18
May
Tahun 2011 ini masyarakat Sleman menghadapi tantangan yang semakin berat. Diantaranya adalah upaya untuk memulihkan kondisi Sleman pasca bencana erupsi Merapi. Masyarakat Sleman bisa bekerja keras dalam upaya rehabilitasi dan rekonstruksi. “Marilah kita saling bahu membahu dan membulatkan tekad untuk bangkit dan membangun Sleman agar lebih baik di hari esok”, demikian sebagian harapan Bupati Sleman, Sri Purnomo, yang disampaikan dalam acara Doa Syukur Memperingati Hari Jadi Ke-95 Kab. Sleman, di Masjid Agung Sudiro Husodo pada hari Kamis, 12 Mei 2011. Kegiatan doa syukur ini dihadiri oleh kurang lebih 1000 jamaah yang terdiri dari para PNS, TNI/Polri, Siswa SMK/SMA disekitar Kecamatan Sleman.
Lebih lanjut Bupati Sleman mengajak seluruh masyarakat Sleman apapun agamanya, apapun sukunya, dan apapun golongannya, bergandeng-tangan membangun Sleman agar lebih makmur dan sejahtera. Walaupun kemajuan di berbagai bidang seperti kesehatan, pendidikan, perekonomian, pertanian, sosial dan lainnya telah dicapai dan nikmati, namun masih banyak pekerjaan yang masih membutuhkan perhatian, seperti masih besarnya angka kemiskinan serta masalah rehabilitasi dan rekontruksi pasca musibah erupsi merapi.
Menurut Bupati, tugas yang berat ini akan terasa ringan jika segenap masyarakat saling berimpati satu sama lain, serta mengedepankan rasa kebersamaan dan kegotongroyongan. Kegiatan doa syukur itu sendiri, menurut Bupati dimaksudkan sebagai perwujudan rasa syukur dan permohonan doa agar proses pembangunan dan pemerintahan di Kabupaten Sleman dapat berjalan dengan baik dan lancar.
Selain dilakukan oleh umat Muslim, kegiatan doa syukur juga dilaksanakan oleh umat Katholik yang dilenggarakan di Gereja St. Paulus, Klepu, Sendangmulyo Minggir. Kegiatan doa syukur umat Kristen, diselenggarakan di Balai Desa Tegaltirto Berbah, doa syukur umat Hindu diselenggarakan di Pura Widya Dharma Dero Wedomartani Ngemplak, dan doa syukur umat Budha, diselenggarakan di Vihara Karangjati, Sendangadi Mlati.
16
May
Pemkab Sleman memperingati Hari Jadi ke-95 Kabupaten Sleman dengan upacara bernuansa Jawa yang berlangsung meriah tetapi hikmat. Upacara yang dilaksanakan pada Hari Minggu 15 Mei 2011 mulai Jam 14.00 WIB di Lapangan Denggung Tridadi Sleman berjalan lancar walaupun cuaca sore itu kurang mendukung. Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X bertindak selaku inspektur upacara. Nampak hadir dalam acara tersebut Muspida, ketua DPRD Sleman, para mantan bupati dan wakil bupati Sleman diantaranya Drs. Samirin , Zaelani dan para tamu undangan lainnya. Semua tamu undangan dan juga para peserta upacara mengenakan busana Jawa mataram jangkep dan menggunakan bahasa Jawa. Peristiwa budaya ini juga menarik perhatian masyarakat sekitar. Hal ini dapat dilihat dari antusiasme masyarakat yang tidak terganggu gerimis hujan dalam menyaksikan kirab di sepanjang jalan.
Rangkaian kegiatan upacara ini, diawali dengan kirab Bregodo dari Jalan Parasamya dengan membawa Pusaka serta panji-panji upacara. Setelah seluruh Bregodo atau peserta upacara memasuki arena upacara di Lapangan Denggung, para tamu undangan disuguhi pagelaran Tari “Cahya Nirakila” yang diikuti oleh 80 penari. Para penari adalah siswa-siswi SMA N 1 Mlati, SMA N 1 Pakem, SMA N 2 Ngaglik, SMA N 1 Seyegan, serta penari dari sanggar Tari Kembang Sakura. Sebagai koreografer atau penata tari adalah Eko Ferianto, S.Sn dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Sleman.
Menurut Eko Ferianto, Gelar tari bertajuk “Cahya Nirakila” ini menceritakan kejadian erupsi merapi yang menyisakan duka dan trauma berkepanjangan yang dirasakan oleh masyarakat terutama anak-anak di Sleman. Namun kejadian erupsi ini kemudian bisa dipahami sebagai pelajaran agar kita selalu siap dan waspada dalam menhadapi setiap bencana yang mau tidak mau harus dirasakan kehadirannya, sehingga perlu kesiapan mental dan fisik dari seluruh masyarakat Sleman. Bagai “Cahya Nirakila” masyarakat Kabupaten Sleman bangkit untuk menata hidup yang gilang gemilang, tegas Eko Ferianto.
Upacara diikuti oleh 82 bregada yang diantaranya terdiri dari bergada pembawa rontek dan pusaka, bregada dari instansi di lingkungan Pemkab Sleman , bregada dari 17 kecamatan, bergada prajurit dari berbagai wilayah yang seluruhnya berjumlah 2600 an orang serta tamu undangan.
Dalam sambutannya Gubernur DIY antara lain mengatakan bahwa ia bersyukur karena ketika warga Sleman terkena bencana erupsi Merapi pada akhir tahun 2010 yang lalu terbukti bahwa seluruh warga DIY dapat bergotong royong bersama-sama membantu. Hal ini merupakan ajaran yang adiluhung warisan para leluhur yang dibangun selama bertahun-tahun yang kemudian menjadi adat untuk saling bantu-membantu dan bergotong royong secara ikhlas. Gubernur juga dapat ikut merasakan pedihnya kehilangan keluarga yang sangat dicintai dan rumah yang telah dibangun bertahun-tahun yang kemudian luluh lantak karena bencana erupsi Merapi. Gubernur mengutarakan tentang adanya ajaran Jawa ‘sanyari bumi’ yang berkaitan dengan bumi atau pekarangan. Meskipun hanya sanyari (sejengkal) atau hanya seujung jari sekalipun tapi jika berkaitan dengan rumah warisan turun temurun tentu terasa berat untuk ditinggalkan walaupun tanah tersebut masuk dalam KRB 3.
Oleh karena itu, Gubernur berharap agar warga tidak berlarut-larut dalam kesedihan karena terjadinya bencana erupsi sudah digariskan oleh Tuhan. Semoga warga Sleman ikhlas dan tabah dalam menghadapi cobaan ini. Rumah dan harta benda boleh rusak dan hilang akan tetapi semangat hidup jangan sampai hilang karena masih banyak harapan yang adapada pundak pemuda dan tunas bangsa yang akan melanjutkan cita-cita sebelumnya.
Sebelum upacara di Lapangan Denggung, pada pukul 13. 00 Wib diadakan sidang paripurna istimewa dalam rangka HUT Sleman. Sidang diikuti oleh Bupati dan Wakil Bupati sleman serta para anggota dewan dan dipimpin oleh ketua DPRD Sleman, Kuswanto. Hal yang sama juga diutarakan oleh Bupati Sleman, dengan mengingatkan bahwa momen peringatan hari jadi ini dapat dijadikan momentum untuk merenung dan merefleksi diri untuk kemudian memupuk semangat untuk bangkit kembali dari keterpurukan dari bencana yang telah berlalu. Selain itu, Bupati Sleman juga mengajak warga Sleman bersama-sama dengan pemerintah dan seluruh stakeholders yang ada di Kabupaten Sleman untuk memajukan Sleman dan mempertahankan capaian dan berbagai prestasi yang telah diraih sebelumnya seperti misalnya prestasi Kabupaten Sleman di bidang implementasi sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah sehingga meraih prestasi nomor 3 tingkat nasional.
13
May
Dalam rangka memperingati Upacara Hari Jadi ke 95 Kabupaten Sleman, Pemkab Sleman akan menyelenggarakan rangkaian kegiatan Hari Jadi diantaranya yatu, malam tirakatan Sabtu 14 Mei 2011 di pendopo Parasamya, Kirab bedol projo Minggu 15 Mei 2011 pukul 10.00 WIB serta puncak Upacara Hari jadi ke 95 Kabupaten Sleman di Lapangan Denggung, Minggu 15 Mei 2011 pukul 15.00 WIB.
Untuk mengantisipasi arus lalu lintas di jalan-jalan yang dilalui kirab dan tempat-tempat yang menjadi daerah persiapan kirab, maka berdasarkan rakor pengaman upacara Hari Jadi Sleman ini ditetapkan pengaturan sebagai berikut :
1. Arus lalu lintas sekitar kompleks lapangan Denggung pada Minggu 15 Mei 2011 akan ditutup total mulai pukul 12.00 WIB hingga pukul 18.00 WIB dari perempatan Denggung hingga RM Tirta Arta kecuali untuk peserta kirab.
2. Arus lalu lintas dari arah Duwet diarahkan lurus ke utara melalui timur Pengadilan Negeri sampai Dinas PUP Sleman.
3. Arus lalu lintas dari pertigaan Dinas nakersos sampai Dinas PUP dibuat satu arah dan ditutup pada saat kirab berlangsung.
4. Ruas jalan Denggung-Kamdanen ditutup mulai pukul 12.00 WIB/ jalur lalu lintas satu arah (ke barat). Jalan dibuka kembali setelah peserta kirab berangkat menuju lokasi upacara di lapangan Denggung.
5. Untuk warga setempat masih bisa ke timur ruas jalan Denggung-Kamdanen s/d sebelum jam 14.00 WIB (sebelum kirab dimulai).
6. Pada malam harinya, untuk keperluan acara peresmian ruas jalan Denggung – Kamdanen menjadi Jl. Gito-Gati (dengan pagelaran wayang kulit) di perempatan Grojogan, Pendowoharjo, maka Jl. Gito-Gati dibuat satu arah dari timur ke barat mulai jam 18.00 s/d 21.00 WIB.