Arsip Kategori: Berita Seputar Gunung Merapi

Untuk Informasi Selengkapnya tentang Penanganan Bencana Gunung Merapi 2010 :
15
Nov

Korban Meninggal Akibat Bencana Merapi Sampai Minggu 14 November 2010 Menjadi 198 Orang

Jumlah korban meninggal akibat bencana erupsi Gunung Merapi pada hari Minggu 14 November 2010 kembali bertambah 8 orang. Dengan bertambahnya 8 korban ini maka jumlah total korban meninggal sampai Minggu sore menjadi 198 orang.

Dari 8 orang korban meninggal ini, 4 diantaranya merupakan hasil evakuasi yang dilakukan tim di TKP. Sedangkan sisanya yaitu 1 orang meninggal di RS. Sardjito atas nama Martomuhari/L/warga Wukirsari Cangkringan dari barak Maguwoharjo, 1 orang meninggal di RS. Bethesda atas nama Sarju Budi Raharjo /L/63th/warga Bronggang Argomulyo , 1 orang meninggal di barak Moyudan atas nama NY Harjo Sutomo/Ngadinah /P/70TH/warga Ngentak Donokerto Turi dan 1 orang meninggal di RS. Harjo Lukito atas nama sutejo atmojo /L/71th/warga Ngemplak rt 03/rw17 Cangkringan dari barak maguwoharjo yang kemudian dimakam di ngemplak.

14
Nov

Aktivitas G. Merapi 14 November 2010 pukul 00:00-18:00 WIB

I. Hasil Pemantauan

Berdasarkan pengamatan Badan Geologi yang dilakukan pukul 00:00-18:00 WIB erupsi masih berlangsung dengan intensitas yang tinggi.
Berikut disajikan rangkuman hasil pemantauan terkini, meliputi data pemantuan secara instrumental dan visual.

1. Kegempaan
Berdasarkan hasil pemantauan kegempaan diperoleh jumlah kegempaan sebagai berikut:

Jenis Gempa 12 Nov 2010 13 Nov 2010 14 Nov 2010
00-24 WIB 00-24 WIB 00-18 WIB
Vulkanik 6 26 25
MP - - -
LF - - -
Tremor beruntun beruntun beruntun
Guguran 24 25 18
AP(Awan Panas) 2 - 2
Tektonik 2 3 -

2. Visual
Laporan dari petugas pengamat, cuaca cerah, sepanjang dini hingga pagi hari. Teramatisinar di puncak G. Merapi pada pukul 00:00-05:00 WIB. Dari Ketep, asap teramati berwarna coklat bertekanan lemah dengan tinggi 1000 m condong ke Barat Daya pada pukul 17:14 WIB. Suara gemuruh sudah tidak terdengar. Awanpanas muncul dua kali pada pukul 10:26-11:40 WIB dan 11:41-11:51 WIB. Teramati luncuran awanpanas 4 km dari puncak G. Merapi. Terjadi hujan abu di pos Ketep pada pukul 11:19 WIB. Dari CCTV Deles dan Kaliurang, api diam dapat teramati sepanjang dini hari dan pukul 17:55-18:00 WIB. Pukul 08:55 WIB, cuaca berkabut pekat tampak dari kedua CCTV dan sisi Utara G. Merapi. Hujan terjadi dengan intensitas sedang di Ketep pada siang hari. Dari CCTV Deles dan Museum terekam hujan lebat yang terjadi pada sore hari.

II. Awas Lahar
Secara umum, endapan lahar telah teramati di semua sungai yang berhulu di puncak G. Merapi dari arah Tenggara, Selatan, Barat Daya, Barat, hingga Barat Laut, meliputi K. Woro, K. Gendol, K. Kuning, K. Boyong, K. Bedog, K. Krasak, K. Bebeng, K. Sat, K. Lamat, K. Senowo, K. tringsing, dan K. Apu. Pada pukul 12:28 WIB aliran lahar sampai di Rejodani. Material batuan yang mengendap masih dalam fragment kecil.

III. Sebaran Awanpanas
Berdasarkan pemeriksaan di lapangan, sebaran awanpanas terjauh dari puncak G. Merapi yang melalui alur sungai/lembah di tiap-tiap wilayah kabupaten disajikan dalam tabel sebagai berikut:

No Kabupaten Sungai/ Kali Jarak Luncur Awanpanas dari Puncak G. Merapi (km)
1 Sleman Gendol 14
Kuning 7
Boyong 10
2 Magelang Bedog 8,5
Krasak 8
Bebeng 11,5
Sat 7
Lamat 5
Senowo 6
Trising 3
3 Boyolali Apu 4
4 Klaten Woro 7

IV. Kesimpulan
1. Berdasarkan pemantauan instrumental, masih terekam gempa vulkanik, tremor vulkanik menerus dan juga masih terekam adanya awanpanas.
2. Pada saat puncak G. Merapi tidak tertutup kabut teramati asap berwarna putih hingga putih kecoklatan/kehitaman dengan tekanan berfluktuasi sedang hingga kuat. Tinggi asap berfluktuasi dari ratusan meter hingga lebih dari 1000 m. Sebaran material letusan
bergantung arah angin.
3. Jarak luncur awanpanas maksimum dari puncak G. Merapi di tiap-tiap wilayah kabupaten:

No Kabupaten Sungai/Kali Jarak Luncuran Awanpanas dari Puncak G. Merapi (km)
1 Sleman Gendol 14
2 Magelang Bebeng 11,5
3 Boyolali Apu 4
4 Klaten Woro 7

4. Berdasarkan pemantauan instrumental dan visual, aktivitas G. Merapi masih tinggi. Maka stastus aktivitas G. Merapi pada tingkat AWAS (Level 4).
5. Ancaman bahaya langsung erupsi G. Merapi berupa awanpanas dan ancaman tidak langsung berupa lahar.

V. Rekomendasi
Sehubungan masih tingginya aktivitas vulkanik G. Merapi dan status masih ditetapkan pada level Awas, maka direkomendasikan sebagai berikut:
1. Agar dilakukan penyelidikan abu gunungapi yang dapat berpotensi mengganggu jalur penerbangan dari dan ke Lapangan Udara Internasional Adisucipto di Yogyakarta.
2. Tidak ada aktivitas penduduk di sekitar alur sungai (ancaman bahaya awanpanas dan lahar) yang berhulu di G. Merapi sektor Tenggara, Selatan, Barat Daya, Barat dan Baratlaut meliputi, K. Woro, K. Gendol, K. Kuning, K. Boyong, K. Bedog, K. Krasak, K. Bebeng, K. Sat, K. Lamat, K. Senowo, K. Trising, dan K. Apu.
3. Ancaman bahaya erupsi G. Merapi untuk masing-masing wilayah kabupaten sebagai berikut:

No Kabupaten Ancaman Bahaya Erupsi G.Merapi DalamRadius Dari Puncak (km)
1 Sleman 20
2 Magelang 15
3 Boyolali 10
4 Klaten 10

Catatan: Wilayah yang berada pada jarak 300 m dari bibir K. Krasak, Kab. Magelang dan K. Woro, Kab. Klaten, ancaman bahaya erupsi G. Merapi dalam radius 20 km dari puncak.
4. Masyarakat di sekitar G. Merapi agar senantiasa mengikuti arahan dari PemerintahKabupaten setempat dalam upaya penyelamatan diri dari ancaman bahaya erupsi G. Merapi.
5. Untuk mengantisipasi kemungkinan meluasnya kawasan landaan awanpanas, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi senantiasa berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah setempat.
6. Masyarakat diminta tidak panik dan terpengaruh dengan isu yang beredar mengatasnamakan instansi tertentu mengenai aktivitas G. Merapi dan tetap mengikuti arahan dari pemerintah daerah setempat yang selalu berkoordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi.

14
Nov

Data Kerusakan Tanaman Pertanian Per 11 November 2010

No Jenis Tanaman Kecamatan Luas Tanaman Puso Berat Sedang Ringan JUMLAH
A Padi Sawah
1 Ngemplak 387 Ha 5 - - 5
2 Pakem 618 Ha 25 15 10 110 160
3 Cangkringan 761 Ha 22 - - - 22
Jumlah 1,766 Ha 52 15 10 110 187
Nilai Kerugian 1,140,422,400 200,670,480 70,179,840 265,367,520 1,676,640,240
B Jagung
1 Ngemplak Ha 15 15
2 Pakem Ha 21 21
3 Cangkringan Ha 15 15
Jumlah Ha 51 51
Nilai Kerugian 145,200,000 145,200,000
C Palawija
1 Cangkringan
Talas 20 Ha 20 20
Jumlah 20 20 20
Nilai Kerugian 56,000,000 56,000,000
1 Cangkringan
Ubi Kayu 9 Ha 9 9
Jumlah 9 9 9
Nilai Kerugian 10,800,000 10,800,000
1 Cangkringan
Ubi jalar 6 Ha 6 6
Jumlah 6 6 6
Nilai Kerugian 9,000,000 9,000,000
D Sayur 765 Ha
Jumlah 765
Nilai Kerugian 31,702,925,000
E Salak Pondoh 4,392,919 Rumpun
Jumlah 4,392,919
Nilai kerugian 201,486,497,400
F Tanaman Hias 208,640 Batang
Jumlah 208,640
Nilai Kerugian 1,011,200,000
Total Kerugian 236,098,262,640

Sumber : Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman

Isi situs bersifat informatif bukan merupakan legal opinion dari Pemerintah Kabupaten Sleman. Apabila terdapat data elektronik based yang berbeda dengan data resmi paper,
maka yang menjadi acuan adalah data resmi paper based.