Arsip Kategori: Berita

22
May

Wabup Buka Festival Jathilan Sleman 2022

Dinas Kebudayaan Kabupaten (Kundha Kabudayan) Sleman kembali menggelar Festival Jathilan Kabupaten Sleman Tahun 2022. Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa membuka acara secara simbolis dengan memukul gong dan menjadi tanda dimulainya acara yang diselenggarakan di Gedung Kesenian Sleman, Sabtu (21/5). Dalam sambutannya, Danang menyampaikan terimakasih dan apresiasi dengan terselenggaranya Festival Jathilan Kabupaten Sleman ini. Menurutnya, kegiatan ini membanggakan dan bermanfaat untuk pelestarian kesenian tari Jathilan di Sleman. “Festival kesenian Jathilan ini memberikan ruang dan motivasi bagi seluruh pelaku kesenian Jathilan untuk lebih berkreasi untuk mengembangkan kesenian Jathilan di Sleman.” kata Danang.

Lebih lanjut, Danang juga berharap grup Jathilan yang akan tampil dapat melahirkan seniman – seniman muda yang dapat menjadi regenerasi sekaligus menjaga kelestarian seni tari Jathilan di Kabupaten Sleman. Selain itu, Danang berharap Jathilan Sleman memiliki ciri khas yang nantinya dapat memiliki hak paten.
“Saya berharap Jathilan Sleman berbeda dan memiliki ciri khas tersendiri sehingga nantinya memiliki hak paten dan dapat mengharumkan nama Kabupaten Sleman tentunya.” Jelas Danang.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Sleman, Edy Winarya mengatakan Festival Jathilan Kabupaten Sleman Tahun 2022 diselenggarakan dalam rangka melestarikan dan mengembangkan potensi kebudayaan serta mensosialisasi tata nilai budaya melalui seni pertunjukan. Kegiatan ini didanai oleh dana keistimewaan DIY serta diikuti oleh 17 grup seni tari Jathilan yang mewakili 17 Kapanewon di Kabupaten Sleman. “Tujuan diselenggarakannya acara ini adalah untuk menggali dan menjaring potensi seniman yang ada ditingkat masyarakat, serta sebagai wujud perhatian Pemkab Sleman terhadap kelestarian seni.” terangnya.

 

21
May

Waspadai PMK, Kustini Ingatkan Warga Tidak Beli Ternak dari Luar Sleman


Sebanyak sembilan ekor domba milik seorang warga di kandang kelompok di Kapanewon Berbah dinyatakan positif terjangkit penyakit mulut dan kaki (PMK), Sabtu (21/5). Menanggapi kejadian tersebut, Bupati Sleman Dra. Hj. Kustini Sri Purnomo kembali mengingatkan masyarakat untuk tidak membeli ternak dari luar bumi Sembada.
Kustini menyampaikan hasil temuan tersebut telah dikonfirmasi oleh Balai Besar Veteriner (BBVet) Wates pada tanggal 20 Mei. Sebelumnya DP3 Sleman mengirimkan sampel untuk diujikan akibat adanya laporan satu ekor domba yang menunjukkan gejala sakit. “Jadi pada tanggal 6 (Mei) kemarin, seekor domba dilaporkan gejala sakit, diare, kurang nafsu makan, ujung bibir bengkak dan merah dan terdapat berkeropeng basah yang ditangani oleh Puskeswan setempat. Kemudian setelah observasi, diambil sampel swab untuk diuji PCR PMK,” ujar Kustini saat dikonfirmasi.
Dari uji sampel swab domba pertama tersebut, pada tanggal 18 Mei BBVet Wates mengonfirmasi positif PMK. Dua hari kemudian DP3 Sleman bersama dengan BBVet Wates melakukan investigasi lapangan dan pengambilan sampel swab dan serum darah. Dari 15 sampel yang diujikan di BBVet Wates, hasilnya 9 domba dinyatakan positif dan 6 lainnya negatif. Serta dari hasil penulusuran dari pemilik domba, bahwa dua domba yang positif tersebut belum lama ini dibeli dari Kabupaten Bantul dan dijadikan satu kandang dengan 7 domba lainnya. “Dari keterangan pemilik domba tersebut dibeli dari warga di daerah Bantul pada 30 April. Tetapi satu hari sebelumnya domba itu baru datang dari Garut, Jawa Barat. Jadi bisa dikatakan penularan kasus PMK ini akibat ternak dari luar Sleman,” terang Kustini.
Dari temuan tersebut, Kustini menegaskan bahwa Pemkab Sleman telah melakukan langkah penanganan terpadu semenjak ditemukan laporan ternak sakit hingga dinyatakan positif. Diantaranya dengan memberikan pengobatan suportif berupa vitamin A, D, E, desinfeksi peralatan dan area kandang setiap hari.
“Kita juga sudah minta agar kebersihan kandang diperhatikan. Karena hal itu juga bisa jadi mula awal penyakit yang kemudian bisa menyerang hewan ternak. Dan alhamdulilah, 1 ekor domba yang awalnya positif kondisinya sudah baik dan mau makan. Sedangkan 8 ekor lainnya tidak bergejala dan dalam kondisi sehat,” tegas Kustini.
Ditambahkan Kustini, populasi ternak di Kabupaten Sleman saat ini mencapai 99.929 yang terdiri dari sapi potong, sapi perah, kerbau, kambing, domba dan babi. Dan ada sekitar 820 kelompok ternak mulai dari sapi potong, sapi perah, kambing, domba dan babi yang semuanya diawasi oleh DP3 Sleman. Berkaca dari kejadian tersebut, Kustini meminta agar peternak maupun masyarakat di Sleman untuk sementara waktu tidak membeli hewan ternak dari luar Sleman. Serta melakukan disenfeksi rutin di kandang mandiri maupun kelompok untuk mencegah timbulnya penyakit. “Untuk saat ini memang saya tekankan untuk tidak membeli atau memasukkan ternak dulu dari luar Sleman. Kita (Pemkab Sleman) juga telah membuat tim monitoring dan pengawasan lalu lintas ternak untuk pengawasan. Dan melibatkan unsur-unsur terkait agar bisa melakukan respon cepat terhadap laporan masyarakat di tiap kapanewon,” tambah Kustini.

 


21
May

Kondisi Kesehatan Ternak Asal Sleman Aman, Wabup Minta Masyarakat Tetap Tenang


Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa meninjau langsung kondisi ternak sapi di Pasar Hewan Ambarketawang Gamping, pada (21/5). Peninjauan ini sebagai bentuk tanggapan terhadap keresahan masyarakat terkait kabar virus penyakit mulut dan kuku (PMK) yang sempat dikhawatirkan masyarakat beberapa hari terakhir. Berdasarkan hasil peninjauan, Danang mengatakan bahwa kondisi hewan ternak di lokasi pemantauan saat ini dalam keadaan sehat dan aman dari paparan virus PMK. Sedangkan, untuk penemuan ternak yang terdeteksi virus PMK, dinyatakan tak berasal dari peternak kabupaten Sleman.
Seperti halnya yang sudah disampaikan Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo pada (21/5), ditemukan 9 domba dinyatakan positif terjangkit virus PMK. Akan tetapi, dari penelusuran Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan melalui pemilik domba, diketahui bahwa dua di antaranya dibeli dari Kabupaten Bantul dan berasal dari Garut, Jawa Barat. Usai diterima oleh pemilik, domba tersebut dikumpulkan dalam satu kandang yang sama dengan 7 domba lainnya.
“Kondisi hewan dari paparan virus PMK di sini masih aman. Kalaupun ada, bukan berasal dari Sleman tapi berasal dari ternak luar daerah. Dari hasil pemantauan hari ini, hewan di sini kondisinya masih dalam keadaan sehat dan aman. Dikarenakan Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan kabupaten Sleman juga terus  melakukan pengawasan secara ketat terhadap kesehatan hewan ternak,” jelas Danang.
Ditambahkan Danang, pengawasan tak hanya dilakukan saat hewan sudah berada di pasar, namun juga dimulai dari proses penerimaan hewan. Terdapat regulasi yang diterapkan dalam menerima hewan ternak. Setiap hewan yang masuk akan diperiksa kondisi kesehatannya terlebih dahulu. Jika dari pemeriksaan dan pengawasan hewan dalam keadaan sehat, maka diperbolehkan untuk masuk. Akan tetapi,  jika hewan menunjukkan indikasi terpapar virus PMK, maka akan dikembalikan ke daerah asalnya. Kabupaten Sleman juga menggalakkan langkah penanganan terpadu dengan memberikan pengobatan suportif berupa vitamin A, D, E, desinfeksi peralatan dan area kandang setiap hari. Selain itu, dokter siaga juga disiapkan untuk melakukan pemantauan secara langsung. Danang pun turut mengapresiasi kesadaran para pedagang untuk mengantisipasi penyebaran virus PMK di kabupaten Sleman.
“Kesadaran para pedagang di sini juga tinggi. Kondisi saat ini pedagang tidak berani membeli hewan ternak dari luar. Sehingga di lingkungan Sleman, saat ini dalam keadaan aman,” lanjut Wakil Bupati Sleman. Untuk memastikan kondisi hewan ternak di Sleman tetap aman jelang hari Raya Idul Adha, Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan kabupaten Sleman turut melakukan pemantauan di beberapa pasar. Sehingga, Danang Maharsa pun menuturkan agar masyarakat tidak perlu khawatir secara berlebihan terkait kondisi hewan ternak di Sleman.

 


Isi situs bersifat informatif bukan merupakan legal opinion dari Pemerintah Kabupaten Sleman. Apabila terdapat data elektronik based yang berbeda dengan data resmi paper,
maka yang menjadi acuan adalah data resmi paper based.