21
Jul
Bupati Sleman Sri Purnomo meresmikan pasar “Cokrokembang” di Padukuhan Duwet Cangkringan Sleman Yogyakarta pada tanggal 21 Juli 2011. Acara tersebut dihadiri jajaran Pemda Sleman dan segenap jajaran kecamatan Cangkringan Sleman serta seluruh warga Cangkringan khusunya warga Dusun Duwet wukisari.
Pasar Cokrokembang di dirikan diatas lahan seluas 1 hektar dengan luas bangunan 3000 m2.. Didirikan dengan bangunan semi permanen pasar ini sudah dipenuhi dengan pedagang, tercatat sudah ada 103 pedagang yang menempati pasar tersebut untuk menjajakan jualannya.
Di daerah ini sebenarnya sudah ada 3 bangunan pasar, namun dari ketiga pasar yang paling ramai dikunjungi hanya pasar Bukuh. Sebelum pasar ini berdiri, banyak masyarakat yang harus turun ke pasar Pakem untuk berbelanja sehingga dengan adanya pasar “ Cokrokembang” ini sangat membantu perekonomian warga Cangkringan khusunya warga Dusun Duwet Wukirsari.
Acara ini juga dilakukan sesi dialog antara masyarakat dengan Bupati Sleman. Banyak masyarakat yang menginginkan adanya pengokohan bangunan yang dibuat secara permanen. Seperti yang disampaikan oleh Ibu Pamiyati warga Duwet Cangkringan yang menginginkan agar los pasar ditambah dan disediakan bak penampungan sampah. Dalam kesempatan sesi dialog ini Bupati Sleman menegaskan bahwa dana kabupaten Sleman sudah didorongkan untuk kecamatan Cangkringan karena menjadi daerah yang rusak terkena aliran lahar Gunung Merapi saat letusan tahun 2010 lalu. Permasalahan bak penampungan sampah Bupati Sleman mengatakan dinas siap untuk menyediakannya.
Dalam sambutannya Bupati Sleman mengharap agar warga dapat menjaga kebersihan dan kelangsungan pasar ”Cokrokembang”, karena dengan adanya pasar ini diharapkan dapat membantu perekonomian warga. Bupati Sleman juga menyinggung permasalahan bangunan yang memang belum permanen dan diharapkan agar warga berbaur terlebih dahulu yang terpenting adalah adanya pengunjung yang meramaikan pasar “Cokrokembang”. Acara peresmian pasar ini ditandai dengan pemukulan gong dan pelepasan burung merpati oleh Bapak Bupati Sleman.
Dengan diresmikannya pasar “Cokrokembang” ini diharapkan agar warga dapat dengan mudah mendapatkan segala kebutuhan sehari-hari dan diharapkan agar warga dapat menjaga keberlangsungnya kegiatan pasar “Cokrokembang”.
21
Jul
Erupsi merapi terbukti tidak menyurutkan semangat warga lereng Merapi untuk terus berkarya. Hal ini dibuktikan oleh Warga Kemirikebo, Girikerto yangtergabung dalam Kelompok Petani Peternak Kambing PE Pangestu. Pasca erupsi ini KPP Pangestu berhasil mendapatkan piagam pengakuan kelas madya setelah sebelumnya hanya mendapat pengakuan kelas lanjutan. Keberhasilan KPP Pangestu dalam mendapatkan piagam ini ditandai dengan acara tasyakuran yang dilaksanakan pada Rabu, 20 Juli 2011 yang dihadiri oleh Bupati Sleman, Drs. Sri Purnomo, M.Si, Camat Turi Drs. Susmiarto, MM dan sejumlah pejabat dari Dinas Pertanian Kab Sleman serta Dinas Pertanian Provinsi DIY bertempat di Kandang Ternak Kambing PE KPP Pangestu.
KPP Pangestu merupakan usaha bersama petani peternak kambing PE di Kemirikebo. Usaha ini didirikan di tanah kas desa Girikerto seluas 3 hektar. Penggunaan lahan kas desa sebagai kawasan ternak berdasarkan pertimbangan karena tanah tersebut gundul, gersang dan tidak potensial untuk ditanami tanaman produktif. Berangkat dari kegotongroyongan masyarakat, warga Kemirikebo melakukan inovasi produk olahan dari kambing PE berupa susu kambing, keripik susu, dodol susu dan sebagainya yang dapat meningkatkan pendapatan keluarga peternak ke arah yang lebih baik.
Saat ini jumlah kambing PE di KPP Pangestu telah mencapai 852 ekor. Sejumlah ternak tersebut didapatkan dari bantuan pasca erupsi dari BNPB pada tahun 2011 sejumlah Rp. 261.770.000,00 yang dipergunakan untuk pembelian sejumlah 40 ekor kambing betina dan 4 ekor pejantan serta pembangunan kandang koloni, penampungan kompos dan pembelian pakan tambahan kambing., Dari jumlah awal tersebut, KPP Pangestu juga mendapat bantuan sejumlah 252 ekor kambing dari Sarosta, Subang, Jawa Barat. Jumlah tersebut terus bertambah seiring dengan keberhasilan peternak dalam mengawinkan kambing tersebut dengan menggunakan teknologi tepat guna. Jumlah total kambing ini cukup menggembirakan karena jumlah ternak kambing justru surplus dari jumlah penduduk Kemirikebo yang hanya berjumlah 623 jiwa. Dengan demikian seorang penduduk dapat memiliki lebih dari 1 ekor kambing. Demikian A yang diinformasikan oleh Supardi selaku Ketua KPP Pangestu.
Dalam acara ini, Bupati Sleman juga berkesempatan menyerahkan Piagam Pengakuan Kelas Madya kepada Ketua KPP Pangestu serta menyerahkan kartu anggota KPP Pangestu secara simbolis kepada salah seorang peternak yang telah mampu mengembangbiakkan kambing PE hingga 20 ekor. Meskipun demikian saat ini para petani peternak di KPP Pangestu mengaku masih terkendala dalam usaha pengolahan susu kambing. Supardi menyatakan saat ini para peternak masih membutuhkan bantuan modal usah berupa bimbingan teknis dan dana serta legalitas produk atau sertifikasi NKV (Nomor Kontrol Veteriner).
Bupati Sleman dalam sambutannya mengaku berbahagia dengan kemajuan pesat yang telah dicapai warga Kemirikebo. Menanggapi berbagai kendala yang dialami para peternak, Pemerintah Kabupaten Sleman akan berupaya memberikan bantuan berupa penyuluhan pengolahan susu ternak melalui Kementrian Pertanian sehingga diharapkan para petani peternak dapat melakukan usaha pengembangan susu ternak secara mandiri mulai dari pengembangbiakan, pengawinan serta proses pengolahan produk-produk olahannya.
20
Jul
Penarikan Undian Tabungan Sutera dan Sutera Emas Bank BPD DIY Periode II Tahun ke-19 diadakan di Lapangan Kompleks Perkantoran Pemda Sleman. Acara penarikan undian tabungan dengan mobil Toyota Avanza sebagai hadiah utama ini juga disertai dengan Gebyar UKM dari Kabupaten Sleman untuk memberikan ruang bagi UKM binaan dalam memasarkan produknya. Acara ini juga dihadiri oleh Bupati Sleman, Kepala SKPD Kabupaten Sleman, Notaris, saksi dari Dinas Sosial, dan Kepolisisan, serta tamu undangan sebagai perwakilan dari nasabah Bank BPD DIY Sleman.
Sebagai pemenang undian tabungan Sutera dan Sutera Emas Cabang Sleman yang membawa pulang hadiah utama satu unit Mobil Toyota Avanza berasal dari Bank BPD DIY Capem Pakem, yaitu Budiono. Selain penarikan undian tabungan khusus untuk nasabah Sleman hari ini, Bank BPD DIY telah melakukan penarikan undian pada bulan Juni untuk Cabang Utama dan Cabang Wonosari, bulan Juli untuk Cabang Wates dan Cabang Bantul, dan minggu depan Bank BPD DIY juga akan melakukan penarikan undian tabungan untuk BPD Cabang Senopati.
Sambutan dari direksi Bank BPD DIY mengutarakan posisi dana masyarakat per akhir Juni 2011 adalah sebesar Rp 3,915 triliun, atau meningkat sebesar 22,16% dibanding pencapaian akhir tahun 2010 yang lalu. Khusus untuk Cabang Sleman, total dana pihak ketiga yang terdiri dari Giro, Tabungan dan Deposito per Juni 2011 adalah sebesar Rp 797,841 miliar. Dari jumlah tersebut, tabungan menunjukkan porsi terbesar yaitu sebesar Rp 465,746 miliar atau sebesar 58,38%. Dari data tersebut merupakan bukti masyarakat kini memiliki kesadaran yang lebih tinggi untuk menyimpan dana mereka di perbankan.
Selain melalui acara penarikan hadiah, Bank BPD DIY dalam rangka meningkatkan pelayanan serta sebagai bagian dari tahapan menuju The Regional Champion Bank juga berupaya dengan membuka kantor-kantor layanan di beberapa wilayah kecamatan di DIY. Khusus untuk wilayah Kabupaten Sleman, dalam bulan ini akan dibuka kantor layanan di Kalasan dan Prambanan. Berbagai upaya ini dilakukan tidak lain sebagai bagian dari langkah mewujudkan visi misi Bank BPD sebagai bank umum milik pemerintah daerah dengan sebagaimana mestinya, serta mewujudkan Bank BPD DIY sebagai bank unggul (The Regional Champion Bank) 2014.
Dalam sambutannya, Bupati Sleman, Drs. H. Sri Purnomo juga mengutarakan harapannya agar acara-acara seperti ini dapat meningkatkan minat masyarakat untuk menabung di bank, sekaligus mengurangi budaya konsumerisme masyarakat.