KTI Mino Rukun Tegatirto patut berbangga dengan hasil panen padinya. Kalau selama ini mereka hanya panen padi namun saat ini para petani selain panen padi juga panen ikan nila. Hal itu terjadi saat panen perdana Minapadi, Selasa 2 Juli 2016 yang dihadiri oleh Bupati Sleman, Dandim Sleman, Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Sleman.

Edi Susanto Ketua KTI Mina Rukun menyampaikan lahan yang dipakai untuk mina padi saat ini 1 ha dengan menyewa tanah kas desa. Setelah dikurangi untuk kolam lahan yang bisa ditanami padi 6,5 dari namun segi hasil padi tidak berkurang, semakin mentes dan anaknya semakin banyak, masih panen ikan juga. Beras yang dihasilkan menjadi beras organik dengan harga lebih tinggi. Dua keuntungan yang didapat yakni panen padi sekaligus panen ikan. Diakui dari segi modal agak mahal tapi final keuntungan cukup menggiurkan. Rata rata per ha 50 juta. Baiya produksi per ha sekitar 40 juta. Jenis padi 64, ciherang padi tahan air. Dari hasil ubinan yang dilakukan bisa mencapai 6,8 ton/ha padi.Sementara untuk ikan nila mencapai 3,9 ton per ha.

Sementara itu Bupati Sleman Sri Purnomo dalam sambutannya mengaku bangga dengan petani yang  bekerja keras, terus berinovasi dan terus mengembangkan usaha pertanian diwilayah masing-msing sehingga tidak perlu mencari nafkah diluar daerahnya .Ketahanan pangan di Sleman diupayakan bareng-bareng untuk terus mempertahankan produktitas beras. Mina padi yang telah dilaksanakan di wilayah Sleman Barat dan Sleman Utara cukup berhasil sehingga wilayah Berbah yang memiliki sumber air cukup juga dikembangkan untuk mina padi. Diharapkan kepada petani budidaya mina padi ini dapat dikembangkan berkelanjutan, karena keuntungan ganda yang didapat yakni bisa panen padi dengan kualitas organik yang saat ini digemari masyarakat dengan harga yang cukup tinggi serta panen ikan yang dapat meningkatkan gizi masyarakat.

Panen padi ditandai dengan panen ikan nila terlebih dahulu oleh Bupati Sleman, Dandim Sleman Letkol Armd DJoko Sujarwo serta Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Sleman Ir. Widi Sutikno, MSI. Dilanjutkan dengan menyusuri pematang sawah untuk melakukan panen padi menggunakan tresor (alat berat pemanen padi) maupun dengan cara manual dengan arit.