Arsip Kategori: Berita

Untuk Informasi Selengkapnya tentang Penanganan Bencana Gunung Merapi 2010 :
12
Nov

Kegiatan belajar mengajar siswa pengungsi di sekolah titipan sudah berjalan

Selama bahaya erupsi Merapi belum reda dan belum memungkinkan untuk kegiatan belajar mengajar, terutama wilayah rawan bencana khususnya di kecamatan Cangkringan, kecamatan Pakem, kecamatan Turi, kecamatan Tempel, kecamatan Ngaglik dan kecamatan Sleman maka siswa di wilayah tersebut sebagian dititipkan di sekolah yang berada daerah selatan dimana siswa tersebut mengungsi.

Saat ini kegiatan belajar mengajar sudah berjalan dan sebagian siswa yang mengungsi sudah masuk mulai hari ini. Sementara sekolah yang sampai saat ini belum bisa menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar dan tidak dapat dititipkan di sekolah lain adalah SMK Cangkringan yaitu jurusan pengolahan makanan dan peternakan mau dititpkan dimana tidak ada jurusan tersebut. Kedepan, SMK Cangkringan tersebut akan dipinjamkan gedung PPPG Kesenian yang sudah menyediakan gedung dan peralatan kegiatan belajar mengajar.

Kepala dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kab. Sleman, Dra. Suyamsih saat dijumpai diruang kerjanya Kamis 11 Nopember 2010 menyampaikan bahwa yang menjadi masalah sekarang adalah dimana siswa tersebut mengungsi karena siswa tersebut pengunsiannya tersebar dimana-mana dan itu sulit didata. Yang sudah terdata sampai saat ini baru sekitar 25 siswa dari sekitar 180 an siswa, dari 25 siswa itupun ditemukan di daerah Klaten, karena 50 % siswa SMK Cangkringan berasal dari daerah Klaten wilayah utara.

Siswa SMK Cangkringan  yang belum terdata diharapkan atas inisiatip sendiri bisa mengikuti kegiatan belajar mengajar di PPPG Kesenian di Besi Sukoharjo, Ngaglik Sleman. Kepada orang tua maupun masyarakat yang mengetahui keberadaan siswa SMK Cangkringan dihimbau agar memberitahukan bahwa kegiatan belajar mengajar SMK Cangkringan akan dilaksanakan di gedung PPPG Kesenian mulai hari Senin depan, tanggal 15 November 2010. Suyamsih menambahkan bahwa hari ini akan dimulai persiapan dan pendataan keberadaan siswa SMK Cangkringan.

Sementara itu, kegiatan belajar mengajar SMPN 4 Pakem dilaksanakan di AMP YKPN Jl Monjali, dan direncanakan untuk SMPN 1 dan 2 Pakem akan dipinjamkan di PPPG Matematika Kentungan, sementara untuk SMPN 1 dan 2 Cangkringn karena hampir semua siswanya mengungsi maka dihimbau agar mereka mau mengikuti kegiatan belajar mengajar di tempat terdekat.

Untuk SMA Pakem kelas XII, kegiatan belajar mengajar dilaksanakan di Plosokuning, sementara untuk kelas X dan XI yang sudah ditemukan dititipkan di SMA N2 Ngaglik. Sementara  bagi siswa yang belum terdata dan ditemukan Suyamsih berharap atas inisiatip siswa sendiri dsn bahkan mau mengajak teman-temannya untuk mengikuti kegiatan belajar di SMA terdekat dimana meraka mengungsi.

Mengingat kondisi yang belum memungkinkan maka siswa yang terpaksa bersekolah dengan tidak bersepatupun akan diterima oleh sekolah yang ditempati. Untuk kegiatan belajar mengajar  yang TK dan SD  di tempat pengungsian seperti di Stadion Maguwoharjo sudah berjalan, namun data jumlah siswa belum dapat disampaikan karena kondisi pengungsi yang labil dan sewaktu-waktu bisa berubah. Demikian juga kegiatan belajar TK dan SD bagi pengungsi di GOR Pangukan dan Youth Center, hari ini sudah berjalan.

Suyamsih menegaskan bahwa setiap Sekolah TK, SD, SMP, SMA, SMK yang ada di wilayah aman bersedia menerima titipan siswa dari wilayah rawan bencana yang ada di wilayah Sleman Utara.

12
Nov

2.271 Rumah Warga Rusak Akibat Erupsi Gunung Merapi

Sebanyak 2.271 rumah warga mengalami kerusakan akibat erupsi Gunung Merapi. Rumah rusak ini berada di Kecamatan Cangkringan Sleman yang tersebar di 5 desa. 5 Desa yang rumah penduduknya mengalami kerusakan adalah Glagaharjo, Argomulyo, Kepuharjo, Wukirsari dan Umbulharjo. Kerusakan terparah terjadi di Umbulharjo yaitu 100 persen rumah warga rusak.

Berikut Data Perkiraan Rumah Rusak di Wilayah Cangkringan:

DATA PERKIRAAN RUMAH RUSAK AKIBAT ERUPSI GUNUNG MERAPI
TANGGAL 26 OKTOBER – 5 NOVEMBER 2010
NO KECAMATAN DESA DUSUN JUMLAH KK JUMLAH RUMAH KET (%)
TOTAL RUSAK
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Cangkringan Glagaharjo Ngancar 130 130 65 50,0
2 Glagah Malang 67 67 34 50,7
3 Jetis Sumur 74 74 37 50,0
4 Gading 89 89 45 50,6
5 Singlar 102 102 51 50,0
6 Srunen 122 130 130 100,0
7 Kalitengah Kidul 82 108 108 100,0
8 Kalitengah Lor 148 155 155 100,0
9 Argomulyo Cangkringan 110 110 22 20,0
10 Jaranan 112 112 22 19,6
11 Karanglo 96 96 19 19,8
12 Jetis 127 127 25 19,7
13 Suruh 141 141 28 19,9
14 Bakalan 68 68 68 100,0
15 Gadingan 131 131 98 74,8
16 Kauman 77 77 15 19,5
17 Kepuharjo Kaliadem 129 144 144 100,0
18 Jambu 98 98 98 100,0
19 Petung 90 90 90 100,0
20 Kopeng 126 126 126 100,0
21 Batur 129 129 129 100,0
22 Kepuh 112 112 56 50,0
23 Manggang 93 93 93 100,0
24 Wukirsari Gungan 168 168 84 50,0
25 Cakran 171 171 34 19,9
26 Ngepringan 107 107 107 100,0
27 Gondang Pusung 85 85 43 50,6
28 Umbulharjo Pelemsari/Kinahrejo 80 150 150 100,0
29 Pangukrejo 195 195 195 100,0
JUMLAH 3259 3385 2271 67,1

Sementara data Sarana Prasarana terdampak erupsi meliputi:

1.sekolah 217 unit
2.pasar pasif 5 unit
3.pasar rusak 2 unit
4.puskes pasif 10 unit
5.pustu pasif 5 unit
11
Nov

aktivitas G. Merapi tanggal 11 November 2010 pukul 00:00 sampai dengan pukul 18:00 WIB

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan Badan Geologi pukul 00:00-18:00 WIB erupsi masih berlangsung dengan intensitas yang menurun.

Laporan pengamatan visual, suara gemuruh terdengar dengan intensitas lemah dan hujan abu dengan intensitas ringan-lebat teramati di sektor Barat Daya hingga Barat Laut. Asap terlihat dengan tinggi 800 m dari puncak G. Merapi condong ke arah Barat hingga Barat Laut.
Teramati guguran ke arah K. Gendol dengan jarak luncur 1 km pada pukul 10:35 WIB. Dari CCTV yang dipasang di Deles, teramati awanpanas dengan jarak luncur 3 km ke arah K. Gendol pada pukul 05:20 WIB. Teramati kolom asap berwarna putih kecoklatan bertekanan kuat setinggi 1500 m.

Secara umum, endapan lahar telah teramati di semua sungai yang berhulu di puncak G. Merapi dari arah Tenggara, Selatan, Barat Daya, Barat dan Barat Laut meliputi, K. Woro, K. Kuning, K. Boyong, K. Bedog, K. Krasak, K. Bebeng, K. Sat, K. Lamat, K. Senowo, K. Trising, dan K. Apu. Lahar di K. Boyong telah terendapkan di Dusun Kardangan Desa Purwobinangun, Kab, Sleman berjarak 16 km dari puncak G. Merapi. Lahar di K. Kuning telah mengisi penuh jembatan Sidorejo, Dusun Sidorejo, Desa Hargobinangun yang berjarak 9,5 km dari puncak G. Merapi. Sedangkan di alur K. Gendol, lahar telah mengisi penuh dam di Dusun Morangan Desa Sindumartani yang berjarak 16,5 km dari puncak G. Merapi.

Berdasarkan hasil pemantauan instrumental dan visual pada 11 November 2010 dari pukul 00:00 WIB sampai dengan pukul 18:00 WIB menunjukkan aktivitas G. Merapi masih tinggi. Dengan kondisi tersebut, maka status aktivitas Gunung Merapi pada tingkat Awas (level 4). Ancaman bahaya G Merapi dapat berupa awanpanas dan lahar.

Sehubungan masih tingginya aktivitas vulkanik G. Merapi dan status masih ditetapkan pada level Awas, maka direkomendasikan sebagai berikut:
1. Agar dilakukan penyelidikan abu gunungapi yang dapat berpotensi mengganggu jalur penerbangan dari dan ke Lapangan Udara Internasional Adisucipto di Yogyakarta.
2. Tidak ada aktivitas penduduk di daerah rawan bencana III, khususnya yang bermukim di sekitar alur sungai (ancaman bahaya awanpanas dan lahar) yang berhulu di G. Merapi sektor Tenggara, Selatan, Barat Daya, Barat dan Barat Laut dalam jarak 20 km dari puncak G. Merapi meliputi, K. Woro, K. Gendol, K. Kuning, K. Boyong, K. Bedog, K. Krasak, K. Bebeng, K. Sat, K. Lamat, K. Senowo, K. Trising, dan K. Apu.
3. Segera memindahkan para pengungsi ke tempat yang aman di luar radius 20 km dari puncak G. Merapi.
4. Masyarakat di sekitar G. Merapi agar senantiasa mengikuti arahan dari Pemerintah Kabupaten setempat dalam upaya penyelamatan diri dari ancaman bahaya erupsi G. Merapi.
5. Untuk mengantisipasi kemungkinan meluasnya kawasan landaan awanpanas, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi senantiasa berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah setempat.
6. Masyarakat diminta tidak panik dan terpengaruh dengan isu yang beredar mengatasnamakan instansi tertentu mengenai aktivitas G. Merapi dan tetap mengikuti arahan dari pemerintah daerah setempat yang selalu berkoordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi.

Isi situs bersifat informatif bukan merupakan legal opinion dari Pemerintah Kabupaten Sleman. Apabila terdapat data elektronik based yang berbeda dengan data resmi paper,
maka yang menjadi acuan adalah data resmi paper based.