalkan para pedagang untuk transaksi digital tanpa manual lagi.
“Sehingga harapannya banyak kaum milenial, kaum muda yang males bawa duit itu mau ke pasar tradisional,” kata Mae.
Senada dengan Mae, peserta kunjungan pedagang dari Pasar Sambilegi, Arum mengatakan bahwa dari kunjungan ini telah mendapatkan manfaat tentang penerapan QRIS sebagai salah satu langkah percepatan digitalisasi pasar.
“Kunjungan ini menjadi pelajaran bagi kami pedagang se-Sleman untuk menerapkan digitalisasi di pasar kami pasar Sambilegi,“ pungkas Arum.