Peta Kawasan Rawan Bencana (KRB) akan selesai pada Rabu 13 April 2011 ini yang didalamnya akan memuat kawasan yang masuk dalam rencana relokasi maupun daerah yang diwaspadai tetapi tidak harus direlokasi. Hal tersebut disampaikan kepala BNPB Syamsul Maarif saat dialog dengan warga masyarakat Kepuharjo Cangkringan Selasa 12 April 2011 di balai pertemuan Shelter Gondang I. Ikut mendampingi dalam dialog tersebut antara lain Kepala Dinas Kesbanglinmas kabupaten Sleman Drs. Urip Bahagia, Kepala Dinas Pekerjaan Umum ,Perumahan dan ISDM Prop. DIY Ir. Rani Syam Sinarsi, juga juru kunci Gunung Merapi Mas Lurah Suraksosihono. Lebih lanjut disampaikan Syamsul Maarif bahwa banyaknya dusun yang masuk KRM maka kepala BNPB belum hafal dusun-dusun yang wajib relokasi, meskipun rangcangannya belum sempurna. Yang jelas menurut Syamsul Maarif bahwa lokasi relokasi tidk terlalu jauh dengan lokasi shelter yang saat ini ditempati masyarakat korban erupsi merapi. Hal
tersebut juda dimaksudkan agar masyarakat tidak terlepas dari budaya asli. Dan dimungkinkan lokasi shelter menjadi tempat relokasi juga hunian tetap, tetapi bentuk dan desain bangunan dirubah agar memenuhi kelayakan dan juga adanya penambahan fasilitas umum.
Ditambahkan pula bahwa korban erupsi merapi harus diberi kepercayaan untuk mengatur dan menyelesaikan persoalan, tetapi harus tetap diberi pendampingan agar memnuhi standar kelayakan. Disamping itu agar memenuhi kelayakan hunian tetap nanti fasilitas yang harus ada antara lain harus ada kandang ternak, jalan kampung yang memenuhi standard an fasilitas umum lainnya termasuk ruang publik. Sedang unutk kawasan yang tidak untuk hunian akan dipertimbangkan statusnya antara lain bisa juga menjadi hutan lindung ataupun menjadi taman nasional. Dari pilihan tersebut semuanya mengandung konsekuensi masing-masing, tetapi harus bisa diakses masyarakat untuk peningkatan ekonomi masyarakat. Agar keamanan dan kenyamanan masyarakat terjamin maka masyarakat harus mematuhi peta tersebut agar pembangunan kawasan merapi tetap dapat dilanjutkan.
Sementara itu kepala desa Kepuharjo, Heri Suprapto berharap agar Sabo yang ada di kali Gendol dapat dikurangi agar bila terjadi lahar panas maupun dingin tidak meluber kekanan kiri yang akibatnya akan sampai ke pemukiman warga. Dengan sabo yang jumlahnya 7 buak tersebut perlu dikaji ulang karena bila jaraknya terlalu dekat maka bila terjadi awan panas akan naik ke pemukiman warga yang berakibat korban. Disamping itu Heri juga minta agar jembatan penghubung antara Umbulharjo juga Glagaharjo segera dibangun agar desa yang ada tersebut tidak terisolir, juga agar masyarakat terutama anak sekolah akan lebih mudah dan cepat untuk berangkat sekolah, karena selama ini kendala jalan harus segera diselesaikan. Meskipun Mas Asih sudah diangkat sebagai juru kunci gunung merapi juga minta bila terjadi bencana yang sangat diperlukan adalah adanya peringatan dini dari pemerintah agar korban jiwa dapat diminimalisir.