Arsip Kategori: Berita Seputar Gunung Merapi

Untuk Informasi Selengkapnya tentang Penanganan Bencana Gunung Merapi 2010 :
12
Nov

Korban Meninggal Akibat Bencana Merapi Sampai Jumat 12 November 2010 menjadi 171 orang

Hari ini korban erupsi Gunung Merapi kembali bertambah 12 orang. Dengan bertambahnya korban hari ini maka jumlah korban meninggal sampai dengan hari Jumat 12 November 2010 menjadi 171 orang. Dari 12 orang korban hari ini 8 diantaranya merupakan korban luka bakar akibat erupsi Gunung Merapi yang berhasil dievakuasi dari TKP di wilayah Cangkringan Sleman.

12
Nov

Kunjungi korban Merapi di rumah sakit, Bupati minta keluarga korban agar tetap tabah

Bupati Sleman  Sri Purnomo didampingi  Assisten Sekda Bidang pembangunan dr.Sunartono M.Kes, Kadinas Kesehatan  dr. Mafilindati Nuraini M.Kes, Kadinas Nakersos Drs. Kriswanto M.Sc dan Kabag Humas Dra. Endah Sri Widiastuti MPA mengunjungi para korban Merapi yang masih dirawat di RS dr. Sarjito,  RS. Panti Rapih,  RS. Bethesda, RS. Condong Catur. Jogjakarta Internasional Hospital dan RS. PDHI Kalasan.

Ketika mengunjungi RS  dr. Sarjito, bupati Sleman ditemui  Direktur Umum Operasional Dr Siswanto Sastrowiyoto SpTHT. MH dan direktur  medik keperawatan Dr. Sutanto Maduseno SpPD KGEH. Dalam pertemuan tersebut,  dilaporkan bahwa di RS. Dr Sarjito sampai tanggal 11 Nop tercatat masih merawat   22 orang korban merapi luka bakar dan 74 orang non luka bakar. Menurut  pendataan yang dilakukan jumlah pasien KLB Merapi sampai tanggal 11 nov berjumlah 842 orang,  73 orang dengan diagnosis luka bakar dan 769 non luka bakar, yang dirawat di 12 Rumah sakit. (RSU Bethesda, Bhayangkara, Condong Catur,JIH,RSUD Kota, RSUD Sleman, RSU Panti Bhaktiningsih, RSU Pantirapih, RSU PKU Muh, RSU dr Soetarto, RS Mata dr Yap dan RS Sarjito). Dari jumlah tersebut pasien yang meninggal berjumlah 45 orang .

Para pasien baik yang luka bakar maupun non luka bakar  ditangani secara optimal, bahkan rs dr Sarjito juga menanggung konsumsi keluarga pasien yang menunggu  setiap pasien 1 orang.  Pasien luka bakar yang ditangani RS Sarjito adalah pasien luka bakar diatas 45%, dan pada saat ini terdapat pasien luka bakar 90% dengan usia 11 tahun.  Disampaikan pula bahwa para perawat yang merawat para korban sudah diberi pelatihan oleh Depkes dalam penanganan korban bencana dan di Rs Sarjito juga hadir  tim dari Pusat Penanggulangan krisis.

Pada kesempatan tersebut Bupati Sleman Sri Purnomo menyampaikan bahwa, kunjungan ke beberapa rumah sakit untuk menjenguk korban dan keluarganya dan juga untuk melihat bagaimana perkembangan para pasien. Selain itu Sri Purnomo mengucapkan terima kasih kepada pengelola rumah sakit dan tenaga medis yang telah secara optimal telah merawat para korban baik yang luka bakar maupun non luka bakar, bahkan juga telah merawat dan mengindentifikasi jenazah para korban.

Kepada keluarga korban Bupati meminta untuk tabah, sabar serta senantiasa berdoa dan mematuhi petunjuk dokter.  Jangan memikirkan biaya, yang penting sembuh setelah itu bangkit untuk menata kehidupan yang lebih baik. Dalam rangkaian kunjungan tersebut, Sri Purnomo  melihat langsung 8 jenazah para korban merapi yang baru saja dievakuasi.

12
Nov

Aktivitas G. Merapi 12 November 2010 pukul 00:00-18:00 WIB

Berdasarkan pengamatan Badan Geologi yang dilakukan pukul 00:00-18:00 WIB erupsi masih berlangsung meski dengan intensitas yang menurun.

Laporan dari pos Ketep, cuaca cerah diselingi kabut pekat dari dini hari hingga sore ini. Tampak beberapa kali asap berwarna putih kecoklatan hingga kehitaman condong ke Selatan, Barat Daya, Barat hingga Barat Laut setinggi 1000 m dari puncak G. Merapi dan bertekanan lemah. Suara gemuruh dengan intensitas lemah hingga sedang masih terdengar dari Kaliurang. Tejadi hujan abu tipis dilaporkan di Medari dan Seyegan Kab. Sleman. Tercatat gempa tektonik (5,8 SR) dengan pusat gempa di Laut Banda 375 km Tenggara Ambon dengan kedalaman 151,2 km pada pukul 11:14 WIB.

Terjadi awanpanas 2 kali. Awanpanas pertama terjadi pada pukul 12:54 WIB berdurasi 3 menit dengan jarak luncur 4 km menuju K. Gendol dan K. Talang. Awanpanas kedua terjadi pada pukul 17:38 WIB yang sampai laporan ini disusun awanpanas masih berlangsung (18:15 WIB).

Secara umum, endapan lahar telah teramati di semua sungai yang berhulu di puncak G. Merapi dari arah Tenggara, Selatan, Barat Daya, Barat, hingga Barat Laut, meliputi K. Woro, K. Gendol, K. Kuning, K. Boyong, K. Bedog, K. Krasak, K. Bebeng, K. Sat, K. Lamat, K. Senowo, K. tringsing, dan K. Apu. Lahar di K. Boyong telah diendapkan di Dusun Kardangan Desa Purwobinangun, Kab. Sleman yang berjarak 16 km dari puncak G. Merapi. Lahar di K. Kuning telah mengisi penuh jembatan Sidorejo, Dusun Sidorejo, Desa Hargobinangun yang berjarak 9,5 km dari puncak G. Merapi. Sedangkan di alur K. Gendol, lahar telah mengisi penuh dam di Dusun Morangan Desa Sindumartani yang berjarak 16,5 km dari puncak G. Merapi.

Berdasarkan hasil pemantauan instrumental dan visual pada 12 November 2010 dari pukul 00:00 WIB sampai dengan pukul 18:00 WIB menunjukkan aktivitas G. Merapi masih tinggi. Dengan kondisi tersebut, maka status aktivitas Gunung Merapi pada tingkat Awas (level 4). Ancaman bahaya G Merapi dapat berupa awanpanas dan lahar.

Sehubungan masih tingginya aktivitas vulkanik G. Merapi dan status masih ditetapkan pada level Awas, maka direkomendasikan sebagai berikut:
1. Agar dilakukan penyelidikan abu gunungapi yang dapat berpotensi mengganggu jalur penerbangan dari dan ke Lapangan Udara Internasional Adisucipto di Yogyakarta.
2. Tidak ada aktivitas penduduk di daerah rawan bencana III, khususnya yang bermukim di sekitar alur sungai (ancaman bahaya awanpanas dan lahar) yang berhulu di G. Merapi sektor Tenggara, Selatan, Barat Daya, Barat dan Baratlaut dalam jarak 20 km dari puncak G. Merapi meliputi, K. Woro, K. Gendol, K. Kuning, K. Boyong, K. Bedog, K. Krasak, K. Bebeng, K. Sat, K. Lamat, K. Senowo, K. Trising, dan K. Apu.
3. Segera memindahkan para pengungsi ke tempat yang aman di luar radius 20 km dari puncak G. Merapi.
4. Masyarakat di sekitar G. Merapi agar senantiasa mengikuti arahan dari Pemerintah Kabupaten setempat dalam upaya penyelamatan diri dari ancaman bahaya erupsi G.Merapi.
5. Untuk mengantisipasi kemungkinan meluasnya kawasan landaan awanpanas, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi senantiasa berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah setempat.
6. Masyarakat diminta tidak panik dan terpengaruh dengan isu yang beredar mengatasnamakan instansi tertentu mengenai aktivitas G. Merapi dan tetap mengikuti arahan dari pemerintah daerah setempat yang selalu berkoordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi.

Isi situs bersifat informatif bukan merupakan legal opinion dari Pemerintah Kabupaten Sleman. Apabila terdapat data elektronik based yang berbeda dengan data resmi paper,
maka yang menjadi acuan adalah data resmi paper based.