8
Jun
Peredaran Narkoba saat sekarang tidak mengenal wilayah baik dikota besar maupun kota kecil bahkan sampai pedesaan dan yang menjadi sasaran tidak hanya para Generasi muda tapi sudah merambah anak-anak bahkan orang orang yang sudah berumurpun ikut terjerumus dalam dunia narkoba. Hal itu diungkapkan Bupati Sleman Drs. Sri Purnomo, MSI pada acara pengukuhan satgas Hantam 5 Desa Hargobinangun, Pakem di Balai desa Hargobinangun, Selasa, 7 Juni 2011. Hadir juga dalam acara tersebut Muspika Pakem dan dari tamu undangan lainya.
Lebih lanjut Sri Purnomo mengatakan,,para pengedar apabila tertangkap maka akan mendapatkan hukuman yang paling berat adalah hukuman mati. Hal itu dikarenakan akibat dari korban yang sudah terlanjur mengkonsumsi narkoba akan hilang daya pikir dan ingatan. Padahal kebanyakan sasarannya adalah para pemuda yang menjadi harapan bangsa dan Negara. Apabila pemudanya banyak yang terkena narkoba maka stabilitas keamanan akan terganggu, sehingga sudah sewajarnya bila pengedar narkoba dihukum dengan seberat-beratnya.
Kepada satgas yang baru saja dilantik Sri Purnomo berharap agar bisa melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya dan selalu berkoordinasi dengan sesama anggota atau aparat yang berwajib apabila menemukan atau menjumpai kegiatan para pemuda yang mencurigakan, sehingga peredaran narkoba di Sleman khususnya didaerah kawasan Kaliurang yang merupakan tujuan wisatawan dari berbagai daerah bisa diminimalisir. Dan yang lebih penting lagi adalah para satgas dalam kehidupan sehari-hari dapat menjadi panutan bagi para generasi muda didaerahnya.
Dalam kesempatan tersebut Kepala Bidang Kesejahteraan Sosial Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kabupaten Sleman Drs. RC. Sigit Turyanto melaporkan bahwa dikukuhkannya dan rintisan desa pelopor bebas Napza desa Hargobinangun disebabkan,penyalahgunaan Narkoba merupakan masalah nasional yang dapat mengancam kehidupan bangsa dan Negara, khususnya generasi muda, Penyebaran dan peredarannya sangat sistemik, bahkan keluarga yang religiuspun bisa terkena narkoba.
Sedangkan tujuannya adalah meningkatkan peran aktif masyarakat dalam usaha pencegahan dan penangulangan Napza dalam wadah Satuan Tugas Anti Narkoba serta menumbuh kembangkan budaya gerakan anti narkoba berbasis masyarakat, dan mencegah dan menghentikan peredaran Narkoba.
Ditambahkan, Satgas Anti Narkoba desa Hargobinangun dikukuhkan dengan nama Satgas Hantam 5 dengan arti Hargobinangun Anti M5 yaitu Madat, Minum, Main/Judi, Madon/Main perempuan dan Maling/mencuri.
8
Jun
Sebagai salah satu desa wisata di Kabupaten Sleman Desa Wisata Kedung Nganten “ Dewi Kangen “ Nawung Gayamharjo, Prambanan memiliki berbagai aktifitas yang terkait dengan beberapa paket wisata. Salah satu diantaranya adalah acara Merti Dusun. Pada tahun 2011 merti dusun ini dilaksanakan pada hari Senin, 6 Juni 2011 pukul 12.30 – 15.30 bertempat di Lokasi Desa Wisata Nawung Gayamharjo, Prambanan. Dalam acara merti dusun akan dikirab / diarak gunungan hasil bumi oleh seluruh warga dusun yang mengenakan pakaian Jawa. Selain itu juga ditampilkan sholawatan dan jathilan sebagai kesenian yang masih dilestarikan oleh warga Nawung. Kirab ini akan menjadi pemandangan yang menarik karena lokasi yang dituju adalah di pinggir sungai yang curam. Jalan menuju ke sungai merupakan jalan yang berbatu batu. Perjalanan menuju lokasi gubug akan merupakan perjalanan yang mengesankan.
Dalam kesempatan tersebut, Bupati Sleman, Sri Purnomo menyampaikan apresiasinya kepada wara Nawung yang dengan antusias bergotong royong dalam melaksanakan Merti Dusun itu. Bupati minta agar kegiatan ini terus diuri-uri atau dilestarikan yang sebaik-baiknya. Bupati juga memberikan apresiasi kepada Kepala Dusun Nawung yang selama ini tidak henti-hentinya menggerakkan dan memberikan dorongan semangat kepada masyarakat sehingga keberadaan Desa Wisata Nawung dapat berkembang, dan pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal ini dapat tercapai karena kebersamaan semua pihak, Bupati berharap agar Dusun Nawung nantinya bisa lestari selamanya.
Dusun Nawung merupakan salah satu dusun di Kecamatan Prambanan yang mampu memanfaatkan potensi alamnya untuk dikembangkan menjadi obyek wisata. Kemauan masyarakat yang cukup besar untuk berkembang dan didukung oleh Pemkab Sleman telah menjadikan Nawung menjadi salah satu dari 38 desa wisata di Kabupaten Sleman.
7
Jun
Camat Berbah, Drs. Krido Suprayitno, SE, MSi hari ini menerima penghargaan sebagai penerima Kalpataru kategori Pembina lingkungan. Penghargaan diserahkan langsung oleh Presiden RI, Soesilo Bambang Yudhoyono dan Menteri Lingkungan Hidup dalam peringatan Hari Lingkungan Hidup se-dunia tanggal 7 Juni 2011 di Istana Negara bersamaan dengan diserahkannya Adipura dan Adiwiyata Tahun 2011. Penghargaan Kalpataru kategori Pembina Lingkungan diberikan kepada industriwan, pengusaha pertambangan dan energi, pengusaha pengembang, pengusaha HPH, pengusaha perikanan, manajer perkebunan, pejabat, dosen, lembaga atau badan hukum. Penerima kalpataru dinilai berhasil dalam melestarikan fungsi lingkungan melalui upaya berupa pencegahan pencemaran tanah, air dan udara atau pencegahan kerusakan lingkungan atau pelestarian keanekaragaman hayati. Penghargaan ini diserahkan atas prestasinya sebagai Penggerak Lingkungan Hidup dan Pemberdayaan Masyarakat Sadar Lingkungan. Kegiatan tersebut dilakukan oleh Krido di wilayah kecamatan Turi dan kecamatan Berbah.
Program unggulan yang menjadikan Krido sebagai penerima Kalpataru yaitu kegiatan pembinaan lingkungan hidup yang merupakan komitmen dan konsistensi pelayanan kepada masyarakat sebagai upaya peningkatan kualitas dan pola pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan untuk masa yang akan datang. Wujud tanggung jawab terhadap pelestarian lingkungan akibat musibah gempa 27 Mei 2006 di Kecamatan Berbah Kabupaten Sleman adalah kebersamaan dan kegotong-royongan. Menjadi tugas, kewajiban dan tanggungjawab seluruh warga masyarakat dan aparat Pemerintah untuk memberikan manfaat terhadap pengelolaan pelestarian lingkungan dengan pertimbangan Kabupaten Sleman memiliki fungsi sebagai daerah penyangga resapan air primer bagi Kota Yogyakarta dan sekitarnya. Komitmen dan konsistensi ini dimuarakan pada kegiatan pembinaan pelestarian lingkungan hidup yang berkelanjutan.
Bersama masyarakat sejak tahun 2004 sampai tahun 2011, Krido melakukan kegiatan pembinaan berwawasan lingkungan hidup yang didasari pada visi, misi dan strategi serta program kegiatan yang mendukung pada pembinaan pengelolaan lingkungan hidup dan pola pemanfaatan sumber daya alam dan hayati berbasis masyarakat Kecamatan Turi dan Kecamatan Berbah Kabupaten Sleman dengan fokus aspek abiotik, biotik dan budaya untuk menciptakan keseimbangan dalam pengelolaan lingkungan diperlukan gerakan gaya hidup ramah lingkungan sejak usia dini. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan antara lain : Gerakan penghijauan bantaran sungai Opak, Kuning dan pemanfaatan bantaran sungai untuk pelestarian sumber mata air. Pemulihan Kembali lahan kritis sawah pertanian 2 ha di Cepor Sendangtirto, Reklamasi Lahan kritis bekas penambangan pasir liar serta reklamasi lahan kritis akibat penambangan Batu Putih dll.