14
May
Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo membuka secara resmi Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) dan Pameran UMKM Exotic Kapanewon Kalasan, Sabtu (21/5) di Pendopo Kapanewon Kalasan. Kegiatan yang masuk dalam rangkaian peringatan Hari Jadi Sleman Kapanewon Kalasan ini dihadiri oleh Panewu Kalasan beserta anggota Forum Koordinasi Pimpinan Kapanewon Kalasan.
Dalam sambutannya, Kustini mengatakan bahwa penyelenggaraan acara MTQ dan pameran UMKM di Kalasan merupakan wujud mulai bangkitnya masyarakat paska pandemi. Kustini juga menyampaikan terima kasih atas kerja sama seluruh pemangku kepentingan dalam penanganan pandemi Covid-19 Selama ini.
“Kegiatan Lomba MTQ dan Pameran UMKM Exotic Kalasan ini mencerminkan tingginya semangat gotong royong warga Kapanewon Kalasan dalam upaya pemulihan ekonomi masyarakat. Semoga semangat gotong royong ini dapat menjadi motivasi bagi kita dalam pemulihan di sektor lainnya.”katanya
Kustini berharap MTQ tidak hanya dimaknai sebagai bentuk lomba saja, namun dapat diimbangi dengan penerapan makna Al-Quran dalam kehidupan sehari-hari. Pun begitu dengan pameran UMKM, Kustini berharap ini sebagai ikhtiar kita bersama untuk mempromosikan potensi lokal yang ada di wilayah sleman.
Senada dengan hal tersebut, Panewu Kalasan, Siswanto mengungkapkan bahwa MTQ dan Pameran UMKM Tahun ini merupakan wujud masyarakat Kalasan untuk bangkit dari Pandemi. Setelah sekitar 2 tahun tanpa kegiatan besar, kegiatan kali ini menunjukkan bahwa masyarakat Kalasan gumregah, untuk Sesarengan Mbangun Sleman.
“Setelah pandemi, saat ini masyarakat Kalasan mulai bangkit gumregah, untuk Sesarengan Mbangun Sleman” kata Siswanto. Acara tersebut diakhiri dengan peninjauan stand-stand pameran UMKM oleh Bupati beserta rombongan.
14
May
Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo, secara resmi membuka lokakarya 7 Festival Panen Hasil Belajar dalam Program Pendidikan Guru Penggerak (PGP) angkatan 3, Sabtu (14/5). Kegiatan yang diselenggarakan oleh Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK) Matematika tersebut digelar pada tanggal 13-14 Mei 2022 bertempat di Hotel Sahid Raya, Babarsari, Depok, Sleman. Kustini mengapresiasi sekaligus mengaku bangga dengan para guru yang mengikuti program lokakarya tersebut. Menurutnya peran guru sangat penting dalam mencetak karakter generasi penerus bangsa. Sebagai pendidik, lanjutnya, peran guru tidak dapat digantikan oleh apapun. Dikatakan bahwa hubungan guru dengan siswa tidak hanya sebatas transfer of knowledge, tetapi juga transfer of value. Sehingga guru dapat menanamkan sikap, nilai moral dan etika kepada siswanya.
“Saya berharap dengan lokakarya ini para Calon Guru Penggerak dapat memahami dan menularkan pengetahuan yang diperoleh dari Program Pendidikan Guru Penggerak Pengajar kepada rekan guru lainnya. Sehingga bisa meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah-sekolah yang ada di wilayah Kabupaten Sleman,” kata Kustini.
Sementara Nunik Sukeksi, SH., M.Pd., dari PPPPTK Matematika mengutip pernyataan Mendikbudristek, Nadiem Makarim, bahwa program tersebut dimaksudkan untuk mencetak guru dengan ketrampilan khusus. Untuk itu, setiap guru yang mengikuti program tersebut akan mendapatkan pelatihan secara intensif selama sembilan bulan.
“Mendikbudristek, Nadiem Makarim, mengatakan bahwa melalui program Pendidikan Guru Penggerak ini kita sedang membangun elite force atau semacam Kopassus dalam TNI AD. Tapi tentu ini tidak mudah. Perlu mental yang kuat dan juga harus mampu mengikuti pelatihan secara intensif,” ujarnya.
Disebutkan bahwa lokakarya 7 ini secara bersamaan digelar di tujuh kabupaten se Indonesia, yaitu Kabupaten Bantul, Kabupaten Sleman, Kabupaten Klaten, Kabupaten Ogan Ilir, Kabupaten Muara Enim, Kabupaten Lampung Selatan dan Kabupaten Lampung Utara. Lokakarya tersebut diikuti oleh sebanyak 600 calon Guru Penggerak, 472 Kepala Sekolah, 70 pengawas, 22 perwakilan Dinas Pendidikan dan 72 orang dari komunitas praktisi pendidikan.
13
May
Untuk mewujudkan kemandirian dan ketahanan pangan, khususnya di kabupaten Sleman, Bupati Kustini Sri Purnomo kembali mengukuhkan jaringan Petani Milenial dan Kelompok Tani pada Jumat (13/5). Dilaksanakan di Maredan, Sendangtirto, Berbah, kegiatan tersebut turut dihadiri Kepala Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Polbangtan, Kepala BPTP, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Ketua dan kelompok petani Milenial, Panewu kapanewon Berbah, jaringan Petani Milenial dan Kelompok Tani.
Dalam kesempatan tersebut, Kustini menyampaikan pengukuhan dilakukan sebagai wujud nyata untuk menumbuhkan dan membentuk petani milenial yang produktif,maju dan modern. “Pengukuhan Petani Milenial ini sebagai bentuk komitmen dan pengakuan kabupaten Sleman terhadap eksistensi Petani Milenial. Setelah dikukuhkan, diharapkan petani Milenial dapat secara aktif mengakses program-program pertanian melalui Jaringan Petani Milenial,” jelas Kustini.
Panewu kapanewon Berbah, Rohmiyanto, melaporkan, terdapat 32 anggota petani Milenial yang dikukuhkan. Proses pengukuhan dilakukan dengan membaca ikrar yang dipimpin oleh Bupati Sleman. Sementara itu, Kepala Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Polbangtan, Hermawan, turut memberikan apresiasi terhadap kabupaten Sleman karena berperan aktif dalam mengembangkan Petani Milenial.
“Kami turut bangga karena Sleman berperan aktif dan memberikan perhatian yang baik terhadap Petani Milenial. Terlebih lagi, di kabupaten Sleman terdapat 500 Petani Milenial yang terregistrasi di database jaringan petani nasional. Dan tentu kami turut mendukung perkembangan baik ini,” ujar Hermawan.
Usai melakukan pengukuhan, Bupati Kustini beserta jajaran turut meninjau langsung produksi Abon Daun Emas yang salah satunya diolah dari jantung pisang. Melalui kesempatan itu, Kustini juga memberikan masukkan terkait proses distribusi abon agar semakin banyak masyarakat yang bisa menikmati produk asli Sleman.