Arsip Kategori: Berita Seputar Gunung Merapi

Untuk Informasi Selengkapnya tentang Penanganan Bencana Gunung Merapi 2010 :
26
Nov

Data Pengungsi Bencana Erupsi Gunung Merapi per 26 November 2010

DATA PENGUNGSI BENCANA ERUPSI GUNUNG MERAPI
TANGGAL 26 NOVEMBER 2010
JAM   : 13.00
NO lokasi Jumlah titik lokasi pengungsian besar lokasi pengungsian kecil JUMLAH ket
kecamatan desa
1 ngaglik sariharjo 1.127
minomartani 401
Sinduharjo 1.088
Sardonoharjo 822
Sukoharjo 546
jumlah 3.984
2 sleman Triharjo 713
Tridadi 2.014
Caturharjo 253
Pendowoharjo 357
Trimulyo
jumlah 3.337
3 mlati Youth centre 64
Sinduadi 171
Sendangadi 40
Tlogoadi 375
Sumberadi 46
Tirtoadi 42
jumlah 738
4 minggir Sendangrejo 270
Sendang agung 336
Sendangsari 604
Sendangmulyo 216
sendangarum 259
jumlah 1.685
5 Tempel sumberejo -
banyurejo -
Pondokrejo -
mororejo -
margorejo -
Lumbungrejo -
Tambakrejo -
jumlah -
6 Ngemplak Wedomartani 1.500
jumlah 1.500
7 Godean Sidoarum 75
Sidoluhur 15
Sidoagung 90
Sidokerto 104
Sidomoyo 152
Sidorejo 50
sidomulyo 87
jumlah 573
8 Kalasan Desa Purwomartani 255
Desa Tirtomartani 937
Desa Tamanmartani 729
Desa selomartani 375
Kantor Kecamatan 0
jumlah 2.296
9 Berbah Kalitirto -
Jogotirto -
Sendangtirto -
Tegaltirto -
jumlah -
10 Prambanan Bokoharjo 421
Sumberharjo 499
Madurejo 198
Gayam harjo 29
Wukirharjo 7
sambirejo 68
jumlah 1.222
11 Gamping Balecatur 86
Ambarketawang 67
Banyuraden 6
Nogotirto 7
Trihanggo 64
jumlah 230
12 Depok
Stadion Maguwoharjo 5.478
Auditorium UPN 150
maguwoharjo 456
condongcatur 873
caturtunggal 1.275
jumlah 8.232
13 Seyegan Margoluwih 170
Margodadi 57
Margokaton 105
Margomulyo 222
Margoagung 105
Kantor Kecamatan -
Jumlah 659
14 Moyudan Sumberrahayu -
Sumbersari -
Sumberagung -
Sumberarum -
Jumlah -
15 Pakem Purwobinangun 500
Candibinangun 2.468
Harjobinangun 1.600
Jumlah 4.568
16 Turi Wonokerto
Girikerto 1.500
jumlah 1.500
Jumlah  pengungsi di wilayah sleman 30.524
4 wilayah Kab Bantul 8.915
5 JEC -
6 wilayah Kab. Kulonprogo 825
7 wilayah kota Yogyakarta 1.621
8 UKDW 340
9 Wilayah Kab. Gunung Kidul 12.162
Jumlah pengungsi di luar wilayah Sleman 23.863
Jumlah Total Pengungsi 54.387
26
Nov

Laporan aktivitas G. Merapi tanggal 25 November 2010 pukul 00:00 sampai dengan pukul 24:00 WIB

I. Hasil Pemantauan
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pukul 00:00-24:00 WIB erupsi masih berlangsung meski dengan intensitas yang menurun.
Berikut disajikan rangkuman hasil pemantauan terkini, meliputi data pemantuan secara instrumental dan visual.
1. Kegempaan

Berdasarkan hasil pemantauan kegempaan diperoleh jumlah kegempaan sebagai berikut:

Jenis Gempa 23 Nov 2010 24 Nov 2010 25 Nov 2010
00-24 WIB 00-24 WIB 00-24 WIB
Vulkanik 17 18 16
MP 41 50 54
LF - - -
Tremor beruntun beruntun beruntun
Guguran 27 18 36
AP(Awan Panas) - - -
Tektonik 3 6 -

2. Visual
Pengamat dari seluruh pos pengamatan melaporkan G. Merapi tertutup kabut dan mendung sejak dini hari hingga sore hari. Terjadi hujan dengan intensitas rendah hingga tinggi di Ketep pada pukul 11:36 WIB dan 15:15 WIB, 13:37 WIB di Kaliurang. Saat cuaca cerah, teramati asap putih tebal hingga putih kecoklatan dengan tinggi 100 m bertekanan lemah hingga sedang condong ke Barat Daya. CCTV Deles dan Museum merekam kabut sejak dini hari hingga siang hari. Hujan dengan intensitas rendah terekam pukul 11:30 dan 16:45 WIB dari CCTV Museum.
II. Awas Lahar
Secara umum, endapan lahar telah teramati di semua sungai yang berhulu di puncak G. Merapi dari arah Tenggara, Selatan, Barat Daya, Barat, hingga Barat Laut, meliputi K. Woro, K. Gendol, K. Kuning, K. Boyong, K. Bedog, K. Krasak, K. Bebeng, K. Sat, K. Lamat, K. Senowo, K. Tringsing, dan K. Apu.
III. Kesimpulan
Berdasarkan pemantauan instrumental dan visual, aktivitas G. Merapi masih tinggi. Maka stastus aktivitas G. Merapi pada tingkat AWAS (Level 4). Ancaman bahaya langsung erupsi G. Merapi berupa awanpanas dan ancaman tidak langsung berupa lahar. Terhitung tanggal 19 November 2010 pukul 12:00 WIB, wilayah yang aman bagi para pengungsi adalah sebagai berikut: Kab. Sleman: sebelah Timur K. Boyong di luar 15 km, sebelah Barat K. Boyong di luar 10 km dari puncak G. Merapi. Kab. Magelang di luar 10 km dari puncak G. Merapi. Kab. Boyolali di luar 5 km dari puncak G. Merapi. Kab Klaten di luar 10 km dari puncak G. Merapi.
IV. Rekomendasi
Sehubungan masih tingginya aktivitas vulkanik G. Merapi dan status masih ditetapkan pada level Awas, maka direkomendasikan sebagai berikut:
1. Tidak ada aktivitas penduduk di sekitar alur sungai (ancaman bahaya awanpanas dan lahar) yang berhulu di G. Merapi sektor Tenggara, Selatan, Barat Daya, Barat dan Barat Laut meliputi, K. Woro, K. Gendol, K. Kuning, K. Boyong, K. Bedog, K. Krasak, K. Bebeng, K. Sat, K. Lamat, K. Senowo, K. Trising, dan K. Apu.

2. Ancaman bahaya erupsi G. Merapi untuk masing-masing wilayah kabupaten sebagai berikut:

No Kabupaten Ancaman Bahaya Erupsi G. Merapi dalam radius dari puncak (km)
1 Sleman Sebelah Barat K. Boyong 10
Sebelah Timur K. Boyong 15
2 Magelang 10
3 Boyolali 5
4 Klaten 10

Ancaman bahaya lahar adalah wilayah yang berada pada jarak 300 m dari bibir semua sungai yang berhulu di puncak G. Merapi dari arah Tenggara, Selatan, Barat Daya, Barat hingga Barat Laut meliputi, K. Woro (Kab. Klaten), K. Gendol, K. Kuning, K. Boyong (Kab. Sleman), K. Bedog, K. Krasak, K. Bebeng, K. Sat, K. Lamat, K. Senowo, K. Trising (Kab. Magelang), dan K. Apu (Kab. Boyolali).
3. Masyarakat di sekitar G. Merapi agar senantiasa mengikuti arahan dari Pemerintah Kabupaten setempat dalam upaya penyelamatan diri dari ancaman bahaya erupsi G. Merapi.
4. Untuk mengantisipasi kemungkinan meluasnya kawasan landaan awanpanas, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi senantiasa berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah setempat.
5. Masyarakat diminta tidak panik dan terpengaruh dengan isu yang beredar mengatasnamakan instansi tertentu mengenai aktivitas G. Merapi dan tetap mengikuti arahan dari pemerintah daerah setempat yang selalu berkoordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi.
6. Pemerintah daerah diharapkan melakukan diseminasi tentang aktivitas terikini G. Merapi yang disampkaikan dalam laporan ini.

26
Nov

Bencana Merapi:59 Anggota PGRI Kehilangan Rumah, 2 guru dan 28 siswa meninggal

Bupati Sleman, Bpak Drs. H. Sri Purnomo menyampaikan keprihatinannya atas bencana merapi yang mengakibatkan 59 anggota PGRI kehilangan rumah, 1 guru TK  1 guru SD dan 28 siswa dikabupaten Sleman meninggal dunia. Hal itu disampaikan Sri Purnomo dalam peringatan Hari Guru Republik Indonesia dan HUT ke-63 Persatuan Guru Republik Indonesia tahun 2010 yang diselenggarakan Kamis 25 november 2010 di Gedung Serbaguna Lapangan Denggung Sleman oleh Persatuan Guru Republik Indonesia.

Sementara itu Ketua PGRI Kabupaten Sleman, Bapak Sugiyo S.Ag memberikan ucapan bela sungkawa dan keprihatinan kepada rekan-rekan yang terkena bencana merapi, Beliau juga melaporkan kepada bupati Sleman yang hadir dalam acara ini semua kepala sekolah TK, SD, SMP, SMA se Kabupaten Sleman yang jumlahnya lebih dari 1000 orang. Ia juga menghimbau agar semua anggota PGRI Kabupaten Sleman terbangun rasa solidaritasnya kepada korban bencana Merapi.

Sempat disampaikan oleh bapak Sugio, S.Ag, acara hari ini merupakan salah satu rangkaian acara memperingati hari Guru Republik Indonesia dan HUT ke-63 Persatuan Guru Republik Indonesia tahun 2010, yang sebelumnya  terdapat acara seperti seminar, pengutan pengurus PGRI, penggalangan dana untuk korban merapi yang sudah terkumpul kurang lebih Rp. 52.000.000 yang pembagiannya akan diprioritaskan untuk untuk guru atau anggota PGRI yang menjadi korban bencana Merapi, ada juga aksi sosial donor darah yang telah mengumpulkan 50 kantong darah dari 50 pendonor.

Dalam kesempatan tersebut juga diserahkan bantuan kepada ahli waris guru dan siswa yang meninggal dalam bencana  Merapi.

Peringatan ini dihadiri oleh  Bupati Sleman Drs. H. Sri Purnomo, ketua DPRD kabupaten Sleman, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman, Kepala Kementrian Agama kabupaten Sleman, serta Muspida Kabupaten Sleman.

Isi situs bersifat informatif bukan merupakan legal opinion dari Pemerintah Kabupaten Sleman. Apabila terdapat data elektronik based yang berbeda dengan data resmi paper,
maka yang menjadi acuan adalah data resmi paper based.