Para peserta Konferensi “Climate change, disaster management and social justice response” yaitu yang tergabung dalam The Indonesian Social justice Network berkunjung ke Kabupaten Sleman Kamis, 14 Jul 2011. Kunjungan rombongan diterima oleh Wakil Bupati Sleman, Yuni Satia Rahayu di aula Lantai III Pemkab Sleman. Wabup didampingi oleh Ka. BPBD. Drs. Urip Bahagia, Kabid TPH, Ir. CC Ambarwati, MM serta beberapa jajaran aparat Pemkab Sleman lainnya.
Perwakilan dari ISJN Ahmad Zaki mengatakan bahwa kunjungan ini bertujuan untuk memperkenalkan ISJN dan program-programnya serta berbagi pengalaman mengenai manajemen kebencanaan dan perubahan iklim. ISJN saat ini beranggotakan 272 anggota belum termasuk mereka yang masih menempuh studi di luar negeri sehingga total beranggotakan sekitar 350 orang yang tersebar di seluruh propinsi di Indoneasia dan bekerja di berbagai bidang akademisi, praktisi NGO, pegawai pemerintahan, hakim, dokter hingga guru SMA. Anggota ISJN merupakan para alumni International Fellowship Program yang didukung oleh Ford Foundation melalui Indonesia International Education Foundation (IIEF). Anggota ISJN yang hadir yaitu dari Philipines, Vietnam, Thailand, China, New York serta Indonesia.
Wabup yang membacakan sambutan Bupati pada kesempatan tersebut menjelaskan mengenai kerusakan dan kerugian yang dialami Sleman akibat erupsi Merapi 2010 yang meliputi sektor permukiman, infrastruktur, sosial, ekonomi dan lintas sektor. wabup juga menjelaskan bahwa saat ini pemerintah dengan didukung oleh segenap komponen masyarakat sedang menyelesaikan pembangunan sebanyak 2.682 unit shelter bagi korban erupsi merapi yang tersebar di 11 lokasi. Langkah berikutnya adalah melaksanakan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana. Selama ini, Pemkab mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak, baik masyarakat, LSM, perguruan tinggi dan juga pemerintah luar negeri dalam melaksanakan upaya rehabilitasi dan rekonstruksi.
Sementara itu Sekda Sleman, dr Sunartono, M Kes dalam paparannya menjelaskan mengenai daerah rawan bencana dan kebijakan Pemkab Sleman dalam penanganan erupsi Merapi. Peserta dari China dalam sesi tanya jawab menanyakan mengenai ekebijakan Pemkab dalam penanganan anak-anak korban Merapi serta berbagi ide-ide mengenai hal tersebut. Sementara peserta dari Vietnam menanyakan mengenai materi erupsi merapi yang berupa debu apakah bisa dimanfaatkan untuk tujuan tertentu mengingat di Vietnam, humus pasca erupsi bisa dimanfaatkan untuk perkebunan kopi dan buah-buahan. Di akhir acara perwakilan dari ISJN dari IFP New York, Marie, menyerahkan kenang-kenangan berupa tas dan buku.