Nov
3
Kabupaten Sleman Jadi Pilot Proyek Sistem Aplikasi Data Tunggal Pertanian dan Integrasi Logistik Pangan
Kemajuan teknologi memudahkan aktivitas manusia disemua lini, termasuk pertanian. PT. Telkom bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Sleman menggagas uji coba sebuah sistem aplikasi yang menjadi alat untuk menyediakan data konkret tentang kondisi pertanian di wilayah Sleman. Anggota Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) Dr Benny Pasaribu pada acara Rapat Persiapan Uji Coba Sistem Aplikasi Data Tunggal Pertanian dan Integrasi Logistik Pangan di ruang rapat Sekda B Kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Sleman Rabu (2/11) menyampaikan bahwa sistem aplikasi tersebut nantinya akan menampilkan data pertanian di suatu wilayah baik luas lahan, jumlah ternak,hasil panen dan lainnya yang berkaitan dengan pertanian secara faktual.
Menurutnya data pertanian sangat dinamis dengan sistem pendataan masih secara manual. Melalui teknologi yang berkembang saat ini diharapkan petani dapat memanfaatkan sistem aplikasi baik secara individu maupun melalui BUMDes untuk mendukung program pertanian dan kesejahteraan petani.”Petani secara mandiri maupun melalui BUMDes dapat melaporkan kondisi pertaniannya dengan aplikasi tersebut meliputi hasil panen, luas lahan yang digunakan, harga jual produk pertanian, ketersediaan pupuk, jumlah ternak, dan lainnya yang berkaitan dengan pertanian sehingga data pertanian disuatu wilayah dapat terus terpantau”, jelas Benny.
Benny menambahkan bahwa subsidi untuk suatu daerah terkadang tidak tepat sasaran karena minimnya informasi profil pertanian di daerah. Perbedaan data dari lintas sektor pemerintahan baik dari kementerian perdagangan, pertanian, dan BPS juga berpengaruh pada kebijakan impor dan pemberian subsidi. Hal tersebut menurutnya dapat mempengaruhi kestabilan harga pangan. Melalui aplikasi tersebut Benny berharap data pertanian dapat terpantau secara akurat sehingga harga pangan dapat stabil. “Jika ujicoba ini berhasil maka kami akan melaporkannya pada Presiden, karena KEIN bertugas memberikan pendapat dan masukan kepada Presiden yang fokusnya pada pengembangan ekonomi sektor riil”, tambahnya.
Sementara itu Wakil Bupati Sleman Sri Muslimatun menyampaikan bahwa dalam mewujudkan peningkatan produksi pertanian berbagai upaya telah dilakukan diantaranya pengadaan sarana dan prasarana teknologi pertanian, penanganan pasca panen, pengembangan perbenihan/pembibitan, sekolah lapang petani, peningkatan kemampuan lembaga petani, penerapan teknologi tepat guna, serta pelatihan teknologi modern bercocok tanam.
Kondisi pertanian di Kabupaten Sleman pada tahun 2015 produksi padi sawah meningkat dari 314 ribu ton menjadi 328 ribu ton atau naik 4,54% dibanding tahun 2014. Produksi tersebut dapat menghasilkan beras 207 ribu ton meningkat dari 198 ribu ton bila dibandingkan produksi tahun 2014. Surplus beras juga mengalami kenaikan yaitu dari 108 ribu ton lebih tahun 2014 menjadi 115 ribu ton lebih atau naik sebesar 6,65%.
Muslimatun berharap implementasi sistem data tunggal pertanian dan sistem integrasi data logistik pangan dapat semakin memperkuat pengembangan sektor pertanian di Kabupaten Sleman serta dapat menjamin terwujudnya ketahanan pangan di Kabupaten Sleman sekaligus dapat semakin mendekatkan terwujudkan kemandirian pangan di Kabupaten Sleman. “Hal yang tidak kalah penting adalah kami berharap kondisi yang baik dan berkembang dalam sektor pertanian juga akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Sleman, mengingat sektor pertanian merupakan sumber mata pencaharian terbesar penduduk Kabupaten Sleman dimana 23.56% dari jumlah penduduk bekerja atau sebanyak 123.073 orang bermata pencaharian di sektor pertanian”, jelas Muslimatun.