27
Apr
Masih dalam rangka peringatan hari Kartini, pada tanggal 27 April 2011 diselenggarakan Puncak Peringatan Hari Kartini di Pendopo Rumah Dinas Bupati. Sebelumnya telah diselenggarakan rangkaian peringatan hari Kartini diantaranya melalui kegiatan Bhakti Sosial di Shelter Pangukrejo, Umbulharjo Cangkringan, Sosialisasi tentang Pengelolaan Keuangan Keluarga, Sarasehan Kesehatan Reproduksi Perempuan Pasca Bencana dan Lomba Masak di seluruh desa di Kabupaten Sleman.
Menurut Ketua Panitia Peringatan Hari Kartini Dr. Endang Pujiastuti , M.Kes penyelenggaraan peringatan Hari Kartini ini dimaksudkan untuk meningkatkan peran serta dan kesetaraan gender dalam pembangunan melalui kegiatan sarasehan pemenuhna dan pemahaman hak perempuan. Dengan demikian melalui peringatan ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman masyarakat hak-hak perempuan.
Untuk memenuhi harapan-harapan tersebut Wakil Bupati Sleman, Yuni Satia Rahayu dalam sambutannya menyampaikan bahwa Kabupaten Sleman telah memberikan peluang dan kesempatan yang sama bagi kaum perempuan dan laki-laki untuk berperan dalam proses pembangunan di Sleman. Hal ini dapat dilihat dari porsi keterlibatan peran perempuan di lingkungan Pemkab Sleman. Sebanyak 7 jabatan eselon II dijabat oleh perempuan sedangkan sebanyak 27% eselon IIIa dan IIIb adalah pejabat perempuan yang terlibat langsung dalam penyusunan kebijakan Kabupaten Sleman.
Acara peringatan Hari Kartini juga dimeriahkan dengan peragaan busana spontanitas dari para hadirin serta sebuah Tari Pergaulan yang dibawakan oleh Gabungan Organisasi Wanita Kabupaten Sleman.
27
Apr
Tahun ini Badan Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (BKBPPPA) Kabupaten Sleman kembali menggelar rapat kerja daerah dengan tema Pembangunan Berwawasan Kependudukan KB yang berperspektif gender. Dengan tema tersebut BKBPPPA berharap dapat melakukan program-program yang telah dicanangkan sebelumnya diantaranya menggalakkan triad remaja yaitu kesehatan reproduksi remaja, mencegah penyebaran HIV/ AIDS dan narkoba dan penundaan usia perkawinan. Dengan program-program ini diharapkan BKB dan PPPA dapat mewujudkan Kabupaten Sleman sebagai kabupaten sejahtera.
Hingga tahun 2015 mendatang BKB dan PPPA memiliki visi meningkatkan manajeman pemerintahan dan aparatur yang memiliki kompetensi dan integritas, meningkatkan dan memantapkan kesertaan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi, Percepatan pemberdayaan dan ketahanan keluarga menuju keluarga sejahtera, percepatan peningkatan keadilanm gender, kualitas hidup perempuan dan anak, serta percepatan penguatan kelembagaan dan partisipasi institusi masyarakat dalam pembangunan keluarga sejahtera yang berwawasan gender.
Misi ini terkait dengan masalah kependudukan di Kabupaten Sleman yang berdasarkan hasil sensus sementara mencapai 1.090.567 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk mencapai 1,92% dimana angka ini merupakan angka pertumbuhan tertinggi di DIY. Konsekuensi logis dari masalah ini adalah tantangan untuk dapat mengendalikan laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Sleman. Oleh karena itu pada kesempatan ini Bupati Sleman menyampaikan harapannya agar BKB dan PPPA mampu berkoordinasi dan bekerjasama dengan instansi lain lintas sektor. Sinergi lintas sektor ini dihararapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Sleman dengan cara meningkatkan kualitas SDM dan pendidikan sehingga masyarakat dapat hidup sejahtera dan terhindar dari kemiskinan.
Harus disadari bahwa permasalahan kependudukan, dengan jumlah penduduk yang banyak maka angka kemiskinan juga rentan untuk meningkat. Untuk mengatasi masalah kemiskinan, upaya yang kita lakukan adalah dengan pemberdayaan masyarakat.Sedangkan untuk mengendalikan laju pertumbuhan penduduk dan mengatasi masalah kemiskinan, upaya yang dilakukan bukan hanya sebatas pada pembatasan jumlah kelahiran, tetapi juga mencakup upaya peningkatan kesejahteraan keluarga. Upaya peningkatan kesejahteraan keluarga ini meliputi Bina Keluarga Balita (BKB), Bina Keluarga Lansia (BKL), Bina Keluarga Remaja (BKR) dan Unit Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) yang pada intinya bertujuan untuk membuka kesempatan dan akses untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga. Program Pembinaan Keluarga ini diperlukan dengan harapan agar peran perempuan dapat ditingkatkan melalui keluarga sebagai dasar aktivitas masyarakat. Dengan demikian diharapkan melalui peningkatan peran perempuan, maka perempuan mampu mengoptimalkan potensi dirinya sendiri sehingga dapat berkiprah secara luas di ruang publik tanpa mengesampingkan peran domestiknya.
26
Apr
Pada hari pertama pelaksanaan Ujian Nasional SMP dan sederajat Senin, 25 April 2011, Bupati Sleman, Sri Purnomo beserta jajaran Dinas Pendidikan melakukan tinjauan lapangan ke beberapa sekolah di Kabupaten Sleman diantaranya SMP N I Sleman, MTs N Tempel, SMP N 3 Tempel dan SMP Muhammadiyah Turi. Pada pelaksanaan ujian Bahasa Indonesia ini pelaksanaan ujian nasional berjalan lancar di semua sekolah.
Di SMP N I Sleman tercatat ada 234 pelajar SMP yang mengikuti ujian nasional. Peserta ujian ini menngikuti ujian nasional dengan tenang dengan persiapan yang cukup matang, siswa SMP ini mengikuti pendalaman materi ujian nasional sebanyak tiga kali dalam seminggu yang dimulai sejak selesainya ujian sekolah. Sedangkan di MTs N Tempel seluruh siswa kelas XII yang berjumlah 146 siswa mengikuti ujian Bahasa Indonesia dengan lancar. Dijelaskan oleh Kepala Sekolah MTs N Tempel, Drs. H. Ngabdullah, MPd bahwa siswa di MTs ini telah dipersiapkan dengan matang agar seluruh siswa dapat lulus ujian nasional seperti tahun sebelumnya. Persiapan yang dilakukan diantaranya dengan melakukan lima kali uji coba ujian nasional termasuk uji coba kabupaten, provinsi dan SSN.
Sama halnya dengan sekolah sebelumnya, UN di SMP N 3 Tempel juga berjalan dengan lancar. Sejumlah 101 siswa mengikuti ujian nasional tanpa halangan berarti. Di sekolah ini, Bupati Sleman juga meninjau sarana dan prasarana sekolah, beliau juga menghimbau agar warga sekolah turut menjaga kelestarian di lingkungan sekolah dengan menggalakkan apotik hidup di lingkungan sekolah.
Kunjungan Bupati Sleman ditutup dengan tinjauan UN di SMP Muhammadiyah Turi. Tercatat 52 siswa dari 53 siswa yang terdaftar sebagai peserta ujian nasional mengerjakan soal-soal ujian nasional dengan tertib. Bupati Sleman juga sempat berdialog dengan beberapa peserta UN dan menghimbau agar siswa dapat mengerjakan soal dengan tertib tanpa melakukan tindak kecurangan. Dengan demikian diharapkan seluruh siswa SMP Kabupaten Sleman dapat lulus 100%. Himbauan ini terkait dengan tidak adanya ujian nasional ulangan untuk siswa yang tidak memenuhi syarat kelulusan. Berbeda dengan tahun lalu dimana siswa yang tidak memenuhi syarat kelulusan dapat mengikuti ujian ulangan, pada tahun ini siswa yang tidak memenuhi syarat lulus dipersilahkan mengambil Kejar Paket B pada tahun ajaran berikutnya. Pada tahun ini, minimal nilai kelulusan ujian nasional adalah 4,00 untuk setiap mata pelajaran yang diujikan. Selain itu untuk memenuhi persyaratan kelulusan siswa juga harus memiliki nilai rata-rata harian 5,00.
Kepala Dinas Pendidikan Kab. Sleman Dra. Suyamsih, MPd menyatakan bahwa total peserta ujian nasional SMP di Kabupaten Sleman berjumlah 12.777 dari 121 sekolah yang terdiri dari 64 SMP dan MTs negeri dan 57 SMP swasta di kabupaten Sleman. Total siswa ini juga termasuk dua orang siswa yang terpaksa mengerjakan ujian nasional di Lembaga Pemasyarakatan dan dua siswa inclusion karena low vision di Kecamatan Gamping dan Moyudan. Sejauh ini terdapat 22 siswa SMP yang tidak mengikuti ujian nasional pada hari pertama. Untuk siswa yang berhalangan hadir dapat mengikuti ujian susulan yang akan diselenggarakan mulai tanggal 2 Mei 2011, seperti halnya siswa SMA yang saat ini sedang melakukan ujian susulan setelah berakhirnya ujian nasional SMA minggu lalu.