15
Dec
Diperkirakan lebih dari 1000 orang akan melakukan bakti sosial “Bersih Merapi” dikawasan obyek wisata Kaliurang Sleman, Minggu 19 Desember 2010 mendatang. Bakti sosial tersebut diprakarsai oleh Sleman Travel Agent Forum (STAF) dan Forum Insan Pariwisata (FOSIPA INDONESIA). Demikian diungkapkan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Drs untoro Budiharjo, dikantornya Selasa 14 Desember 2010.
Untoro menambahkan bahwa penyelenggaraan bakti sosial tersebut merupakan wujud nyata kepedulian masyarakat dan insan pariwisata dalam upaya memulihkan kondisi dan kesiapan obyek wisata khususnya obyek wisata kaliurang. Karena bagaimanapun juga obyek wisata Kaliurang dengan panorama alamnya yang khas dan mempesona telah menjadi salah satu ikon pariwisata DIY yang harus tetap dipertahankan selain Candi Prambanan, Kraton dan Parangtritis.
Menurut koordinator penyelenggaraan bakti sosial Jajang Sukendar, diantara peserta bakti sosial tersebut 400 orang diantaranya adalah mahasiswa Universitas Nusantara PGRI Kediri Jawa Timur dan komunitas lain yaitu komunitas relawan Organisasi Pemuda Sedan (OPSED) Peduli Merapi, Korlap PMI Cabang Pakem, Japatepa Cycling Peduli Merapi, dan Komunitas Lereng Merapi (KLM).
Jajang menambahkan bahwa meskipun peserta bakti sosial sudah sekitar 1000 orang namun pihaknya mengundang masyarakat umum untuk melakukan bakti sosial secara suka rela. Sehingga lebih banyak peserta akan lebih baik, dan kawasan wisata Kaliurang akan lebih cepat tertata kembali. Untuk itu partisipasi masyarakat khususnya komunitas, lembaga, kalangan perguruan tinggi dan stakeholder pariwisata sangat diharapkan keikutsertaannya.
Bagi masyarakat yang ingin berpartisipasi melakukan bakti sosial diminta membawa peralatan sendiri sepertinya cangkul, sabit, sapu, ember, dsb dengan titik kumpul di Pertigaan Beringin Kawasan Tlogo Putri Kaliurang. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Jajang Sukendar melalui nomor 0274-6588886, atau 08112510440.
15
Dec
Sejumlah 12 (duabelas) wartawan asing mengunjungi berbagai obyek wisata di Sleman, Senin – Selasa 13 dan 14 Desember 2010. Obyek yang dikunjungi meliputi Lava Tour Bronggang, Candi Prambanan, Candi Ratu Boko, pertunjukan Sendratari Ramayana. Keduabelas wartawan asing tersebut 6 (enam) orang dari Thailand, 5 (lima) orang dari Malaysia dan 1 (satu) orang dari Singapura. Demikian disampaikan Kepala Seksi Dokumentasi dan Informasi Pariwisata Disbudpar Sleman Wasita, SS, MAP dikantornya, Selasa 14 Desember 2010.
Kedatangan keduabelas wartawan asing tersebut dikemas dalam bentuk famtrip yang diselenggarakan oleh para pelaku pariwisata yaitu PHRI DIY, ASITA DIY, HPI DIY bekerjasama dengan Dinas Pariwisata Propinsi DIY dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman. Rangkaian perjalanan dikemas oleh Natrabu Odori Tour and Travel pimpinan Edi Purnomo.
Selaku penyelenggara Edi Purnomo mengatakan bahwa pengemasan famtrip media asing ke berbagai obyek wisata di DIY tersebut dimaksudkan untuk pemulihan (recovery) citra kepariwisataan DIY pasca erupsi Gunung Merapi. Pemberitaan media massa yang berlebihan selama ini ternyata memberikan dampak yang luar biasa terhadap kepariwisataan DIY, sehingga sempat menurunkan minat wisatawan untuk berkunjung ke DIY. Oleh karenanya upaya pemulihan citra kepariwisataan DIY perlu dilakukan oleh semua pihak melalui berbagai cara, diantaranya famtrip maupun event-event kepariwisataan.
Rombongan wartawan asing tersebut diterima secara informal oleh Bupati Sleman Drs. Sri Purnomo, M.Si pada jamuan makan siang di Rumah Makan “Sederhana” Jl. Kaliurang Sleman Yogyakarta, Senin 13 Desember 2010. Sri Purnomo mengatakan bahwa pasca erupsi Gunung Merapi beberapa waktu silam pada saat ini berbagai obyek wisata sudah aman dan nyaman untuk dikunjungi. Sangatlah tepat apabila peserta famtrip melihat secara langsung kondisi riil obyek wisata di Sleman. Selanjutnya mereka akan membuktikan sendiri dan menunjukkan kepada dunia internasional bahwa Sleman pada khususnya dan DIY pada umumnya aman dan nyaman untuk mulai dikunjungi lagi.-
15
Dec
Festival kethoprak tingkat propinsi DIY bakal digelar 3 (tiga) hari berturut-turut mulai tanggal 17 -19 Desember 2010 di Gedung Societet Militer Taman Budaya Yogyakarta. Festival tersebut diikuti oleh 5 (lima) kabupaten/ kota se propinsi DIY. Dalam kesempatan tersebut kabupaten Sleman akan mengirimkan kontingen kethoprak dengan lakon “Geger Karang Sambong”. Demikian disampaikan Kepala Bidang Edy Winaryo, S.Sn, Rabu 15 Desember 2010 dikantornya
Edy menambahkan bahwa kontingen Sleman diperkuat oleh 12 (dua belas) penari dan 14 (empat belas) pengrawit. Bertindak selaku pimpinan produksi Sugiman Dwi Nurseto, sutradara Djarwo SP, pelatih Widayat BA, penata artistik Eko Ferianto S.Sn, penata busana Sri Budiyati, penata iringan Sugeng Surono. Dalam kesempatan tersebut kontingen Sleman akan tampil pada hari kedua Sabtu 18 Desember pukul 19.30 WIB.
Sementara itu Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman Drs. Untoro Budiharjo mengatakan bahwa penyelenggaraan festival kethoprak kali ini merupakan wahana yang positif bagi upaya pemulihan citra kepariwisataan DIY secara umum pasca erupsi Gunung Merapi. Diharapkan festival kethoprak tersebut dapat memberikan pemahaman kepada semua pihak khususnya insan budaya dan pariwisata di DIY bahwa aset budaya merupakan kekayaan lokal yang perlu terus dipertahankan. Pada tahap selanjutnya pengemasan aset budaya merupakan langkah yang perlu terus diupayakan dan dikelola secara matang sehingga menjadi atraksi yang menarik untuk mendukung kepariwisataan daerah.
Disisi lain penyelenggaraan festival kethoprak tentunya akan menciptakan suasana kompetisi yang positif bagi kabupaten/ kota se DIY. Dalam hal ini kejuaraan bukanlah menjadi tujuan utama, yang lebih penting adalah semangat dari pelaku budaya untuk mengembangkan kreativitas dan inovasinya. Bahkan yang lebih penting lagi adalah harapan akan meningkatnya apresiasi dikalangan masyarakat terhadap aset budaya lokal yang adiluhung.
Adapun sinopsis “Geger Karang Sambong” adalah sbb: Sultan Agung Raja Mataram dalam mempersiapkan penyerangan terhadap pasukan Kompeni Belanda di Batavia, beliau menugaskan Jaka Samekta untuk membuat lumbung pangan di Kabuyutan Karang Sambong. Namun demikian warga Karang Sambong tidak semuanya mendukung pembuatan lumbung pangan tersebut.
Surakanda dan pendereknya yang berpihak kepada Kompeni Belanda berupaya dengan berbagai cara untuk menggagalkan upaya yang diemban Jaka Samekta. Akhirnya lumbung pangan yang dibuat oleh Jaka Samekta dibakar oleh antek-antek Surakanda. Namun demikian Surakanda tidak dapat mewujudkan apa yang diidam-idamkan, walaupun telah membuat geger masyarakat Kabuyutan Karang Sambong.-