27
May
Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo mengukuhkan Pengurus Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) di Kantor Kapanewon Gamping, pada Jumat (27/5). Pengukuhan dilakukan dengan pembacaan ikrar secara bersama-sama dan dipimpin langsung oleh Bupati Sleman. Prosesi dilanjutkan dengan penyerahan SK dan handy talky (HT) secara simbolis kepada ketua FPRB.
Melalui sambutan, Kustini menyampaikan apresiasi terhadap pembentukan Forum Pengurangan Risiko Bencana di Kapanewon Gamping. Bupati menilai, pengurangan risiko bencana menjadi langkah penting untuk dilakukan. Diharapkan, pengurus FPRB dapat menjadi jembatan informasi kepada masyarakat dalam mengurangi risiko bencana.
“Saya berharap dengan keberadaan FPRB yang baru dapat bersinergi dengan pemerintah dalam mitigasi bencana, dan langkah konkrit sebagai upaya memberikan perlindungan kepada masyarakat dari ancaman dan dampak bencana. Bencana memang tidak bisa kita tolak, tapi kita dapat mengurangi resikonya,” tegas Kustini.
Di samping itu, Panewu Gamping, Sarjono menyampaikan bahwa pengurus FPRB merupakan gabungan dari komunitas relawan yang ada di Kapanewon Gamping. Terdapat 18 komunitas yang disatukan menjadi pengurus FPRB Gamping. Sedangkan, proses pembentukan kepengurusan FPRB sudah dilakukan sejak akhir 2021, namun baru kini dapat dikukuhkan.
“Anggota FPRB sangat aktif membantu kebutuhan masyarakat, terutama kebutuhan terkait kebencanaan, ketertiban dan keamanan hingga kegiatan sosial. Selain itu, pengurus FPRB juga sudah mendapatkan pembekalan dan pelatihan terkait peningkatan kerjasama,” tutur Sarjono.
Dalam kesempatan tersebut, Bupati Kustini sekaligus meresmikan gedung Unit Pengelola Kegiatan Badan Koordinasi Antar Kalurahan (UPK BKAK) Kapanewon Gamping. Panewu Gamping menerangkan bahwa kehadiran UPK berperan mengembangkan kelompok usaha di padukuhan-padukuhan di Kapanewon Gamping. Untuk saat ini UPK BKAD tengah berproses untuk menjadi Badan Usaha Milik Kalurahan Bersama, dan ditargetkan akan resmi bertransformasi pada bulan Oktober mendatang.
27
May
Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo menyerahkan dana sosial Badan Kerjasama Antar Kalurahan-Unit Pengelola Kegiatan (BKAK–UPK) Kapanewon Prambanan Tahun anggaran 2021, Jumat (27/5), di kantor Kapanewon Prambanan. Kustini berterima kasih sekaligus mengaku bangga kepada semua pihak yang telah mengadakan kegiatan tersebut, khususnya BKAK–UPK Kapanewon Prambanan. “Pemerintah tidak bisa berdiri sendiri menanggulangi masalah kemiskinan tanpa bantuan dari semua stakeholder,” lanjutnya.
Lebih lanjut Kustini menyebut angka kemiskinan di kabupaten Sleman meningkat pasca pandemi. Pada tahun 2021 angka miskin di Kabupaten Sleman sebesar 8,64 persen. Angka tersebut meningkat dibanding tahun 2020 yakni sebesar 8,12 persen. Untuk itu Pemerintah Kabupaten Sleman melakukan sejumlah upaya percepatan penanggulangan kemiskinan, diantaranya peningkatan pendidikan bagi keluarga miskin, menciptakan link and match antara dunia pendidikan dan dunia kerja, menumbuhkan UMKM di kalangan keluarga miskin, menjamin kebutuhan dasar kelurga miskin di bidang pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan sosialnya, dan pelaksanaan Jaring Pengaman Sosial (JPS). “Masyarakat juga harus punya semangat dan mindset untuk pulih secara ekonomi. Kalau sekarang menerima bantuan, maka besok harus gantian bisa memberi,” ucapnya.
Sementara ketua BKAK–UPK Kapanewon Prambanan, Agus Pudiyanto, mengatakan bantuan dana sosial tersebut merupakan hasil dari pengembangan kelompok Simpan Pinjam Perempuan (SPP) dan diberikan kepada Rumah Tangga Miskin. Menurutnya, hal ini untuk membantu masyarakat agar bisa mengembangkan usahanya dalam rangka peningkatan kesejahteraan pemanfaat.
“Jumlah penerima dana sosial tahun ini sebanyak 115 orang, terdiri dari 79 orang pemanfaat, 30 orang pengurus kelompok dan reward kelompok untuk 6 kelompok,” jelasnya.
Agus menerangkan anggaran dana sosial bersumber dari 15 persen surplus tahun anggaran 2021 sebanyak Rp 127.250.000. Ada beberapa jenis bantuan yang diserahkan, diantaranya etalase 18 buah, sepeda 11 buah, kambing 9 ekor, alat produksi 41 paket, reward kelompok untuk 6 kelompok, reward pengurus kelompok untuk 30 orang, dan santunan kematian pemanfaat.
26
May
Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo menjadi narasumber dalam Konferensi Sanitasi dan Air Minum Nasional (KSAN) Tahun 2022 di Swissotel Jakarta PIK, Jakarta Utara, Rabu (25/5). Kegiatan yang diselenggarakan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) ini mengundang sejumlah Pejabat Daerah menjadi narasumber sebagai bentuk apresiasi Pemerintah Pusat atas capaian dan keberhasilan masing – masing wilayah dalam penyediaan air minum dan sanitasi aman.
Bersama dengan tiga narasumber lainnya, Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo memberikan pemaparan terkait kolaborasi Pemerintah Kabupaten Sleman bersama dengan pemangku kepentingan baik tingkat daerah maupun nasional dalam pembangunan dan peningkatan layanan air minum dan sanitasi.
“Pemkab Sleman selalu proaktif untuk mengikuti program-program terkait dengan pembangunan dan peningkatan layanan air minum dan sanitasi, misalnya Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Infrastruktur Sanitasi (sAIIG), Program Hibah Air Limbah Setempat, Program Hibah Air Minum Berbasis Kinerja (HAMBK), dan lain sebagainya.” jelasnya.
Bersamaan dengan KSAN 2022 juga diserahkan penghargaan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) Awards tahun 2022. Dalam kegiatan tersebut, Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Ngudi Mulyo Sleman berhasil mendapatkan penghargaan AMPL Awards dengan kategori Komunitas Masyarakat Pengelola Sanitasi. Tidak hanya itu, penghargaan AMPL Awards juga diberikan kepada Bank Sleman kategori khusus pembiayaan sanitasi dan air minum. Penghargaan diserahkan langsung oleh Menteri PPN sekaligus Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa.
Atas penghargaan tersebut, Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo menyampaikan terimakasihnya kepada semua pihak yang telah berkolaborasi dengan pemkab dalam upaya penyediaan air minum dan sanitasi di Kabupaten Sleman. “Selamat kepada penerima penghargaan. Apresiasi yang setinggi – tingginya saya sampaikan kepada komunitas dan masyarakat yg mengambil peran sehingga di Sleman tercapai 100% akses air minum dan akan melanjutkan kekurangan 2% program sanitasi. Pemkab Sleman berkomitmen utk mendukung program penyediaan air minum dan sanitasi yang sehat dan aman.” katanya.