Arsip Kategori: Berita

26
Jan

Mentan, Menkokesra, Mensos dan Ketua BNPB Kunjungi Sleman

Total sapi yang mati pada erupsi merapi 2010 sebanyak 4.0l7 ekor baik yang ada di DIY maupun di Jateng. Sedang ternak sapi yang dijual kepada pemerintah ada 291 ekor selanjutnya sapi tersebut diberikan kepada kelompok ternak melalui program Bansos. Hal tersebut disampaikan Menteri Pertanian Ir. H. Suswono MMA saat melakukan kunjungan bersama Menkokesra Agung Laksono, Menteri Sosial Salim Segaf Al-Jufri, Ketua BNPB Syamsul Maarif di Kelompok Ternak Ngipiksari, Hargobinangun Pakem  Minggu 23 Januari 2011. Menkokesra dan rombongan disambut oleh Bupati Sleman Sri  Purnomo beserta  para kepala SKPD di lingkungan pemkab Sleman.

Lebih lanjut disampaikan Suswono bahwa  pemerintah siap untuk membeli ternak dari masyarakat, tetapi setelah dipelihara sapi-sapi tersebut ternyata sehat kembali hingga tidak jadi dijual. Sementara dana yang disediakan untuk mengganti sapi yang mati disiapkan Rp 35 Milyar, tetapi baru terserap 30,1 Milyar dan masih tersisa sekitar Rp 5 milyar. Ditambahkaan pula bahwa sebetulnya pemerintah telah menyiapkan dana Rp100 milyar, tetapi  Kementerian Pertanian hanya mengajukan dana Rp 35 milyar. Oleh karena itu jika ada masyarakat yang sapinya belum diganti agar segera melaporkan ke Dinas Pertanian, nanti pemerinmtah akan mengganti sapi tersebut tentunya dengan melalui proses verifikasi dulu seperti yang lainnya.  Jangan sampai proses penggantian ternak yang mati dimanfaatkan orang yang tidak bertanggung jawab.

Sedangkan Wakil Menteri PU, Hermanto Dardak menjelaskan bahwa untuk normalisasi sungai Kementerian PU menganggarkan Rp 50 Milyar dan Rp 20 Milyar dari BNPB. Sedang untuk jembatan beralur dari Merapi yang mendapatkan prioritas pembangunan ada 14 titik.

Setelah kunjungan dan penyerahan bantuan di kelompok ternak Ngipiksari rombongan menteri melanjutkan perjalanan untuk meninjau pembangunan jembatan darurat di Geblok, Wukirsari Cangkringan dan ke lokasi erupsi Merapi di Kepuharjo Cangkringan. Selanjutnya rombongan juga melakukan peninjauan di bantaran Sungai Gendol di Bronggang Argomulyo Cangkringan dan terakhir meninjau pembangunan shelter di Kowang Argomulyo Cangkringan dan temu dialog dengan warga hunian dari pedukuhan Bakalan Argomulyo Cangkringan dan penyerahan bantuan.

25
Jan

SMK N I Seyegan Terima ISO

Dengan motto kerja “PEKA” Produkitf, Edukatif, Kooperatif dan Akuntable, SMK N I Seyegan senantiasa berusaha meningkatkan kualitas secara terus menerus menuju tercapainya standar mutu pelayanan yang berkualitas, akhirnya SMK N I Seyegan mendapatkan sertifikat ISO 9001/2008. Sertifikat ISO diserahkan oleh Direktur PT TUV Rienland Indonesia kepada Bupati Sleman Drs. H. Sri Purnomo, MSI selanjutnya diserahkan kepada Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Sleman dan kemudian diserahkan kepada Kepala Sekolah SMK N I Seyegan Drs. Sudaryono.

Penyerahan dilakukan di Halaman Sekolah setempat, Senin, 24 Januari 2010, dan Bupati Sleman mengatakan diterimanya sertifikat ISO ini merupakan kebanggaan dan merupakan pemacu semangat bagi sekolah untuk secara terus menerus meningkatkan kualitas sekolah. Sebelum acara penerimaan sertifikat Bupati meresmikan Laboratorium Bahasa Inggris yang dilengkapi dengan perangkat komputer untuk memberikan nilai lebih dalam meningkatkan pengetahuan siswa.

Pada kesempatan tersebut, Bupati mengatakan bahwa pada saat ini di Sleman memiliki 8 SMK Negeri dan 6 diantaranya telah memperoleh sertifikat ISO sehingga tinggal 2 sekolah lagi yang belum menerima sertifikat ISO dan harapannya 2 SMK ini segera mendapatkan sertifikat ISO. Bupati juga berharap kegiatan ini dapat memacu dan mendorong semangat bagi SMK swasta untuk meningkatkan kualitasnya sehingga dapat mengikuti menerima sertifikat ISO. Pemkab Sleman melalui Dinas Pendidikan dan Olah Raga akan berupaya membantu agar sekolah swasta juga dapat segera memperoleh sertifikat ISO. Sementara Bupati juga mengingatkan dengan diterimanya sertifikat ISO, pihak sekolah harus bisa membuktikan bahwa sekolahnya berstandar internasional dengan kerja keras dan bersinergi antara semua komponen. Bupati juga mengajak untuik senantiasa meningkatkan dunia pendidikan secara terus menerus agar bisa berkembang mengikuti kemajuan dan perkembangan teknologi. Menurut Bupati, Dunia pendidikan yang baik yakni tidak jauh perbedaan teori dan praktek. “Dekatkan dunia pendidikan dengan praktek untuk bisa menatap kehidupan ke depan yang lebih baik”, tegas Sri Purnomo.

SMK N I Seyegan saat ini memiliki 33 rombongan belajar dengan 5 program keahlian meliputi teknik gambar bangunan, teknik kontruksi batu dan beton, teknik fabrikasi logam, teknik kendaraan ringan dan teknik ototronik, yang masing-masing didukung dengan bengkel dan laboratorium komputer dan laboratorium bahasan Inggris.

24
Jan

Bupati Sleman Arahkan Pengelola Vulkanotour

Paska erupsi, lokasi erupsi dan bencana lahar dingin banyak dikunjungi wisatawan. Kondisi tersebut, memberikan alternatif peluang usaha untuk membangkitkan perekonomian masyarakat Cangkringan, dan juga memerlukan kesiapan masyarakat dan aparat agar kunjungan wisatawan tidak menimbulkan permasalahan sosial baru. Kesiapan tersebut diperlukan agar jangan sampai banyaknya kunjungan wisatawan tersebut hanya bersifat sementara. Artinya hanya berlangsung awal setelah status merapi diturunkan karena dorongan keingintahuan saja. Hal tersebut disampaikan Bupati Sleman Drs. Sri Purnomo, MSI saat memberikan pembekalan kepada para pengelola Vulkanotour dari Cangkringan di Rumah Makan Morolejar Senin malam, 17 Januari 2011. Hadir dalam kesempatan tersebut antara lain Ka.Dinas Budpar, Camat Cangkringan, Danramil Cangkringan, Polsek Cangkringan dan Kepala Desa Umbulharjo dan pelaku/pengelola vulkanotour yang jumlahnya sekitar 500 orang.

Lebih lanjut disampaikan Sri Purnomo bahwa kunjungan wisatawan yang cukup padat di lokasi harus dikelola agar para wisatawan mau berkunjung kembali baik di lokasi wisata lava maupun obyek wisata yang lain. Dengan kata lain, padatnya kunjungan wisata lava yang sudah berlangsung di wilayah Cangkringan ini harus dijadikan entry point agar para wisatawan dapat menyebarluaskan informasi tentang wisata lava pada masyarakat lain, dan juga mengenal potensi wisata yang lain di Sleman.

Menurut Bupati Sleman, untuk menarik minat pengunjung, mau tidak mau pengelola wisata harus mampu memberikan kenyamanan, keamanan dan daya tarik yang mampu memberikan kepuasan dan bahkan kenangan para wisatawan. Pengelolaan wisata lava harus ditata secara tertib. Penataan tidak hanya untuk lokasi obyek wisata saja tetapi juga lingkungan sekitarnya. Termasuk didalamnya adalah menata agar berkembangnya obyek wisata lava tidak menumbuhkan permasalahan baru yakni permasalahan sosial (kesenjangan) dengan masyarakat dibawahnya yang tidak menjadi obyek wisata langsung, tetapi harus dilalui wisatawan.

Bupati mengatakan bahwa saat ini sudah banyak keluhan wisatawan dan bahkan juga muncul di berbagai media tentang ketidaknyamanan pengunjung ketika berwisata lava. Dalam kesempatan tersebut bupati berharap kepada pengelola vulkanolavatour untuk memperhatikan beberapa hal antara lain untuk tidak melakukan pungutan maupun kotak permintaan sumbangan sukarela di sepanjang jalan dan tidak melibatkan anak-anak dalam meminta sumbangan sukarela. Untuk menjaga kenyamanan arus lalulintas harus diatur sehingga tidak terjadi kemacetan di beberapa titik terutama pada hari-hari tertentu/hari libur. ”Beberapa permasalahan tersebut harus diselesaikan agar masyarakat tidak kapok untuk kembali berkunjung dan tidak menimbulkan imej negatif tentang wisata lava dan masyarakat Cangkringan”, tegas Bupati Sleman.

Pada kesempatan tersebut, Bupati Sleman juga menyampaikan beberapa alternatatif yang dapat dilakukan sekaligus juga untuk membuka lapangan kerja antara lain, penarikan uang pada masyarakat sebaiknya di satu lokasi yakni pintu masuk dan dilakukan secara resmi (artinya dengan karcis), demikian juga penarikan parkir sebaiknya dilakukan sekali dengan tarif yang wajar. Kotak-kotak sumbangan sukarela harus ditertibkan sehingga jalan-jalan bersih dari sumbangan sukarela.

Selain itu, Untuk memberikan kenangan bagi wisatawan, Bupati mengaharapkan agar masyarakat lokal dapat dimotivasi untuk dapat menjual souvenir lokal berupa kerajinan maupun makanan-makanan olahan lokal. Dalam hal pengaturan lalulintas terutama pada hari-hari libur. Bupati mengarahkan agar bus-bus besar diatur untuk tidak naik keatas, sedangkan transportasi keatas dapat menjadi peluang usaha baru yang dapat dikoordinasikan oleh desa, dengan memanfaatkan potensi lokal.

Pada kesempatan tersebut Camat Cangkringan Samsul Bachri maupun kepala Dinas Budpar Drs. Untoro Budiharjo yang ikut hadir mendampingi Bupati Sleman menyampaikan bahwa karena obyek wisata vulkanotour tidak ada yang lain di Indonesia bahkan didunia maka agar dikelola dengan sebaik-baiknya agar minat mengunjungi lokasi tersebut tetap berjalan terus, tidak hanyaa sesaat saja. Untuk mempertahankan tersebut banyak yang harus dilakukan dalam memenej agar tempat tersebut tetaap menarik sepanjang masa. Tidak kalah pentingnya yang selama ini belum tersentuh adanya cinderamata bagi pengunjung dan itu adalah peluang yang cukup menjanjikan bila dikelola dengan baik. Termasuk pengadaan guide yang mumpuni yang bisa memberi kepuasaan pada pengunjung. Sementara itu, Bejo Mulyo, Spd yang juga Kepala Desa Umbulharjo selaku ketua Vulkanotour melaporkan bahwa menejemen vulkanotour untuk sementara baru desa Umbulharjo dan Kepuharjo, dan itu perlu pemikiran yang baik agar kedepan lebih baik lagi.

Isi situs bersifat informatif bukan merupakan legal opinion dari Pemerintah Kabupaten Sleman. Apabila terdapat data elektronik based yang berbeda dengan data resmi paper,
maka yang menjadi acuan adalah data resmi paper based.