Wakil Bupati Sleman Sri Muslimatun menerima penghargaan Indeks Pariwisata Indonesia (IPI) di Hotel Sultan Jakarta pada Selasa [6/12]. Penghargaan Indeks Pariwisata Indonesia diberikan oleh Menteri Pariwisata. Penghargaan tersebut diperoleh Sleman karena dari hasil pengukuran IPI, Kabupaten Sleman termasuk sepuluh besar peringkat tertinggi dalam indeks daya saing dengan memperoleh skor 3,90, indeks persepsi dengan memperoleh skor 3,19, dengan total skor IPI sebesar 3,72. Selain itu, Kabupaten Sleman juga memperoleh peringkat II menurut aspek lingkungan pendukung bisnis pariwisata dengan skor 3,42.

Pada kesempatan  tersebut, Sri Muslimatun manyampaikan bahwa ke depannya akan mengembangkan pariwisata Sleman sebagai andalan penerimaan pendapatan daerah. Untuk mencapai hal itu, Sleman akan memperkuat sinergitas dengan SKPD terkait untuk mendukung pengembangan pariwisata. Salah satu upaya yang dilakukan dengan terus meningkatkan sarana prasarana, membuat paket-paket wisata juga akses pendukung lainnya, sehingga wisatawan dapat memperpanjang untuk tetap tinggal di Sleman.

Sri Muslimatun juga mengatakan bahwa Pemkab. Sleman akan mendorong pengembangan wisata lereng Merapi dengan agribisnis pada lahan yang memungkinkan untuk ditanami buah maupun sayuran, seperti bunga krisan, anggrek dan lainnya.

Dapat diinformasikan bahwa untuk pertama kalinya di tahun 2016, Kementrian Pariwisata mengembangkan Indeks Pariwisata Indonesia yang penyusunannya mengacu pada Travel and Tourism Competitive Index yang disesuaikan dengan kondisi Indonesia untuk mengatur kesiapan daerah tujuan pariwisata menjadi motor pertumbuhan ekonomi daerah dan nasional. Pengukuran IPI berbasis data sekunder (data statistik) untuk menentukan skor indeks daya saing pariwisata di 505 kabupaten/kota.

Pembangunan pariwisata tidak bisa dilepaskan dari empat aspek utama penopang industri, yaitu aspek lingkungan pendukung bisnis, tata kelola, potensi wisata dan infrastruktur. Keempat aspek tersebut merupakan basis konsep pengukuran IPI. Sebanyak 78 indikator data dikelompokkan menjadi 14 pilar penilaian, setiap pilar dikelompokkan lagi menjadi empat pengukuran utama.

Selain itu, pengukuran indeks persepsi juga dilakukan terhadap 25 daerah dengan skor tertinggi berdasarkan hasil pengukuran indeks daya saing pariwisata. Survei persepsi tersebut menggunakan model wawancara tatap muka yang bertujuan memboboti hasil pengukuran indeks daya saing dengan memasukkan penilaian masyarakat terkait pembangunan pariwisata di daerah masing-masing.