18
Jan
Swadaya masyarakat Sleman dalam membangun daerahnya masih tetap tinggi, hal ini dibuktikan dengan jumlah swadaya masyarakat pada tahun 2010 yang mencapai Rp 36.159.123.567. Padahal bantuan stimulan yang dialokasikan Pemkab Sleman untuk masyarakat pada tahun tersebut hanya Rp 3,5 milyar.
Bantuan stimulan tersebut terinci untuk 2.329 proposal dari 2.874 proposal yang masuk ke Pemkab Sleman. Program-program pembangunan yang dilakukan masyarakat Sleman pada umumnya adalah prasarana dasar permukiman (PDP) seperti talud, koblok jalan, drainase dll yaitu sebanyak 1.655 kegiatan dan irigasi sebanyak 369 kegiatan. Sedangkan pembangunan saluran peresapan air hujan (SPAH) sebanyak 92 kegiatan, pembangunan pasar desa sebanyak 5 kegiatan dan 208 kegiatan untuk pembangunan tempat ibadah.
Kegiatan pembangunan PDP berhasil menggali swadaya masyarakat sejumlah Rp 21,4 milyar sedangkan bantuan yang diberikan untuk kegiatan ini yaitu Rp 2,4 milyar. Sementara untuk kegiatan tempat ibadah berhasil menggali swadaya masyarakat sebesar Rp 7,2 milyar dari bantuan Pemkab yang sebesar Rp 471.700.000. Swadaya masyarakat untuk membangun irigasi (pertanian) di wilayahnya mencapai Rp 6,6 milyar dari bantuan stimulan yaitu Rp 437.500.000,- dan untuk kegiatan SPAH dari bantuan stimulan Rp 110.850.000 dapat menggali swadaya sebesar Rp 726.979.389.
Untuk tahun 2011 ini Pemkab mengalokasikan anggaran sebesar Rp 2 Milyar atau menurun dari tahun lalu. Hal ini dikarenakan saat ini Pemkab memfokuskan pada recovery pasca erupsi Merapi. Dana stimulan tersebut akan disalurkan sekitar bulan Juni-Juli 2011 stelah dilakukan rekapitulasi oleh kecamatan dan kemudian dikaji dan ditetapkan proposal mana saja yang memperoleh bantuan serta besaran atau jumlah bantuannya.
Bagi masyarakat yang ingin mengajukan permohonan bantuan dana stimulan kepada Pemkab Sleman dapat mengajukan surat permohonannya yang diketahui oleh Dukuh, Kades dan Camat dan ditujukan kepada Bupati c/q Camat. Surat permohonan tersebut harus dilengkapi dengan proposal yang isinya meliputi maksud dan tujuan pembangunan, denah/sket lokasi, gambar-gambar kegiatan, volume, rencana anggaran belanja (RAB), jumlah swadaya yang dimiliki, susunan kepanitiaan, daftar hadir rembug warga, surat pernyatan bermeterai yang menyatakan bahwa lokasi tersebut jelas kepemilikannya.
17
Jan
Sabtu 15 januari 2011, jajaran Pemkab Sleman mengadakan kunjungan kerja dan meresmikan berbagai kegiatan pembangunan di Kecamatan Moyudan khususnya di desa Sumberarum. Bupati didampingi oleh Assekda Bidang Pembangunan dr.Sunartono.MKes serta para kepala SKPD Kabupaten Sleman. Kegiatan yang diresmikan antara lain adalah Pembangunan jalan usaha tani yang menghubungkan antara padukuhan Karanganjir dan pedukuhan Jetis dengan panjang 950 m dan lebar 4m yang menghabiskan dana sebesar 44.612.500. rupiah . Bantuan berasal dari Dinas Pertanian dan kehutanan dan PNPM sebesar 35.500.000 ribu serta swadaya dari masyarakat sebesar 9.112.500. rupiah.
Diungkapkan oleh Semijo, selaku Ketua Panitia kelompok Tani Krido Upoyo bahwa sebelumnya jalan tersebut adalah merupakan jalan setapak yang hanya bisa dilalui oleh sepeda motor dan jalan kaki serta kurang mempunyai manfaat. Namun setelah jalan tersebut dilebarkan dapat dilalui oleh kendaraan roda empat dan manfaatnya besar sekali dirasakan oleh masyarakat sebagai sarana transportasi untuk kegiatan perekonomian. Yang menjadi kendala adalah jalan tersebut belum ditalud secara permanen sehingga badan jalan kadang mengecil karena dicangkul oleh petani yang tidak menyadari akan manfaatnya jalan tersebut.
Selanjutnya Sri Purnomo juga meresmikan pengaspalan jalan penghubung antara dusun Jitar dukuh dengan Jitar Ngemplak serta Trukan Jitar sepanjang 1200 m dengan lebar 3m dengan menelan dana sebesar 97.699.500 rupiah serta bantuan aspal sebanyak 45 drum dari Pemerinta Daerah. Dijelaskan pengaspalan tersebut dikerjakan secara kerja bakti selama 30 hari dimulai 11 oktober baik siang maupun malam oleh masyarakat.
Kemudian rombongan diajak camat Moyudan meninjau pelaksanaan pembuatan jalan tembus dan jembatan Gondang yang berlokasi di dusun Sermo yang direncanakan menghabiskan dana sebesar 128.000.000 rupiah.
Bupati Sleman Sri Purnomo dalam sambutannya mengungkapkan kebanggaannya karena masyarakat telah bergotong royong dan bekerja keras sehingga dapat melaksanakan pembangunan di daerahnya. Diharapkan agar hasil pembangunan itu harus dijaga dan dirawat dengan baik, karena itu adalah untuk kepentingan masyarakat itu sendiri.
Kemudian Sri Purnomo juga menjawab keluhan masyarakat tentang masih banyaknya hama tikus yang merusak tanaman padi. Dijelaskan bahwa hama tikus akan berkurang dan lama kelamaan akan hilang apabila petani bisa memutus mata rantai perkembangan tikus dengan menggunakan pola tanam secara konsisten yaitu padi- padi- polowijo ,namun hal itu juga tergantung dari para petani itu sendiri.
Selanjutnya Sri purnomo berharap agar petani Sleman menjadi petani yang terintegrasi, artinya disamping sebagai petani pengolah sawah pertanian namun juga memelihara lembu sehingga bisa terjadi perputaran penghasilan dengan demikian akan menjaga kelestarian lingkungan karena pupuk yang digunakan adalah pupuk yang alami.
17
Jan
Bupati Sleman Drs. H. Sri Purnomo, MSI menerima kunjungan Bupati Tabo Propinsi Jambi di Rumah Dinas Bupati, Sabtu 15 Januari 2011
Turut serta bersama Bupati Tabo yaitu Ka Dinas Kesehatan, Kepala Sosial dan Transmigrasi, Bagian Humas, Kepala Bagian Kesra, serta Kepala Dinas kehutanan Kabupaten Tabo. Bupati Tabo Drs. H. Madjid Muaz, MM yang juga disertai istri mengatakan bahwa maksud kunjungan selain silaturahmi juga ikut merasa prihatin atas musibah yang dialami sebagian masyarakat Sleman akibat bencana alam erupsi Merapi. Bantuan beras yang diberikan sebanyak 2,5 ton diharapkan dapat sedikit meringankan beban yang ditanggung oleh masyarakat korban erupsi merapi dan bisa segera bangkit dan semangat lagi menjalani kehidupan sehari-hari.
Sementara itu Bupati Sleman Drs.H.Sri Purnomo, MSI mengucapkan terima kasih atas kepedulian BUpati Tabo beserta jajarannya terhadap masyarakat Sleman yang terkena erupsi Merapi.
Dijelaskan pula bahwa erupsi yang terjadi tahun 2011 adalah merupakan erupsi diluar kebiasaan dan merupakan siklus rutin serta menelan korban baik manusia maupun hewan yang besar. Bupati juga mendoakan mudah-mudahan bantuan tersebut dapat balasan dari Allah.