Arsip Kategori: Berita Seputar Gunung Merapi

Untuk Informasi Selengkapnya tentang Penanganan Bencana Gunung Merapi 2010 :
10
Nov

Untuk Menghibur Warga di Pengungsian: Disbudpar Gerakkan Komunitas Budaya dan Pariwisata

Berbagai upaya dilakukan untuk memberikan hiburan sekaligus sebagai “mental healing” atau penyembuhan kondisi mental bagi warga masyarakat yang terkena dampak erupsi Gunung Merapi. Berbagai lembaga atau organisasi turut tergerak untuk berpartisipasi menyumbangkan kegiatan untuk tujuan tersebut di berbagai barak pengungsian yang tersebar di berbagai tempat.

Begitu pula Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman pada tahap awal sudah menyusun serangkaian acara di berbagai barak pengungsian dengan sajian pertunjukan elektone, pertunjukan wayang, lawak, dsb. Meskipun sempat terkendala akibat pemindahan barak-barak pengungsian di Hargobinangun dan Kepuharjo, saat ini Disbudpar bekerjasama dengan Korpri Sleman dan Panitia Natal Kabupaten Sleman menyusun kembali agenda hiburan yang lebih melibatkan komunitas budaya dan pariwisata, khususnya di wilayah Kabupaten Sleman.

Kepala Bidang Peninggalan Budaya dan Nilai Tradisi (PBNT) Disbudpar Sleman Aji Wulantoro, SH mengungkapkan bahwa agenda yang dikemas Disbudpar Sleman dimaksudkan untuk memberikan hiburan terhadap para pengungsi di barak-barak pengungsian akibat bencana alam erupsi Gunung Merapi. Disamping sebagi hiburan, yang lebih penting lagi adalah untuk memberikan “mental healing” atau penyembuhan kondisi mental kepada para korban yang secara psikologis mengalami kesedian atau bahkan trauma.

Oleh karenanya distribusi agendanya tidak hanya terfokus pada barak-barak dengan jumlah pengungsi yang besar, namun juga memperhatikan pada barak-barak pengungsian dengan jumlah pengungsi yang relatif kecil yang tersebar di berbagai tempat. Menurut Aji, mereka yang berada di barak-barak pengungsian kecil  mengalami penderitaan dan problematika psikis yang sama dengan pengungsi yang lain. Sehingga sangatlah tepat upaya yang dilakukan diharapkan dapat menjangkau disemua tempat-tempat pengungsian. Kedepan apabila masih diperlukan pihaknya akan tetap melanjutkan kemasan agenda serupa.

Adapun agenda yang telah tersusun adalah sbb: Jum’at 12 November pukul 15.00 WIB di Desa Gading Kabupaten Gunungkidul dipentaskan Siteran, Sabtu 13 November pukul 10.00 WIB di SDN Tlogoadi Getas Mlati dengan Dolanan Anak, Sabtu 13 November pukul 19.30 WIB di Youth Center Mlati dengan elektone dan lawak Dalijo CS, Minggu 14 November pukul 10.00 WIB di SDN Gabahan Tlogoadi Mlati dengan dolanan anak, Minggu 14 November pukul 19.30 WIB di Gelanggang Olah Raga (GOR) Pangukan Sleman dengan elektone dan lawak Dalijo CS, Senin 15 November pukul 19.30 WIB Jaten Sendangrejo Minggir dengan siteran, Kamis 18 November pukul 19.30 WIB di Monumen jogja Kembali (Monjali) dengan doa lintas agama sekaligus penggalangan dana.

Sedangkan Minggu 21 November pukul 10.00 WIB di Stadion Maguwoharjo dengan prosesi kirab budaya dan penyerahan bantuan dilanjutkan dengan pentas dangdut dari Ikatan Orkes Melayu Kabupaten Sleman (IKOM). Sabtu 27 November pukul 19.30 WIB di Stadion Maguwoharjo dengan pertunjukan Kethoprak Korpri Sleman.

Kepada lembaga atau organisasi sosial kemasyarakatan maupun kelompok budaya yang berminat untuk menyumbangkan hiburan bernuansa seni budaya dalam bentuk apapun kepada para korban erupsi Gunung Merapi di barak-barak pengungsian agar menghubungi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman melalui Aji Wulantoro, SH selaku Kepala Bidang PBNT Disbudpar Sleman di Jl. Pringgodiningrat No.13 Beran Sleman Telp. 0274-868405  Pesawat 1212.

10
Nov

Assesment kebutuhan logistik dan sarana per 10 November 2010

Logistik dan sarana prasarana yang masih dibutuhkan adalah :

1. Beras dan sembako

2. Sayuran dan lauk pauk

3. MCK dan air bersih

4. Plastik atau karung penampungan sampah

5. Tim kesehatan, ambulans dan obat-obatan

6. Tenaga kebersihan

10
Nov

Aktivitas G. Merapi 10 November 2010 sampai pukul 18:00 WIB

Berdasarkan pengamatan Badan Geologi yang dilakukan pukul 00:00-18:00 WIB erupsi masih berlangsung dengan intensitas yang menurun. Hasil pemantauan visual, asap setinggi 800 m dari puncak G. Merapi teramati mulai dari dini hari hingga sore ini. Kolom asap setinggi 1,5 km berwarna putih kecoklatan terjadi pada pukul 10:00 WIB. Terjadi hujan abu lebat di Sawangan, Talun, Muntilan, dan Krinjing yang berakibat jarak pandang hanya 5 m. Suara gemuruh terdengar dengan intensitas lemahsedang.

Endapan awanpanas terlihat di K. Gendol dengan jarak 3,5 km dari puncak G. Merapi.

Secara umum, endapan lahar telah teramati di semua sungai yang berhulu di puncak G. Merapi dari arah Tenggara, Selatan, Barat Daya, Barat dan Barat Laut meliputi, K. Woro, K. Kuning, K. Boyong, K. Bedog, K. Krasak, K. Bebeng, K. Sat, K. Lamat, K. Senowo, K. Trising, dan K. Apu. Lahar di K. Boyong telah terendapkan di Dusun Kandangan Desa Purwobinangun, Kab, Sleman berjarak 16 km dari puncak G. Merapi. Lahar juga dijumpai di alur K. Batang yang berjarak 10 km dari puncak G. Merapi.

Berdasarkan hasil pemantauan instrumental dan visual pada 10 November 2010 dari pukul 00:00 WIB sampai dengan pukul 18:00 WIB menunjukkan aktivitas G. Merapi masih tinggi. Dengan kondisi tersebut, maka status aktivitas Gunung Merapi masih tetap pada tingkat Awas (level 4). Ancaman bahaya G Merapi dapat berupa awanpanas dan lahar.

Sehubungan masih tingginya aktivitas vulkanik G. Merapi dan status masih ditetapkan pada level Awas, maka Badan Geologi merekomendasikan sebagai berikut:
1. Agar dilakukan penyelidikan abu gunungapi yang dapat berpotensi mengganggu jalur penerbangan dari dan ke Lapangan Udara Internasional Adisucipto di Yogyakarta.
2. Tidak ada aktivitas penduduk di daerah rawan bencana III, khususnya yang bermukim di sekitar alur sungai (ancaman bahaya awanpanas dan lahar) yang berhulu di G. Merapi sektor Tenggara, Selatan, Barat Daya, Barat dan Barat Laut dalam jarak 20 km dari puncak G. Merapi meliputi, K. Woro, K. Gendol, K. Kuning, K. Boyong, K. Bedog, K. Krasak, K. Bebeng, K. Sat, K. Lamat, K. Senowo, K. Trising, dan K. Apu.
3. Segera memindahkan para pengungsi ke tempat yang aman di luar radius 20 km dari puncak G. Merapi.
4. Masyarakat di sekitar G. Merapi agar senantiasa mengikuti arahan dari Pemerintah Kabupaten setempat dalam upaya penyelamatan diri dari ancaman bahaya erupsi G. Merapi.
5. Untuk mengantisipasi kemungkinan meluasnya kawasan landaan awanpanas, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi senantiasa berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah setempat.
6. Masyarakat diminta tidak panik dan terpengaruh dengan isu yang beredar mengatasnamakan instansi tertentu mengenai aktivitas G. Merapi dan tetap mengikuti arahan dari pemerintah daerah setempat yang selalu berkoordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi.

Isi situs bersifat informatif bukan merupakan legal opinion dari Pemerintah Kabupaten Sleman. Apabila terdapat data elektronik based yang berbeda dengan data resmi paper,
maka yang menjadi acuan adalah data resmi paper based.