Arsip Kategori: Berita

13
May

Grup Qosidah Al Muawwanah Mewakili DIY Dalam Lomba Qosidah Tingkat Nasional

Grup Qosidah dari Sleman akan mewakili DIY dalam Lomba Qosidah Tk Nasional di Nusa Tenggara Barat ( NTB ). Hal tersebut disampaikan oleh Surajiman selaku ketua rombongan ketika berpamitan dengan Wakil Bupati Sleman Kamis, 12 Mei 2011, di Kantor Bupati Sleman. Dikatakan oleh Surajiman bahwa kontingan Qosidah Propinsi DIY diwakili oleh Group Qosidah Al-Muawwanah dari Ceper, Wedomartani, Ngemplak, Sleman. Dengan kekuatan 12 peserta, 1 diantaranya sebagai vokalis, grup Qosidah ini didampingi pembimbing baik dari Kementerian Agama Prop. DIY maupun Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sleman.
Disampaikan pula oleh Surajiman bahwa kontingan akan berangkat hari Kamis 12 Mei 20ll dengan menggunakan angkutan darat menuju  Mataram NTB sebagai tempat lomba Qosidah Tingkat Nasional. 
Wakil Bupati Sleman Yuni Satia Rahayu, SS.M.Hum dalam kesempatan tersebut berpesan bahwa kalau sejak awal sudah bertekat untuk maju pada lomba Qosidah tingkat nasional maka tujuan yang utama adalah untuk menang, namun demikian untuk menang memerlukan tekat dan modal yang cukup. Dengan modal dan persiapan yang cukup diharapkan kontingen yang maju mampu memberikan nama harum bagi Propinsi DIY dan khususnya Kabupaten Sleman.
Lebih lanjut disampaikan Yuni bahwa untuk mencapai tujuan yang maksimal harus dengan persiapan yang matang dan perlu kekompakan. Yang jelas  kekompakan dan saling bantu membantu dan tidak saling menyalahkan. Suatu keberhasilan harus dicapai dengan penuh perjuangan dan modal yang cukup. Meskipun dari materi keuangan hanya dengan modal pas-pasan, namun hal tersebut sebagai pemacu  agar didapat hasil yang maksimal. Ditambahkan pula untuk mencapai keberhasilan harus selalu ada komunikasi dengan baik. Suatu keberhasilan tidak lepas dari kekompakan dan saling komunikasi baik antar Pembina/pembimbing maupun peserta.

12
May

Peran dan Fungsi KUA Bukan Hanya Tukang Baca Doa dan Menikahkan

Keberadaan KUA (Kantor urusan Agama)  merupakan bagian dari institusi pemerintah daerah yang bertugas memberikan pelayanan kepada masyarakat. Sebagai ujung tombak pelaksanaan tugas umum pemerintahan, khususnya di bidang urusan agama Islam, KUA telah berusaha seoptimal mungkin dengan kemampuan dan fasilitas yang ada untuk memberikan pelayanan yang terbaik. Namun demikian upaya untuk mempublikasikan peran, fungsi dan tugas KUA harus selalu diupayakan. Realita dilapangan menunjukkan masih ada sebagian masyarakat yang belum memahami sepenuhnya tugas dan fungsi KUA. Akibatnya tidak heran, ada kesan bahwa tugas KUA hanya tukang baca do’a dan menikahkan saja. Bupati Sleman mengungkapkan hal ini  pada acara Penilaian Kinerja Kepala Kantor Urusan Agama(KUA) kecamatan Tingkat Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta(DIY) di Kantor KUA Depok, Kamis, 12 Mei 2011.
Hadir pada acara itu Kepala Kantor Kementrian Agama Sleman, Muspika, para kepala KUA Kecamatan se Kabupaten Sleman.
Lebih Lanjut Sri Purnomo mengatakan, bahwa dengan adanya lomba KUA percontohan adalah merupakan momen bagi Pemkab  Sleman serta Kantor Kementrian Agama Kab. Sleman untuk meningkatkan kinerja dan pelayanan KUA kepada masyarakat dalam bidang keagamaan dan mencermati kembali fungsi KUA.
” Padahal sesungguhnya tugas KUA tidak itu saja. Selain mempunyai tugas pokok seperti pencatatan perkawinan, KUA juga mempunyai tanggungjawab lain. Seperti BP4, gerakan keluarga sakinah, zakat dan wakaf, kemasjidan, pembinaan pangan halal, kemitraan umat, ibadah sosial, juga kegiatan lintas sektoral. Diharapkan kehadiran KUA di kecamatan betul-betul menjadi dambaan semua masyarakat. Demikian pula sebaliknya apa yang diperbuat oleh KUA selama ini mudah-mudahan dapat dirasakan manfaatnya dan menyentuh ke semua lapisan masyarakat, khususnya masyarakat muslim”, kata Sri Purnomo.

KUA sebagai institusi pemerintah juga berkewajiban untuk membina kerukunan antar umat beragama. Terlibih masyarakat di wilayah Kecamatan Depok merupakan masyarakat yang heterogen, yang tentunya menyimpan potensi konflik horizontal yang tinggi. Oleh karena itu, KUA Kec. Depok dituntut berperan aktif bahkan proaktif dalam upaya menjaga kerukunan antar umat beragama. Tentunya upaya ini juga harus didukung oleh segenap komponen masyarakat di Kecamatan Depok” lanjutnya.

Akhirnya Sri purnomo berharap, KUA kecamatan Depok dapat meraih prestasi ditingkat yang lebih tinggi lagi. Mudah-mudahan prestasi yang diraih  KUA Kecamatan Depok bisa ditingkatkan pada  masa yang akan datang, sehingga bukan saja menjadi juara dalam lomba, tetapi benar-benar berdampak positif bagi masyarakat dan keberhasilan pembangunan pada umumnya.
Sementara itu Ketua Tim Penilai Kinerja KUA Drs.H.Maskul Haji,M.Pd.I mengatakan bahwa dalam rangka melaksanakan pembinaan terhadap KUA Kecamatan, Kantor Wilayah(Kanwil)Kementrian Agama Propinsi DIYsecara terprogram melaksanakan penilaian kinerja kepala KUA Teladan. Selain itu juga untuk memberikan Motivasi keteladanan sekaligus sebagai penghargaan karena prestasinya.
Sedangkan tujuan penilaian adalah terpilihnya KUA Kecamatan Teladan sebagai unti pelaksanaan tehnis refrenstatif dalam melaksanakan tugas dan fungsi Kementrian Agama dibidang Urusan Agama Islam, mewujudkan pelayanan prima pada masyarakat, Peningkatan mutu pelayanan masyarakat di DIY.
Penilaian kinerja meliputi 4 aspek, yaitu aspek pelayanan kepada masyarakat, administrasi dan penggunaan layanan dengan menggunakan Program Tehnologi Informasi, Kepribadian kepala KUA sebagai tokoh agama, masyarakat dan sebagai manajer, juga aspek lingkungan.***

11
May

Bupati Sleman Pimpin Silaturahmi ke Rumah Mantan Bupati dan Wabup

Bupati Sleman Drs. H. Sri Purnomo, MSI. memimpin Silaturahmi ke Rumah Mantan Bupati dan Wabup dalam rangkaian kegiatan menyambut Hari Jadi Sleman ke 95 . Silaturahmi dilaksanakan Rabu, 11 Mei 2011, disertai pula oleh Wakil Bupati, Muspida Sleman Kapolres, Dandim dan Ketua Pengadilan Agama, Ketua DPRD Sleman, Assekda serta Kepala Dinas dan Kepala Instansi di lingkungan Pemkab Sleman.
Silaturahmi diawali di kediaman mantan Wakil Bupati Sleman periode 2000 – 2005, Bapak H. Zaelani, MPdI, mantan Wakil Bupati di Candran Sidoarum Godean, Selanjutnya ke kediaman Bapak Drs. H. Arifin Ilyas Mantan Bupati Sleman periode 1990 – 2000 di Babadan, Condongcatur, Depok dan terakhir di rumah Mantan Bupati Sleman periode 1985 – 1990 Bapak Drs. H. Samirin di Ngentak, Caturtunggal,  Depok. Di tempat ini rombongan diterima Drs Samirin berserta istri dan juga paguyuban mantan pejabat Sleman yang tergabung dalam Padma Kusuma.
Bupati Sleman dalam sambutannya mengatakan tujuan kedatangannya yakni untuk menyambung tali silaturahmi/persaudaraan teriring doa agar diberi kesehatan dan berbagai macam kebahagian dan diberi umur panjang yang bermanfaat sehingga bisa memberikan bimbingan kepada para pejabat yang saat ini diberi amanah untuk menjalankan roda pemerintahan di Sleman
Sementara itu para Mantan Bupati dan Wakil Bupati mengucapkan terima kasih dan merasa bahagia atas kunjungan Bupati dan Wakil Bupati serta para pejabat. Kunjungan tersebut  merupakan suatu kehormatan yang besar dan mudah-mudahan silaturahmi yang baik itu supaya dilestarikan oleh para pejabat yang akan datang.  Zaelani juga mengucapkan bela sungkawa yang mendalam terhadap kejadian bencana erupsi Merapi dan semoga Bupati dan Wakil Bupati diberi kesabaran dalam penanganan pasca erupsi Merapi yang semakin berat tantangannya. Sebagai seorang mantan pejabat pada saat kejadian erupsi Merapi juga menyempatkan diri untuk mengunjungi korban, dan saat itu tidak tau apa yang mesti dikerjakan, namun hari berikutnya datang para pengungsi yang minta ijin untuk mengungsi di rumah dan ini kesempatan untuk berbuat sesuatu dan dijinkan 450 orang pengungsi tinggal selama 21 hari di rumah Candran. Dan selanjutnya juga ada 400 orang pengungsi yang tinggal tersebar di wilayah Candran sehingga sedikit banyak telah bisa membantu Pemkab Sleman dalam menangani pengungsi.
Sementara itu suasana keakraban tercipta manakala rombongan berada di rumah kediaman Drs. Arifin Ilyas, karena dengan humor-humor segarnya, tuan rumah menyambut rombongan dan yang penting bagi pejabat Sleman diingatkan bahwa dalam penanganan pasca erupsi Merapi lebih berat untuk itu para pejabat Sleman harus kompak dalam melaksanakan tugasnya masing-masing. Selain itu juga perlu segera dilakukan penataan dengan konsep yang matang dalam penanganan maupun pembangunan di lereng Merapi, termasuk upaya relokasi karena menyangkut hajat hidup orang banyak dan perlu menyesuaikan dengan kondisi alam setempat.
Perjalanan dilanjutkan di kediaman Drs. H. Samirin yang menghadirkan pula para mantan pejabat Sleman yang tergabung dalam wadah Padma Kusuma. Samirin mengemukakan bahwa kemajuan yang dicapai tergantung dari masyarakat sendiri tinggal pemerintah memberikan fasilitas sesuai dengan sikon masyarakat setempat, Selain itu juga disinggung agar perlu dilakukan penanganan lalu lintas di Ibukota Kabupaten karena dulu perencanaan makro sudah dibuat tinggal perencanaan teknisnya saja.  Samirin juga menyinggung masalah penanganan erupsi Merapi yang dihadapi para pejabat saat ini khususnya Bupati dan Wakil Bupati yang baru menjabat telah dihadapkan dengan masalah berat dan berdoa untuk keselamatan dan kesejahteraan dalam menjalankan tugas bagi pejabat Sleman.
Silaturahmi diakhiri di Lapas Cebongan untuk mengunjungi Drs. Ibnu Subiyanto mantan Bupati Sleman periode 2000-2005 dan 2005-2010. Ibnu tampak segar dan begitu gembira menerima kunjungan para pejabat Sleman dan suasana keakaraban pun tercipta di Lapas Cebongan. Dalam kesempatan ini Ibnu berpesan khususnya kepada Bupati dan Wakil Bupati Sleman agar hati-hati dalam menjalankan roda pemerintahan di Sleman karena dimana-mana ada kejahatan, dan orang cenderung menghalalkan segala cara. Dan kebanyakan kasus-kasus saat ini dilatarbelakangi dendam dan saling melaporkan dan Sleman harus dijaga dengan baik karena situasi saat ini yang penuh dinamika yang diperlukan penanganan yang hati-hati. Ibnu,  seperti halnya mantan bupati lainnya juga mengingatkan perlunya kekompakan para pejabat dalam menjalankan  tugasnya, selain kompak antar pejabat juga antara lembaga eksekutif dan legislative. Ibnu juga menyinggung masalah penanganan Merapi dalam penanganan masalah Merapi
tidak bisa dilakukan dengan system komando tetapi diperlukan pendekatan kulturan kemasyarakatan setempat. Yang menarik,  Pak Ibnu memberikan perhatian khusus kepada Kaswadi (sopir yang dulu mengantar selama menjadi Bupati) dengan memberikan sejumlah uang.

Isi situs bersifat informatif bukan merupakan legal opinion dari Pemerintah Kabupaten Sleman. Apabila terdapat data elektronik based yang berbeda dengan data resmi paper,
maka yang menjadi acuan adalah data resmi paper based.