23
Apr
Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo, mengukuhkan Forum Komunikasi Kader Institusi Masyarakat Pedesaan (IMP) periode 2022-2025 dan Forum Komunikasi Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor (FOKUSS) periode 2022-2025 pada Jumat (22/4). Kegiatan yang digagas oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P3AP2KB) Kabupaten Sleman tersebut diadakan di Puri Mataram, Sleman.
Ada sebanyak 34 orang dari IMP dan 35 orang dari FOKUSS yang dikukuhkan. Bupati Sleman, Kustini, mengapresiasi seluruh pengurus yang dikukuhkan pada kesempatan tersebut. Menurutnya, pemerintah tidak akan mampu menyelesaikan semua persoalan yang ada tanpa peran serta dari masyarakat. Kustini menyatakan bahwa IMP dan FOKUSS adalah kepanjangan tangan pemerintah yang akan mendampingi masyarakat, khususnya di pedesaan. “Anda semua ini lah nanti yang akan mendampingi masyarakat di pedesaan, anda adalah orang-orang pilihan” kata Kustini.
Kepala Dinas P3AP2KB Kabupaten Sleman, Suci Iriani Sinuraya, menyebutkan bahwa perempuan mempunyai peran yang sangat penting dalam keluarga ataupun di tengah masyarakat. Maka ia menyebut pengukuhan ini merupakan upaya pemerintah untuk mendorong kaum perempuan agar lebih berdaya. “Jika perempuan berdaya, maka kesehatan keluarga meningkat, ekonomi keluarga meningkat, pendidikan keluarga juga meningkat.
23
Apr
Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo mengikuti kegiatan Gotong Royong “ Reresik Dayohe Teko” di obyek wisata Puri Mataram Sleman, pada Jumat (22/04). Reresik Dayohe Teko merupakan kegiatan yang diinisiasi oleh Dinas Pariwisata bersama Pelaku Pariwisata Kabupaten Sleman. Kegiatan dilaksanakan serentak di seluruh destinasi wisata yang ada di Kabupaten Sleman sesuai Surat Edaran Kepala Dinas Pariwisata Nomor: 556/429.
Kustini mengapresiasi kegiatan tersebut, karena sejak pandemi covid 19, dunia pariwisata sleman memang terkena dampak yang besar. Sehingga untuk menyambut libur lebaran tahun ini perlu dipersiapkan sebaik mungkin baik itu destinasi wisata maupun usaha jasa pariwisata. “Seluruh stakeholder pariwisata baik itu Pemerintah Kabupaten Sleman, pengelola destinasi pariwisata, maupun pengelola usaha jasa pariwisata harus bergerak secara kolektif bersama-sama untuk mempersiapkan diri sebagai tuan rumah yang baik.” Kata Kustini.
Selain itu Kustini juga mengingatkan untuk tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat di destinasi wisata. Hal ini untuk menjamin wisatawan mendapatkan pariwisata Sleman yang bersih, sejuk, indah dan aman.
“Kita siapkan destinasi maupun usaha jasa pariwisata yang bersih, sejuk, indah dan tentu saja aman. Kita pastikan penerapan protokol kesehatan Covid-19 berbasis CHSE” Imbuh Kustini.
22
Apr
Humas Mabes Polri bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Sleman selenggarakan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) terkait deradikalisasi di ruang Sembada, Kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Sleman, Kamis (21/4). Kegiatan yang merupakan Program Pemerintah Pusat ini diselenggarakan di seluruh Polda termasuk wilayah Polda DIY. Lebih dari 30 orang ikut serta dalam kegiatan tersebut. Adapun peserta yang mengikuti FGD ini terdiri dari perwakilan organisasi sosial masyarakat, Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat.
Kasubbag Opinev RO Penmas Divisi Humas Mabes Polri, AKBP Erlan Munaji menyampaikan penyelenggaraan kegiatan FGD ini merupakan upaya dalam memberikan pemahaman dan pengetahuan terkait paham radikalisme. “Situasi saat ini masyarakat perlu membentengi diri dari pengaruh paham radikalisme, maka dari itu setelah kegiatan ini, kami berpesan untuk disampaikan (pengetahuan dan pemahaman) kepada keluarga maupun kerabat,” ujarnya. Dalam kesempatan tersebut, Humas Mabes Polri juga menghadirkan salah satu narasumber yang memahami bagaimana pola dan paham radikalisme, yaitu mantan pemimpin Jamaah Islamiyah di wilayah Timur, Nashir.
Sementara itu, Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa menyambut adanya kegiatan FGD khususnya yang melibatkan banyak unsur di wilayah Kabupaten Sleman. Danang menyebut melalui kegiatan FGD ini, masyarakat bisa mendapatkan pencerahan, pemahaman terkait paham radikalisme khususnya di wilayah Sleman. “Kabupaten Sleman memiliki mobilitas yang cukup tinggi. Banyak pelajar dan pendatang yang akhirnya menetap di Sleman. Hal tersebut dapat menjadi potensi adanya paham yang masuk dari luar. Maka dari itu masyarakat perlu memiliki pemahaman bagaimana pola paham radikalisme.” jelasnya. Lebih lanjut Danang menyebut bahwa kemudahan dalam akses informasi menjadi salah satu potensi adanya pengaruh tidak baik salah satunya paham radikalisme. “Kemudahan akses informasi saat ini bisa menjadi hal positif dan juga bisa menjadi efek negatif. Maka dari itu khusuanya untuk generasi muda yang mungkin tidak bisa lepas dari akses informasi, harus bisa menyaring mana informasi yang benar dan salah,” ujar Danang.