Arsip Kategori: Berita Seputar Gunung Merapi

Untuk Informasi Selengkapnya tentang Penanganan Bencana Gunung Merapi 2010 :
17
Nov

Aktivitas G. Merapi 17 November 2010 pukul 00:00-18:00 WIB Cenderung Menurun

I. Hasil Pemantauan

Berdasarkan pengamatan Badan Geologi yang dilakukan pukul 00:00-18:00 WIB erupsi masih berlangsung dengan intensitas yang tinggi.
Berikut disajikan rangkuman hasil pemantauan terkini, meliputi data pemantuan secara instrumental dan visual.

1. Kegempaan
Berdasarkan hasil pemantauan kegempaan diperoleh jumlah kegempaan sebagai berikut:

Jenis Gempa 15 Nov 2010 16 Nov 2010 17 Nov 2010
00-24 WIB 00-24 WIB 00-18 WIB
Vulkanik 34 31 11
MP - - -
LF 1 1 -
Tremor beruntun beruntun beruntun
Guguran 25 14 1
AP(Awan Panas) - - -
Tektonik - 1 2

2. Visual
Berdasarkan laporan petugas pengamat dari berbagai sector dan pengamatan CCTV dari pukul 12:00 – 18:00 WIB, kabut dan mendung menutupi tubuh G. Merapi sehingga tidak dapat dilakukan pengamatan visual. Pengamatan terhadap asap solfatara dapat dilakukan pada pukul 04:45 WIB – 05.04 WIB dan tampak asap setinggi 1 km berwarna putih hingga kecoklatan condong ke Barat Daya hingga Barat Laut.

II. Awas Lahar
Secara umum, endapan lahar telah teramati di semua sungai yang berhulu di puncak G. Merapi dari arah Tenggara, Selatan, Barat Daya, Barat, hingga Barat Laut, meliputi K. Woro, K. Gendol, K. Kuning, K. Boyong, K. Bedog, K. Krasak, K. Bebeng, K. Sat, K. Lamat, K. Senowo, K. tringsing, dan K. Apu. Pada pukul 12:28 WIB aliran lahar sampai di Rejodani. Material batuan yang mengendap masih dalam fragment kecil.

III.  Kesimpulan
Berdasarkan pemantauan instrumental dan visual, aktivitas G. Merapi masih tinggi. Maka stastus aktivitas G. Merapi pada tingkat AWAS (Level 4). Ancaman bahaya langsung erupsi G. Merapi berupa awanpanas dan ancaman tidak langsung berupa lahar.

IV. Rekomendasi
Sehubungan masih tingginya aktivitas vulkanik G. Merapi dan status masih ditetapkan pada level Awas, maka direkomendasikan sebagai berikut:
1. Agar dilakukan penyelidikan abu gunungapi yang dapat berpotensi mengganggu jalur penerbangan dari dan ke Lapangan Udara Internasional Adisucipto di Yogyakarta.
2. Tidak ada aktivitas penduduk di sekitar alur sungai (ancaman bahaya awanpanas dan lahar) yang berhulu di G. Merapi sektor Tenggara, Selatan, Barat Daya, Barat dan Baratlaut meliputi, K. Woro, K. Gendol, K. Kuning, K. Boyong, K. Bedog, K. Krasak, K. Bebeng, K. Sat, K. Lamat, K. Senowo, K. Trising, dan K. Apu.
3. Ancaman bahaya erupsi G. Merapi untuk masing-masing wilayah kabupaten sebagai berikut:

No Kabupaten Ancaman Bahaya Erupsi G.Merapi DalamRadius Dari Puncak (km)
1 Sleman 20
2 Magelang 15
3 Boyolali 10
4 Klaten 10

Catatan: Wilayah yang berada pada jarak 300 m dari bibir K. Krasak, Kab. Magelang dan K. Woro, Kab. Klaten, ancaman bahaya erupsi G. Merapi dalam radius 20 km dari puncak.
4. Masyarakat di sekitar G. Merapi agar senantiasa mengikuti arahan dari PemerintahKabupaten setempat dalam upaya penyelamatan diri dari ancaman bahaya erupsi G. Merapi.
5. Untuk mengantisipasi kemungkinan meluasnya kawasan landaan awanpanas, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi senantiasa berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah setempat.
6. Masyarakat diminta tidak panik dan terpengaruh dengan isu yang beredar mengatasnamakan instansi tertentu mengenai aktivitas G. Merapi dan tetap mengikuti arahan dari pemerintah daerah setempat yang selalu berkoordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi.

17
Nov

Korban Meninggal Akibat Bencana Merapi Sampai Rabu 17 November 2010 Menjadi 205 Orang

Daftar panjang korban bencana erupsi Gunung Merapi kembali bertambah. Berdasarkan pendataan dan pemantauan Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, jumlah warga Sleman yang meninggal sampai dengan hari Rabu 17 November 2010 menjadi 205 orang.

Berikut 4 nama korban meninggal yang berhasil dihimpun Dinas Kesehatan Sleman:

- Prapto Widodo /L/ Banjarsari glagahharjo Cangkringan

- Mardiwiyono/L/82th/Plumbon Sindumartani Ngemplak

- Karyo dinomo/Tukirah/P/85/Kalitengah Kidul Glagahharjo Cangkringan

-  Sudiharjo/L/60th/Dawung Umbulharjo Cangkringan

17
Nov

Baguna PDIP Bantu Kursi Roda Bagi Pasien.

Sebanyak 25 buah kursi roda bantuan dari Baguna (Badan Penanggulangan Bencana) PDI Perjuangan diterima Direktur RS DR. Sardjito, pada hari ini Selasa,15 November 2010. Penyerahan bantuan kursi roda oleh Albian, SIP, Sekretaris Baguna. Kursi roda ini nantinya akan digunakan oleh pasien luka bakar Erupsi Merapi untuk kegiatan mobilitas pasca perawatan di Rumah Sakit. Menurut Direktur kursi roda ini sangat bermanfaat dan sangat membantu bagi para pasien korban Merapi untuk kegiatan kontrol di Rumah Sakit pasca perawatan.

Sementara itu Bupati Sleman yang ikut menyaksikan acara pemberian bantuan ini menyampaikan ucapan terima kasih kepada DPP PDIP yang telah memberikan bantuan kursi roda, selain itu ucapan terima kasih juga disampaikan kepada pihak RS Sarjito dan segenap jajaran paramedis yang telah bekerja keras siang malam untuk mengurus jenasah maupun korban luka-luka akibat letusan gunung Merapi. Dan menaruh harapan agar Merapi segera merada dan menurun aktivitasnya sehingga para pengungsi tidak terlalu lama dipengungsian yang rawan berbagai macam penyakit maupun stress. Acara juga dihadiri Sekretaris DPD PDIP DIY dan  Ketua DPRD Sleman .

Isi situs bersifat informatif bukan merupakan legal opinion dari Pemerintah Kabupaten Sleman. Apabila terdapat data elektronik based yang berbeda dengan data resmi paper,
maka yang menjadi acuan adalah data resmi paper based.