Arsip Kategori: Berita

Untuk Informasi Selengkapnya tentang Penanganan Bencana Gunung Merapi 2010 :
25
Oct

Menkokesra Tinjau Kesiapan Pemkab Sleman

Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menkokesra) RI, Agung Laksono mengunjungi posko Merapi di Pakem Senin, 25 Oktober 2010 pukul 18.00 WIB. Dalam kesempatan ini Menkokesra berkenan melihat secara langsung kesiapan Pemkab Sleman dalam penanganan bencana Merapi 2010 ini.

Kunjungan Menkokesra diterima langsung oleh Bupati Sleman, Sri Purnomo yang didampingi oleh Wakil Bupati Sleman, Ny. Yuni Satia Rahayu, Komandan posko, Widi Sutikno, Camat Pakem, Budiharjo. Pada kesempatan tersebut Bupati Sleman mempresentasikan segala persiapan terkait penanganan bencana Merapi 2010. Dalam paparannya Bupati menyampaikan segala persiapan yang sudah dan akan dilakukan Pemkab Sleman dalam penanganan bencana Merapi, diantaranya kesiapan di posko Merapi dan barak pengungsian serta kesiapan evakuasi pengungsi. Dalam kesempatan tersebut, Bupati Sleman memperlihatkan peta lokasi rawan bencana Merapi, jumlah penduduk di lokasi rawan bencana serta peta rencana penanganan lengkap dengan jalur evakuasi.

Menkokesra Agung Laksono memberikan apresiasi kepada Pemkab Sleman atas kesiapannya dalam penanganan bencana Merapi 2010 ini. Agung Laksono menyampaikan bahwa kesiapan ini tentunya berkat kerjasama yang dijalin oleh Pemkab SLeman dengan berbagai pihak yaitu TNI/POLRI,  Pusat Vulkanologi, Mitigasi Bencana Geologi, PMI dan juga masyarakat. Pemkab Sleman juga diminta untuk terus  melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar segera mematuhi petunjuk-petunjuk pemerintah dalam penanganan bencana.

Agung Laksono menambahkan bahwa segala upaya yang dilakukan pemerintah adalah untuk kebaikan bersama khususnya bagi keselamatan masyarakat. Agung Laksono menyatakan bahwa pemerintah pusat akan mendukung100% langkah-langkah dan  segala sesuatu yang dibutuhkan Pemkab Sleman terkait dengan penanganan bencana Merapi ini. Namun demikian dia juga berpesan agar pendidikan anak-anak di pengungsian agar diperhatikan, tetap dijalankan dan dipertahankan selama di pengungsian. Pemkab Sleman diminta untuk tidak hanya memperhatikan tempatnya saja, tetapi juga kondisi kesehatan pengungsi, sanitasi dan logistik pengungsi selama di barak juga harus diperhatikan.

Setelah mengunjungi posko Merapi, Menkokesra juga meninjau barak pengungsian di Balai Desa Hargobinangun Pakem dan Pos Pengamatan Gunung Merapi di Kaliurang. Kepada masyarakat di barak pengungsian Menkokesra berpesan agar masyarakat bersabar dan mengikuti petunjuk dan instruksi dari pemerintah demi keselamatan bersama. Agung Laksono berjanji bahwa pendidikan bagi anak-anak didik yang mengungsi tetap akan diperhatikan dan dilangsungkan.

Atas perhatian Menkokesra tersebut, masyarakat di barak pengungsian Hargobinangun menyampaikan terimakasih. Pada saat dikunjungi Menkokesra, jumlah pengungsi di barak pengungsian Hargobinangun Pakem sudah mencapai 130 orang.

25
Oct

Bupati Tinjau Kesiapan Barak Pengungsian

Kesiapan Barak pengungsian menjadi perhatian Bupati Sleman Drs. H. Sri Purnomo, MSI, Senin, usai Rapat Koordinasi membahas peningkatan status merapi dari Siaga ke Awas Merapi, di Posko Utama Merapi Pakem. Bersama Wakil Bupati Sleman, Kapolres, Dandim, Camat Pakem, Cangkringan Turi serta jajaran dinas/instansi teknis di lingkingan Pemkab Sleman. Bupati Sleman langsung mengadakan peninjauan ke barak-barak pengungsian Kepuharjo, Glagaharjo, Umbulharjo dan mengunjungi Kawasan Kaliadem.

Dalam kesempatan ini Bupati mendapat penjelasan dari petugas barak bahwa barak pengungsian yang ada telah siap menampung para pengungsi, di antaranya MCK, logistik, dapur umum serta para petugas.

Sementara dalam peninjauan ke kawasan Kaliadem Umbulharjo Cangkringan masih dijumpai para pedagang yang menggelar dagangannya karena belum tahu adanya peningkatan status, namun setelah mendapat informasi maka para pedagang segera mengemasi barang dagangannya untuk pulang ke rumah masing-massing dan para penduduk di daerah RB III menyatakan kesiapannya untuk mengungsi ke barak pengungsian yang telah disediakan mulai pukul 15.00 WIB.

Dalam kesempatan ini Bupati mengimbau kepada warga agar mematuhi peringatan yang telah diberikan oleh Pemerintah dan karena sudah ada perintah untuk mengungsi dari Pemerintah maka diharapkan dapat dipatuhi. Sementara kepada para wartawan juga diharapkan agar waspada dan berhati hati jangan sampai mengejar berita melupakan keselamatan diri sendiri dengan memasuki daerah yang terlarang.

25
Oct

Status Merapi Meningkat, Warga Segera Dievakuasi

Bupati Sleman Drs. H. Sri Purnomo, MSI, Senin pagi pukul 05.00 s/d 06.30 WIB memimpin rapat koordinasi membahas peningkatan status merapi dari Siaga ke Awas Merapi, di Posko Utama Merapi Pakem. Rapat juga dihadiri oleh Wakil Bupati Sleman, Kapolres, Dandim, Camat Pakem, Cangkringan Turi serta jajaran dinas/instansi teknis di lingkungan Pemkab Sleman. Rapat dilaksanakan sehubungan diterimanya pemberitahuan dari BPPTK mengenai peningkatan status Gunung Merapi dari siaga ke awas, 25 Okt 2010, mulai pukul 06.00 WIB. melalui surat nomor 2044/45/BGL.V/2010, tanggal 25 Oktober 2010.

Dalam kesempatan rapat ini Bupati Sleman menyatakan dengan adanya peningkatan status dari siaga ke awas akan segera dilaksanakan evakuasi terhadap warga yang berada di daerah rawan bencana III, mulai pukul 07.00 WIB. Diharapkan kepada semua pihak agar dalam pelaksanaan evakuasi tidak menimbulkan rasa kepanikan terhadap masyarakat dan dilakukan sesuai prosedur yang telah ditetapkan dan diutamakan bagi Ibu hamil, anak balita, lansia. Sementara untuk penutupan jalur meliputi Pakem yakni Pintu Gerbang Kaliurang dan Boyong, Cangkringan 3 titik, Turi 5 titik, dengan tanda-tanda larangan.

Adapun jumlah penduduk yang direncanakan untuk mengungsi wilayah Cangkringan 3668 orang, Pakem 5871 orang dan Turi 1952 orang dan telah disiapkan 7 barak pengungsian yakni Glagaharjo, Kepuharjo, Umbulharjo, Hargobinangun, Purwobinangun, Girikerto dan Wonokerto, dengan kesiapan petugas dari TAGANA dan PMI. Dalam pelaksanaan evakuasi pengungsi diprioritaskan kendaraan yang dimiliki oleh masyarakat sendiri, hal ini untuk kelancaran arus lalu lintas dijalur pengungsian dan untuk tidak menimbulkan kepanikan penduduk. Pemkab Sleman juga telah menyiapkan sarana transportasi di Wilayah Cangkringan, Desa Kepuharjo 10 truk, Umbulharjo 10 truk, Glagaharjo 7 truk, Kecamatan Turi Wonokerto 6 truk, Girikerto 6 truk, dan swadaya dari masyarakat sendiri. Diharapkan juga petugas menyiapkan sarana dan prasarana evakuasi ditiap-tiap titik kumpul menuju barak-barak pengungsian yang telah disediakan.

Dalam kesempatan ini Pemda Propinsi DIY menyatakan kesiapannya untuk membantu logistik 10 ton beras, sarden, mie instan, minyak goreng, peralatan dapur umum serta petugasnya.

Diingatkan dalam pengelolaan logistik maupun semua pengeluaran dan bantuan dicatat dan melalui satu pintu agar tertib dan tidak menimbulkan masalah dikemudian hari, semetara untuk para relawan juga diharapkan dapat melaporkan keberadaannya melalui Dinas Nakersos.

Sementara itu kegiatan belajar mengajar untuk sementara dipulangkan agar tidak menimbulkan kepanikan siswa para guru yang memberitahukan, untuk selanjutnya ikut ke pengungsian dan mulai Selasa, 26 Oktober 2010. Menurut Kepala Dinas Pendidikan Sleman, Dra. Suyamsih, MPd. Untuk pelaksanaan pembelajaran dilakukan ditempat yang sudah ditunjuk, ke sekolah terdekat di daerah aman, Bagi sekolah yang tidak dapat menampung akan dilakukan dengan cara sift pagi siang atau disediakan tenda diluar sekolah. Dan untuk TK yang berada di Girikerto dan Wonokerta sejumlah 85 anak pindah di Balai Desa masing-masing. Sementara untuk jumlah siswa SD Turi 691 anak, Cangkringan 345 anak, Pakem 515 anak .

Dalam kesempatan ini Kapolres Sleman mengharapkan masyarakat tetap waspada jangan sampai situasi ini dimanfaatkan oleh orang yang tidak bertanggungjawab, dan aparat terkait dan tibmas setempat juga diharapkan kewaspadaannya.

Isi situs bersifat informatif bukan merupakan legal opinion dari Pemerintah Kabupaten Sleman. Apabila terdapat data elektronik based yang berbeda dengan data resmi paper,
maka yang menjadi acuan adalah data resmi paper based.