Jun
30
Rhodamin B dan Boraks Masih Ditemukan Pada Makanan Tradisional
Bupati Sleman Sri Purnomo bersama Dinas Pasar, Disperindagkop, Dinas Kesehatan, Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, TPID (Tim Pengendalian Inflasi Daerah) Kabupaten Sleman beserta Balai Besar POM DIY ‘blusukan’ pasar melakukan pengawasan peredaran barang dan jasa terpadu di Pasar Cebongan Mlati dan Pasar Kebon Agung Minggir Sleman pada Rabu (29/6).
Sri Purnomo mengungkapkan bahwa dari hasil pengawasan dan tes yang dilakukan BBPOM pada sampel 17 jenis makanan di Pasar Cebongan ditemukan satu jenis makanan yang mengandung Boraks. Sedangkan tes yang dilakukan dari 15 sampel makanan di Pasar Kebon Agung ditemukan tiga jenis makanan mengandung zat kimia Rhodamin B, yang mana Rhodamin B diketahui merupakan bahan pewarna sintetis.
“Di Pasar Cebongan kami menemukan Mie ‘Jowo’ atau mie kuning yang mengandung Boraks dan di Pasar Kebon Agung kami mendapati tiga makanan tradisional yaitu lanting, rengginang, dan kerupuk pasir mengandung Rhodamin B. Saya perintahkan lurah pasar untuk mengeksekusi agar dimusnahkan makanan yang mengandung zat berbahaya tersebut dan jangan sampai dijual pada masyarakat”, ungkap Sri Purnomo.
Kepala BBPOM Dra. I Gusti Ayu Adi Arya Patni Apt. menyampaikan bahwa menjelang hari raya pihaknya bersama dinas terkait selalu mengadakan intensifikasi pengawasan pangan. Menurutnya berdasarkan hasil pengetesan yang dilakukan, zat kimia berbahaya yang paling banyak ditemukan secara umum adalah Rhodamin B.
“Makanan yang banyak mengandung zat pewarna sintetis ini kebanyakan dari luar daerah sehingga perlu adanya koordinasi lintas sektor untuk mengantisipasinya, karena Rhodamin B merupakan zat kimia berbahaya yang dampaknya baru terasa 10-15 tahun kemudian”, jelas I Gusti Ayu.
Ketua TPID Kabupaten Sleman Iswoyo Hadiwarno menjelaskan bahwa pemantauan barang dan jasa dilaksanakan pada tanggal 30 Mei hingga 29 Juni 2016 di 22 lokasi pasar. “Kami melakukan pemantauan di Pasar Wonosari, Kejambon, Rejodani, Turi, Pakem, Gentan, Gamping, Denggung, Ngijon, Godean, Sleman, Manggung, Condongcatur, Kalasan, Sambi Legi, Stan, Tempel, Ngino, Balangan, Potrojayan, dan terakhir di Pasar Cebongan dan Kebon Agung. Dari pantauan di 20 pasa sebelumnya kami temukan boraks pada mie basah dan Rhodamin B pada berbagai macam makanan tradisional”, jelas Iswoyo.
Sementara itu terkait kenaikan harga kebutuhan bahan pokok menjelang hari raya Ketua TPID Kabupaten Sleman Iswoyo Hadiwarno menjelaskan ada beberapa komoditi yang mengalami kenaikan dan penurunan harga pada minggu keempat dibandingkan minggu kelima . Kenaikan harga terjadi pada daging sapi dari harga Rp 118.750,- menjadi Rp 122.222,-, beras dari harga Rp 9.000,- menjadi Rp 9.407,-, ayam potong dari harga Rp 32.250,-, menjadi Rp 32.296,-, dan beberapa komoditi lain seperi bawang merah, bawang putih, kobis mengalami kenaikan Rp 300,- hingga Rp 6.500,-.
Sedangkan komoditi yang mengalami penurunan yaitu gula pasir dari harga RP 15.589,- menjadi Rp 14.643,-, minyak goreng curah dari Rp 11.000,-, menjadi Rp 10.250,-, telur broiler dari harga Rp19.208,- menjadi Rp 19.000,-, serta harga cabe juga mengalami penurunan mulai Rp 700,- hingga Rp 5.500,-.