Dalam upaya meningkatkan kualitas lingkungan dan derajat kesehatan masyarakat Kabupaten Sleman melalui pengelolaan sanitasi secara terpadu, Bupati Sleman Sri Purnomo melakukan penandatanganan MoU kerjasama dengan BORDA (Bremen Overseas de Research and Development Association) yang diwakili oleh Frank Fladerer selaku SEA Regional Coordinator BORDA di Ruang Rapat Bupati Kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Sleman pada Kamis (29/12).

”Kerjasama ini merupakan salah satu langkah  untuk memenuhi kebutuhan pemenuhan air bersih, menihilkan kawasan kumuh serta memenuhi akses sanitasi layak di Kabupaten Sleman guna mewujudkan sanitasi berbasis masyarakat yang berkualitas dan terjangkau”, jelas Bupati Sleman Sri Purnomo.

Sri Purnomo juga menyampaikan bahwa pada tahun 2016 cakupan sanitasi layak telah mencapai 94,34%. Meski demikian Kabupaten Sleman masih memiliki sejumlah 5,66% sanitasi kurang layak yang terdiri dari 12.435 KK pengguna jamban tidak aman serta 5.507 KK yang masih BAB sembarangan. ”Kami menargetkan pada tahun 2019 mendatang cakupan sanitasi layak dapat ditingkatkan menjadi 96,19%”, kata Sri Purnomo.

Disamping sanitasi, masalah lingkungan yang perlu segera dipecahkan adalah pengelolaan sampah perkotaan di Sleman. Pada tahun 2016 baru 52,96% masyarakat yang sudah terlayani pengelolaan sampah. Sebagai daerah pemukiman, Sleman dihadapkan pada 1.584m3 timbunan sampah per hari sedangkan kemampuan pengangkutan sampah ke TPA hanya 750m3 per hari. Dibutuhkan kerjasama semua pihak untuk mengelola sampah perkotaan. Bupati berharap di tahun 2019 mendatang seluruh masyakat Sleman dapat terlayani 100%.

”Saya juga menaruh harapan besar melalui kesepakatan kerjasama ini menjadi awal yang baik untuk mengurai permasalahan sanitasi di wilayah Sleman untuk mewujudkan masyarakat Sleman yang lebih sehat dan berdaya saing”, tambahnya.

Sementara itu perwakilan BORDA Indonesia Purnomo Dwi Ariyanto menyampaikan bahwa BORDA merupakan lembaga swadaya masyarakat yang memiliki keahlian dibidang kesehatan lingkungan dan perlindungan sumber air yang berhubungan dengan pengelolaan air limbah dan persampahan secara terdesentralisasi. Kerjasama tersebut menurutnya bertujuan untuk melakukan pengelolaan sanitasi terpadu menju capaian 100% pemenuhan air bersih, 0% kawasan kumuh serta 100% akses sanitasi layak di Kabupaten Sleman.

”Kerjasama ini diharapkan dapat mewujudkan sanitasi berbasis masyarakat, sekolah, limbah UKM, pasar tradisional, dan rumah sakit yang berkualitas dan terjangkau yang mendukung Kabupaten Sleman Sembada”, harap Purnomo.

Menurut Purnomo nantinya dalam pengelolaan sanitasi  terdapat dua cakupan kawasan intervensi. Prioritas pertama yaitu berdasarkan pra-kelayakan yang dilakukan bersama PDAM untuk menghasilkan rekomendasi kawasan intervensi yang mengacu pada pentingnya penyelamatan sumber air. Fokus intervensi menggunakan aplikasi pendekatan sanitasi terpadu sebagai kontribusi untuk rencana pengamanan air baku untuk air minum PDAM.

”Sedangkan prioritas kedua sesuai permintaan. Paket layanan sanitasi terdesentralisasi dan paket pengolahan air limbah domestik UKM bisa diimplementasikan di kawasan lain di Kabupaten Sleman”, tambah Purnomo.