Arsip Kategori: Berita

19
Aug

Hellen Keller Int’l Indonesia Beraudiensi Dengan Bupati Sleman

Jumat, 19 Agustus 2011, Wakil Bupati Sleman  berkesempatan melakukan audiensi dengan sejumlah perwakilan dari Hellen Keller International-Indonesia (HKI) dalam rangka mendiskusikan penyelenggaraan pendidikan inklusi di DIY khususnya di Kabupaten Sleman. Dalam audiensi ini, Martino selaku Senior Manager Hellen Keller International menyampaikan maksud dan tujuannya untuk memperluas akses dan kemudahan bagi anak berkebutuhan khusus (ABK). Selama ini HKI Indonesia telah melakukan beberapa langkah dalam rangka memfasilitasi ABK  diantaranya dengan menciptakan akses pendidikan melalui transformasi sistem (pelatihan guru kebutuhan khusus dan kerjasama dengan perguruan tinggi), memperluas akses pendidikan dengan memberdayakan sekolah lokal serta meningkatkan pemahaman badan legislatif agar pendidikan inklusi bisa efisien.

Selama ini kondisi lapangan di Kabupaten Sleman menunjukkan tingginya kepedulian Pemda Sleman terhadap ABK di Sleman. Meskipun selama ini kewenangan atas sekolah luar biasa ada di bawah kewenangan pemerintah provinsi, Pemkab Sleman tetap melakukan supervisi terhadap sekolah reguler yang menyelenggarakan pendidikan inklusi. Sebelum pemberlakuan Permendiknas No. 70 Tahun 2009 tentang inklusi yakni sejak 1998 seluruh sekolah di Kabupaten Sleman tidak diperkenankan untuk menolak ABK yang ingin melanjutkan pendidikan di sekolah reguler. Selain itu menurut Kepala Dinas Dikpora Sleman, Arif Haryono, SH menyatakan bahwa Pemkab Sleman juga telah bekerjasama dengan ASB untuk menyelenggarakan pendidikan inklusi di Kabupaten Sleman khususnya dalam penanggulangan anak difabel dalam kondisi bencana seperti yang terjadi pada bencana erupsi Merapi yang lalu. Oleh karena itu, Wakil Bupati Sleman berharap agar keberadaan HKI dapat bersinergi dengan ASB dan Pemda Sleman sehingga tidak terjadi tumpang tindih dalam penyelenggaraannya dan dapat melakukan pendidikan inklusi dalam jangkauan yang lebih luas.

Langkah selanjutnya yang akan dilakukan untuk menindaklanjuti hal ini melalui pemetaan tata laksana wilayah penyelenggaraan pendidikan inklusi di Kab Sleman. Selain itu, HKI juga akan memfasilitasi rencana penyelenggaraan workshop pendidikan inklusi bagi guru anak berkebutuhan khusus, kepala sekolah, pengawas sekolah dan guru sekolah reguler yang menyelenggarakan pendidikan inklusi di Kabupaten Sleman. Diharapkan nantinya penyelenggaraan workshop ini dapat turut dihadiri oleh instansi terkait dan SKPD di Pemkab Sleman serta perwakilan lembaga legislatif Sleman sehingga dapat meningkatkan pemahaman dan kesadaran pemangku kepentingan di Pemkab Sleman sehingga tercipta produk hukum yang dapat mendukung terselenggaranya pendidikan inklusi.

18
Aug

Dinas Perindagkop Akan Gelar Pasar Lebaran

Tahun 2011 Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Perindagkop) Kabupaten Sleman kembali akan  menggelar Pasar Lebaran. Kegiatan ini sudah menjadi agenda rutin tahunan Dinas Perindagkop Kabupaten Sleman dalam rangka menyambut Hari Raya Idhul Fitri. Pelaksanaan Pasar Lebaran merupakan bentuk kerjasama dengan Bank BPD DIY Cabang Sleman yang rencananya akan di gelar dari tanggal 22 sampai dengan 26 Agustus 2011 dengan menempati area Show Room dan Halaman Parkir Disperindagkop Jl. Parasamya No. 8 Sleman, mulai jam 09.00 WIB dan tutup pada jam 15.00 WIB.

Maksud diselenggarakannya kegiatan Pasar Lebaran ini selain untuk membantu UKM dan Koperasi binaan Disperindagkop dalam memasarkan produknya, juga untuk membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya terutama menjelang Hari Raya Idul Fitri yang mana harga kebutuhan saat lebaran cenderung mengalami kenaikan.  Disamping itu  sekaligus sebagai ajang kegiatan sosial berupa paket sembako murah kepada masyarakat kurang mampu.  Dengan pembelian Rp. 20.000 mendapatkan paket sembako senilai Rp. 40.000 yang terdiri dari beras 2 kg, gula pasir 1 kg, minyak goreng 1 pouch, kecap 1 pouch dan mie instan 2 bungkus.  Paket sembako murah ini ditujukan kepada 300 orang warga kurang mampu di sekitar Pemda Sleman, dengan sasaran Pedukuhan Drono, Jaban, Beran Kidul, Pangukan dan Beran Lor.  Pembelian harus menunjukan voucher yang telah dibagikan sebelum pelaksanaan Pasar Lebaran.

Kegiatan ini rencananya akan melibatkan 44 UKM dan koperasi yang berada di Kabupaten Sleman.  Adapun barang-barang yang akan ditampilkan selama pasar lebaran antara lain : aneka snack, aneka minuman, gula, minyak, makanan  siap saji, pakaian, assesoris, batik, kendaraan bermotor dll.

Guna menarik perhatian pengunjung, beberapa atraksi kesenian akan ditampilkan seperti : peragaan busana, nasyid dari Seyegan, gitar akustik dari BPD, organ tunggal dari Koperasi Warga Mulya Pakem, penampilan Juara 1 dan 2 menyanyi tingkat SLTP Kabupaten Sleman tahun 2010, demo memasak, demo lukis, demo kreasi jilbab dan demo kecantikana.

Gelar pasar lebaran ini  merupakan komitmen Pemerintah Kabupaten Sleman dalam membantu warganya untuk mendapatkan kebutuhan pada saat lebaran dengan mempertemukan para pelaku usaha seperti Usaha Kecil Mikro dan Koperasi dengan warga masyarakat yang berada di sekitar Kantor Perindagkop maupun sebagai langkah dari pemerintah untuk menyediakan kebutuhan pokok dengan harga murah kepada masyarakat kurang mampu melalui pembagian paket sembako.

18
Aug

P3A Maduwarih Prambanan Maju Ke Lomba P3A Tingkat Nasional

P3A ( Perkumpulan Petani Pemakai Air ) Maduwarih dari Prambanan maju dalam lomba P3A Tingkat Nasional. Penilaian oleh tim penilai dari pusat dilaksanakan di P3A Maduwarih Bendosari Madurejo Prambanan Sleman, Selasa 16 Agustus 2011. Dalam laporanya Ketua P3A Maduwarih Bendosari Madurejo Prambanan, mengatakan bahwa P3A Maduwarih ini berdiri tahun 1995, dalam perjalanan P3A Maduwarih terus berjuang menjadi pahlawan pangan, P3A Maduwarih mempunyai sumber utama air irigasi sungai opak, dengan areal 88,04 ha yang terdiri dari 5 blok yaitu di Putihan, Dusun Kembang, Dusun Morobangun, Dusun Nggangsiran dan Dusun Nogosari dengan pemeliharaan seperti kambing, itik dan lain-lain. Evaluasi P3A Maduwarih ini juga dihadiri Kepala Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, Ir. S Riyadi Martoyo, MM, Camat Prambanan Sukamto, dan Polsek Prambanan.

Dalam kesempatan tersebut Ketua Tim penilai Dedi Slamet Riyadi mengatakan bahwa evaluasi ini memang betul-betul untuk membutktikan kondisi di lapangan.  Dalam evaluasi ini ada 2 tahap yaitu pertama dengan Diskusi atau pemeriksaan, dan kedua yaitu harus ditinjau dilapangan, dan muda-mudahan seperti yang dikatakan P3A Maduwarih supaya mendapat nomor yang terkecil. Ia minta bahwa lomba ini jangan sampai semata-mata hanya untuk mendapat juara yang baik dan hadiahnya,  tetapi yang lebih penting adalah supaya untuk meningkatkan kegiatan P3A Maduwarih.


Dalam sambutan tertulis yang dibacakan Wabub Yuni Satia Rahayu, SS, Mhum, Bupati Sleman menyatakan bahwa  Wilayah Kabupaten Sleman secara geografis merupakan penyangga sumber daya air utama di DIY, karena terletak dibagian hulu dengan ketinggian antara 100 M sedang 2.500 M diatas permukaan air laut. Kondisi topografi ini memungkinkan banyak masyarakat Sleman melakukan budidaya pertanian, baik padi, polowijo, maupun hortikultura. Hampir setengah wilayah Kabupaten Sleman dimanfaatkan sebagai lahan pertanian, namun demikian tidak semua wilayah tersebut terjangkau oleh saluran irigasi yang memadai.

Areal irigasi di Kabupaten Sleman seluas 23.121 hektar, dengan rincian irigasi teknis seluas 9.996 hektar, irigasi setengah teknis seluas 8.624 hektar, irigasi sederhana seluas 3.996 hektar dan tadah hujan seluas 592 hektar. Pemkab Sleman berupaya membangun saluran irigasi tersier untuk menjangkau seluruh lahan pertanian. Karena keterbatasan anggaran, Pemkab Sleman juga berupaya untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam hal pembangunan dan pemeliharaan saluran irigasi.

Sumber daya air merupakan faktor penting dalam pertanian. Namun demikian, saat ini terdapat kecenderungan adanya ketidakseimbangan antara ketersediaan air yang semakin menurun dan kebutuhan air yang semakin meningkat, bukan hanya untuk sarana irigasi tetapi juga rumah tangga, industri serta keperluan lainnya. Menyadari kecenderungan tersebut, Pemkab Sleman berupaya secara sungguh-sungguh untuk mengelola sumber daya air yang ada di Kabupaten Sleman agar dapat dimanfaatkan secara optimal bagi kesejahteraan masyarakat.

Untuk menghemat penggunaan sumber daya air, Pemkab Sleman senantiasa berupaya untuk menanamkan kesadaran dan membentuk pola pikir hemat air kepada seluruh warga masyarakat di Sleman, termasuk kepada para petani. Dengan kesadaran dan tumbuhnya pola pikir hemat air ini diharapkan masyarakat dan juga petani dalam menggunakan sumber daya air hanya untuk kegiatan yang bermanfaat saja, serta menghindari penggunaan air yan tidak perlu. Bahkan, upaya hemat air ini juga diimbangi dengan upaya konservasi sumber daya air sebagai langkah antisipasi dan pencegahan terhadap penurunan ketersediaan sumber daya air di masa depan.

Sedangkan untuk memelihara sarana irigasi yang sudah ada, selama tahun 2010 Pemkab Sleman memberikan dana stimulan gotong royong sebesar Rp 3,5 Milyar dan telah berhasil menggalang dana swadaya masyarakat sebesar Rp 36 Milyar lebih. Pada tahun 2011 ini, Pemkab Sleman kembali mengalokasikan dana stimulan gotong royong sebesar Rp 2 Milyar. Dana stimulan gotong royong ini, salah satu alokasinya adalah untuk stimulan pengelolaan saluran irigasi. Sinergi Pemerintah dan masyarakat juga terbangun, sehingga saluran-saluran irigasi yang dibangun baik oleh pemerintah maupun swadaya tetap dapat terpelihara dengan baik.

Pada tahun 2010 lalu, tercatat sejumlah 25 Gabungan P3A dan 441 P3A di Sleman. Pemkab sleman senantiasa berupaya untuk melakukan pembinaan untuk mendukung dan meningkatkan kemandirian P3A di Sleman. Pembinaan dilakukan dalam bentuk pelatihan teknis maupun yang bersifat sosialisasi peraturan yang terkait dengan sumber daya air, irigasi dan pemberdayaan P3A sendiri.

Selain penyelenggaraan pelatihan, Pemkab Sleman juga memberikan bantuan berupa pendanaan bagi pembangunan dan pemeliharaan saluran irigasi sampai ke jaringan tersier. Untuk meningkatkan pengetahuan organisasi bagi pengurus P3A, Pemkab Sleman melalui Dinas SDAEM secara rutin menyelenggarakan studi banding bagi P3A se-Kabupaten Sleman secara bergiliran. Hasil studi banding ini ternyata mampu memberikan tambahan wawasan bagi para pengurus P3A untuk mengembangkan kelompoknya. Saat ini kelompok P3A di Sleman telah mampu menciptakan kegiatan-kegiatan kreatif untuk menunjang produktivitas kelompok.

Salah satu kelompok P3A yang memiliki kegiatan dinamis adalah P3A Madu Warih Desa Madurejo Kecamatan Prambanan, yang anggotanya adalah para petani padi , polowijo, dan holtikultura. P3A Madu Warih telah mengembangkan budidaya padi sistem SRI ( System of rice intensification ). Kelompok P3A Madu Warih ini telah sukses mengelola kebutuhan air tanaman padi dengan sistem SRI yang hemat air melalui sistem irigasi yang baik dan tidak tergantung pada air hujan saja. Hasilnya, tanaman padi dapat ditanam tidak hanya dimusim hujan saja serta hasil panennya semakin meningkat baik dari sisi kualitas maupun kuantitasnya.

Hasil yang telah dicapai dalam mewujudkan organsiasi P3A yang sehat dan mandiri serta meningkatkan produktivitas lahan pertanian ini, tidak lain adalah hasil jerih payah dan kerbersamaan para petani anggota P3A dan pemerintah kabupaten Sleman.

Bupati Sleman berharap bahwa penilaian P3A Tingkat Nasional ini merupakan salah satu bentuk evaluasi bukan saja bagi kelompok P3A Madu Warih secara khusus tetapi juga bagi Pemerintah Kabupaten Sleman dalam upaya peningkatan kesejahteraan petani.

Isi situs bersifat informatif bukan merupakan legal opinion dari Pemerintah Kabupaten Sleman. Apabila terdapat data elektronik based yang berbeda dengan data resmi paper,
maka yang menjadi acuan adalah data resmi paper based.