Arsip Kategori: Berita

10
Dec

Kampanye Indonesia Menanam : Pramuka tanam 1250 bibit pohon

Bertempat di Lapangan Jangkang, Desa Widodomartani, Kecamatan Ngemplak Kamis 9 Desember 2010 telah berlangsung Kampanye Indonesia Menanam Pohon yang di selenggarakan  oleh Dinas Kehutanan dan Perkebunan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta bekerja sama dengan pemerintah Kabupaten Sl;eman. Hadir dalam acara tersebut Wakil Bupati Sleman Yuni satia Rahayu, Kepala Dinas  Pertanian Perikanan. Kabupaten Sleman, Camat  Ngemplak,  dan  berbagai elemen masyarakat termasuk karang Taruna, kalangan pendidikan, Pramuka  yang jumlahnya sekitar  250 orang. Dalam kesempatan ini menanam pohon  dengan berbagai macam pohon yang berjumlah 1250 batang pohon.

Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Prop DIY yang diwakili oleh Kepala Bidang Penataan dan Perlindungan Hutan Ir. Parwidi. Msi. Dalam sambutannya mengatakan bahwa Hutan Indonesia seluas 120,35 juta Hektar merupakan kelompok hutan tropis yang besar di dunia, dan mempunyai fungsi utama paru-paru dunia serta dianggap signifikan mempengarui iklim dunia. Selain itu hutan mempunyai hayati yang tinggi.

Selama dekade terakhir, sumber daya  hutan telah menjadi modal utama pembangunan ekonomi nasional yang memberi dampak positif antara lain terhadap peningkatan devisa , penyerapan tenaga kerja dan mendorong pengembangan wilayah dan pertumbuhan ekonomi. Kerusakan hutan terlihat dari  laju deforestasi hutan selama sepuluh tahun terakhir diperkirakan semakin cepat.

Untuk menghambat laju dari deforestasi adalah menanamkan kepedulian masyarakat  untuk gemar menanam. Dengan adanya kesadaran masyarakat ini diharapkan di waktu mendatang dapat melakukan penghijauan secara swadaya sebagai bagian dari penyelamatan sumber daya alam hutan, tanah dan air.

Pada kesempatan ini pula dengan adanya Gerakan moral Kampanye Indonesia Mananam ini diharapkan mampu untuk menanamkan rasa cinta pohon dan lingkungan pada masyarakat, dan mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya bahwa Pemkab Sleman telah melaksanakan program Kampanye Indonesia Menanam.

Dalam kesempatan tersebut Wakil Bupati Sleman  mengatakan bahwa Pengelolaan lingkungan hidup sebagai budaya masyarakat marilah berupaya untuk menanamkan kepedulian pengelolaan lingkungan hidup sejak dini pada anak-anak. Salah satunya melalui pendampingan pada setiap sekolah untuk melaksanakan kegiatan Sekolah Berbudaya Lingkungan atau adiwiyata  dengan kesadaran lingkungan yang tertanam sejak dini  maka kita berharap dikemudian hari akan tercipta harmoni hidup antara masyarakat dan lingkungan. Dalam kesempatan ini mari kita bersama-sama  untuk mempercepat penghijauan kembali di lereng merapi yang baru saja terkena dampak erupsi. Dan memang ini memerlukan perhatian kita semua , saat ini Pemkab Sleman sedang berupaya pemulihan kawasan ini.  Upaya pemulihan kawasan lereng merapi ini tidak dapat hanya dilakukan oleh Pemkab Sleman, tetapi memerlukan kerja sama dan dukungan oleh semua pihak.

Menurut ketua penyelenggara kegiatan Kampanye Indonesia Menanam Ir Tri Basuki, MSc. Bahwa kegiatan ini bertujuan agar minat dan kecintaan masyarakat untuk menanam pohon dapat dibangkitkan dan selanjutnya tercipta budaya menanam sebagai perwujudan sikap”Hamemayu Hayuning Bawono” oleh masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta.

10
Dec

Seluruh Kloter jama’ah haji telah kembali

Rombongan Jama`ah haji Kabupaten Sleman Kloter terakhir ( kloter 52 ) dari Kabupaten Sleman telah kembali ke Sleman  pada Kamis, 9 desember 2010 pukul 11.30 WIB. Rombongan jamaah haji tersebut tiba di Masjid Agung Sleman dan disambut oleh  kepala Kantor Wilayah Kementrian Agama Kabupaten Sleman Drs. Arif Jufandi, MPdi.  Dengan kedatangan jamaah haji kloetr 52 tersebut berarti seluruh kloter  jamaah haji Kabupaten Sleman telah kembali ke  Sleman.

Dalam sambutannya yang dibacakan oleh Arif Jufandi, Bupati Sleman  antara lain mengatakan bahwa  menjalankan ibadah haji adalah merupakan perjalanan yang sakral dan tidak semua orang bisa melaksanakannya karena melaksanakan ibadah haji adalah merupakan Panggilan Tuhan.  Untuk itu diharapkan  setelah sampai ditanah air dan dikampung halamannya para jama`ah Haji supaya bisa memberikan motivasi kepada masyarakat baik dalam peningkatan Iman dan TaQwa juga dalam hal kemajuan perekonomian. Selain itu para jama`ah haji diharapkan bisa mendapatkan dan memperoleh predikat haji yang mabrur dan bisa menjaga kemabrurannya dalam kehidupan sehari-hari dan juga bisa membantu Pemerintah dalam melaksanakan Pembangunan baik phisik maupun mental demi kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat Kabupaten Sleman.

Akhirnya Bupati meminta maaf apabila Pemerintah Kabupaten Sleman  dalam melayani rombongan haji mulai dari pemberangkatan sampai dengan kepulangannya ada kekurangan dan kekhilafan,kedepan Pemerintah daerah akan berusaha memperbaiki dalam  melayani jama`ah haji  dengan lebih baik lagi.

Jamaah haji Kabupaten Sleman tahun 2010 berjumlah 1242 orang dan terbagai menjadi 5 kloter, yakni kloter 47, 48, 49, 50, 52. Kloter 47 yang terdiri dari 380 orang mengawali kepulangannya dan tiba di Masjid Agung Sudiro Husodo selasa, 7 Desember dini hari.  Disusul kloter 48 dan 49.  Pada Rabu siangnya tanggal 8 Desember 2010 datang kloter 50 sebanyak 270 jama`ah yang diterima Sekretaris Daerah Ir.Sutrisno.MES, dan Gelombang terakhir kloter 52 SOC jamaah haji tiba di Masjid agung sebanyak 130 jama`ah  pada Kamis siang 9 Desember 2010 .dan disambut Oleh  kepala Kantor Wilayah kementrian Agama Kabupaten Sleman Drs.H.Arif Jufandi.Mpdi dan Muspida Sleman. Dari 1242 jamaah  haji dari Kabupaten Sleman tersebut   yang meninggal ditanah suci sebanyak 4 orang.

8
Dec

Bupati Sleman resmikan Masjid Nur Falah

Dengan ditandai dengan pemasangan Mustoko Masjid Nur Falah yang bertepatan dengan tanggal satu Muharan tahun 1432 H ini membuktikan bahwa umat Islam di Gentan mempunyaai rasaa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmat yang telah diberikan. Diharapkan dengan tahun baru Hijriah ini akan memberikan semangat baru pada umat Islam khususnya di Dusun gentan ini. Hal tersebut disampaikan Bupati Sleman Drs. Sri Purnomo saat memberi sambutan pada peresmian Masjid Nur Falah di Dusun Gentan, Sinduharjo, Ngaglik, Sleman Selasa 7 Desember 2010.

Lebih lanjut disampaikan bahwa dengan dibangunnya Masjid yang sangat megah ini agar nantinya dapat dimakmurkan, karena tidak ada artinya tetapi Masjid itu dijaga kebersihannya karena tidak ada yang masuk ke masjid, masjid kotor tidak apa-apa begitu kotor dibersihkan lagi, kotornya masjid karena banyaknya jamaah yang masuk masjid itu tidak masalah dan itulah masjid yang sebenarnya. Orang yang mau memakmurkan masjid adalah orang yang percaya pada Tuhan dan yang percaya pada hari pembalasan, tambah Sri Purnomo. Orang yang tidak percaya pada hari pembalasan ini bisa jadi hidup itu seperti hukum rimba yang kuat yang menang, karena tidak percaya akan hari pembalasan, karena apa yang dilakukan di bumi ini akan dipertanggung jawabkan dihadapan Tuhan. Orang yang percaya akan hari pembalasan dan mau membayar zakat  adalah orang yang mau memakmurkan Masjid dan menegakkan Sholat. Diingatkan pula oleh Sri Purnomo jangan takut berlebihan dengan manusia, kalau memang salah memang tidak ada salahnya takut, tetapi jangan tidak takut dengan siapapun terutama bila berbuat salah. Takutlah pada Tuhan kalau tidak melakukan perintah-perintahNya dan hendaknya manjauhi segala laranganNya.

Sedang peresmian Masjid Nur Falah itu sendiri ditandai dengan penandatanganan Prasasti oleh Bupati Sleman yang didampingi antara lain camat Ngaglik Drs. H. Mardiyana, Ketua panitia H. Ahmad Zulfan, ustadz H. Marwan Gunadi Sastra dari NTB.Setelah peresmian Bupati Sleman menyempatkan diri meninjau masjid Nur Falah yang diikuti panitia dan undangan.

Sementara itu ketua panitia pembangunan masjid H. Ahmad Zulfan dalam laporannya antara lain menyampaikan bahwa  maksud dan tujuan  pembangunan masjid yaitu untuk memberikan tempat dalam melakukan ibadah, dan memberikan kepastian serta kebanggaan bagi umat Islam dalam kehidupan soaial keagamaan. Juga untuk menampung jamaah, karena banyaknya warga Gentan dan warga pendatang (anak kos) dengan harapan masjid Nur Falah menjadi masjid yang representatip bagi kepentingan sosial daan keagamaan. Sedang masjid itu sendiri dibangun mulai bulan Januari 2003 dan kondisi masjid sampai saat diresmikan ini baru mencapai 80%. Ukuran masjid itu sendiri 8 X 10 M ( dua lantai) dengan luas tanah 96 M2. Sedang untuk finishing pembangunan masjid sampai saat ini masih memerlukan biaya Rp. 111.000.000,- ( seratus sebelas juta rupiah). Ditambahkan pula bahwa pada peresmian ini juga ditandai dengan pemasangan Mustoko Masjid.

Isi situs bersifat informatif bukan merupakan legal opinion dari Pemerintah Kabupaten Sleman. Apabila terdapat data elektronik based yang berbeda dengan data resmi paper,
maka yang menjadi acuan adalah data resmi paper based.