25
Jun
Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo meninjau pembangunan kembali Jembatan Merah yang terletak di Jalan Affandi Gejayan, Caturtunggal Depok, pada Sabtu (25/6). Pembangunan dilakukan untuk memperbaiki kondisi Jembatan Merah yang rusak parah dan membahayakan pengguna jalan. Sehingga jembatan tersebut dilarang untuk dilintasi, baik untuk pejalan kaki maupun pengendara kendaraan bermotor.
Kepala DPUPKP Sleman, Taufiq Wahyudi, menyampaikan bahwa pembangunan kembali Jembatan Merah akan dilakukan besok Senin (27/6). Proses pembangunan direncanakan akan rampung dalam kurun waktu 4-5 bulan mendatang. Dalam peninjauan itu, sekaligus dilakukan doa bersama untuk keselamatan dan kebaikan selama proses pembangunan Jembatan.
“Kami mohon doanya, semoga proses pembangunan jembatan dapat terlaksana dengan lancar sesuai dengan rencana. Karena nantinya, jembatan ini tidak hanya untuk akses lalu lintas saja, melainkan juga bisa dimanfaatkan untuk sarana masyarakat. Sehingga, nantinya area Jembatan Merah akan lebih tertata rapi,” begitu jelas Taufiq.
Sepakat dengan hal tersebut, Bupati Kustini melalui sambutannya, juga berharap perawatan Jembatan Merah dapat dilaksanakan dengan baik. Tak hanya dari segi konstruksi, namun juga dari sisi kebersihan lingkungan. Hal ini dikarenakan masih terdapat banyak sampah di dasar Jembatan Merah. Dengan begitu, Jembatan Merah dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat setempat.
“Pelestarian jembatan juga perlu dilakukan. Seperti yang sudah disampaikan, nantinya bisa dirawat dan dimanfaatkan untuk pembuatan taman. Sehingga Jembatan Merah ini dapat memberikan banyak manfaat untuk masyarakat dan dapat menimbulkan rasa aman bagi para penggunanya,” begitu kata Kustini.
Kesempatan tersebut, juga menjadi momen dialog antara warga dengan Kustini. Bupati pun turut menyetujui usulan terkait penambahan penerangan jalan di sekitar Jembatan. Nantinya, fasilitas tersebut diharap dapat menambah rasa aman masyarakat yang menggunakan akses Jembatan Merah.
25
Jun
Guna menekan penyebaran virus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Kabupaten Sleman, Pemerintah Kabupaten Sleman bersama dengan Kementerian Pertanian (Kementan) RI meluncurkan program vaksinasi PMK perdana di wilayah Kabupaten Sleman, pada Sabtu (25/6), di Srunen, Glagaharjo, Cangkringan, Sleman. Ada sebanyak 3100 dosis yang akan diberikan pada tahap pertama ini.
Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo, yang juga hadir pada acara tersebut menyebut saat ini kurang lebih ada sebanyak 2000 kasus PMK dan 11 kematian di Kabupaten Sleman. Dengan adanya peluncuran vaksin ini sangat mendukung upaya pencegahan penularan PMK. Sesuai dengan arahan Kementerian Pertanian, kata Kustini, vaksin tersebut akan diprioritaskan untuk komoditas sapi perah. “Kita berharap dengan pemberian vaksin PMK ini benar-benar dapat menghentikan penyebaran virus PMK pada ternak di wilayah Sleman,” ungkapnya.
Dikatakan bahwa Pemkab Sleman memberikan perhatian besar dalam upaya pencegahan PMK pada hewan ternak. Untuk memberikan respon cepat terhadap penanganan PMK, menurutnya Pemkab Sleman telah membentuk Satuan Tugas Unit Respon Cepat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku yang ditetapkan dengan Keputusan Bupati Sleman Nomor 33.3 / Kep. KDH / A / 2022.
“Dengan adanya Satgas ini diharapkan dapat merespon dengan cepat dan tepat setiap kejadian dan laporan dari masyarakat terkait PMK. Selain itu, dengan adanya satgas ini akan memudahkan koordinasi lintas sektor dalam upaya pencegahan dan pengendalian PMK,” kata Kustini. Sementara Direktur Pakan Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementan RI, drh. Nursapto Hidayat, mengatakan bahwa pelaksanaan vaksinasi pada tahap pertama ini harus selesai pada tanggal 5 Juli 2022 mendatang. Seperti halnya vaksinasi pada Covid-19, vaksinasi untuk PMK ini juga akan diberikan sampai tiga kali. Dijelaskan pula bahwa vaksinasi PMK saat ini diprioritaskan untuk sapi perah. “Karena sapi perah masa hidupnya lebih lama, beda dengan sapi potong. Selain itu sapi perah juga untuk penghasilan yang sifatnya harian. Dan kebanyakan peternakan sapi perah ini memakai dana bank atau KUR,” sebutnya. “Kalau mau pakai obat-obatan (tradisional) seperti jamu juga boleh. Gula merah, kecap dan telur tiga butir,” sambungnya.
24
Jun
Market of Jogja Festival (Mojog Fest) resmi dibuka pada Jumat (24/6) di Taman Kuliner Condongcatur, Depok. Prosesi pembukaan festival dilakukan oleh Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa dengan memotong pita. Turut hadir dalam acara tersebut, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah, serta Pimpinan Daerah Federasi Serikat Pekerja Rokok Tembakau DIY.
Dalam kesempatan itu, Waljid Budi Lestariyanto sebagai ketua panitia, menyampaikan bahwa Mojog Fest diselenggarakan untuk membangkitkan kembali UMKM di Sleman. Di samping itu, acara yang baru diselenggarakan pertama kali ini turut menjadi menjadi panggung bagi para seniman untuk berkarya. Kehadiran Mojog Fest disebut sebagai salah satu langkah untuk menumbuhkan semangat masyarakat Sleman, usai 2 tahun terkendala pandemi Covid-19.
“Peserta Market of Jogja Festival ini berasal dari Sleman dan sebagian dari luar Sleman. Sehingga acara ini pun terbuka untuk siapa saja, dan dapat dinikmati secara gratis. Dengan begitu, diharap dapat membangkitkan kembali semangat dan ekonomi masyarakat setelah terbatas selama 2 tahun akibat pandemi Corona,” jelas Waljid.
Hal senada juga disampaikan oleh Wakil Bupati Danang Maharsa melalui sambutannya. Danang menuturkan bahwa saat ini Pemkab Sleman tengah gencar mendorong geliat perekonomian di Sleman sebagai upaya pemulihan ekonomi masyarakat. Di samping itu, Danang juga mengajak pegiat UMKM untuk saling memberikan evaluasi, sehingga semakin banyak pengunjung yang tertarik untuk datang.
“Saya berharap setiap UMKM dapat optimis menjalankan berbagai usaha, konsisten untuk meningkatkan kualitas produknya, serta membangun kepercayaan konsumen. Terlebih dengan semakin membaiknya kondisi pasca pandemi memberikan angin segar bagi kemajuan dan perkembangan usaha,” begitu kata Wakil Bupati Sleman.
Market of Jogja Festival dilaksanakan selama 3 hari, mulai dari 24-26 Juni 2022 di Taman Kuliner Condongcatur. Pengunjung dapat menikmati festival kuliner, fashion dan kerajinan, bazar UMKM, sesi diskusi, hingga pagelaran seni budaya. Mojog Fest mulai melayani pengunjung dari pukul 9 pagi hingga 9 malam.