Tingkat inflasi Kabupaten Sleman bulan November 2015 ini sebesar 0,14 %, dan penyumbang inflasi terbesar ada pada bahan makanan 0,41 %, makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,34 %, transport, komunikasi 0.07 %, pendidikan, rekreasi 0,06 %, kesehatan 0,01 %. Sedang ketersediaan beras hasil produksi saampai dengan bulan November 2015 sebanyak 199.124 ton dan kebutuhan beras sebanyak 75.309 ton (surplus 123.815 ton) GKG. Daging ayam hasil produksi 17.365 ton dan kebutuhan sebanyak 3.492 (surplus 13.873 ton). Daging sapi hasil produksi 1.829 ton dan kebutuhan sebanyak  1.536 ton (surplus 293 ton). Telur ketersediaan 15.192 ton dan kebutuhan sebanyak 7.566 ton (susplus 7.626 ton) dan  untuk kebutuhan kedelai, Sleman tidak dapat mencukupi karena bukan daerah produsen kedelai, namun masih bisa dicukupi dari daerah lain. Hal tersebut disampaikan penjabat Sekretaris Daerah Drs. Iswoyo Hadiwarno di pressroom bagian Humas Jumat 18 Desember 2015.
Lebih lanjut disampaikan bahwa  untuk mendukung ketersediaan beras baagi rumah tangga miskin sampai dengan tanggal 15 Desember 2015 telah dilakukan distribusi Raaskin (14 kali) sebesar 13.677.930 kg bagi 60.485 Rumah Tangga Sasaran (RTS) di 86 desa dengan alokasi 15 kg/RTS. Sementara untuk jumlah alokasi harian LPG tahun 2015 sejumlah 34.259 tabung, penambahan fakultatif sebesar 8 % perbulan untuk persediaan sampai Desember 2015 masih mencukupi.
Sedang  harga rata-rata pokok bulan Desember 2015 minggu pertama dibandingkan minggu kedua relatif stabil. Untuk komoditas  yang cenderung mengalami kenaikan antara lain cabe merah keriting naik sebesar Rp. 4.250 (12,59%) dari harga Rp. 19.500,- menjadi Rp. 23.750. Cabe merah biasa naik dari Rp. 16.875 menjadi Rp. 19.000,-, Bawang merah import baik naik dari harga Rp. 17.625 menjadi Rp. 20.500,-, bawang merah lokal naik dari harga Rp, 16.375 naik menjadi Rp. 21.500,- daging sapi naik dari Rp. 111.250 naik menjadi Rp. 112.500  Sedangkan harga beras cenderung turun dari harga Rp.9.000 turun menjadi Rp.8.875 dan telur ayam turun dari harga Rp. 20.875  menjadi Rp.20.625,-. Harga tersebut berdasarkan pantauan harga yang dilakukan oleh Dinas Perindakop.
Ditambahkan Iswoyo bahwa  untuk melindungi konsumen dan mengantisipasi beredarnya makanan kadaluwarsa dan penggunaan zat kimia yang membahayakan maka Pemkab Sleman akan melakukan monitoring di pasar -pasar tradisional yang ada di Kabupaten Sleman. Sedang untuk stok baik kebutuhan bahan pokok maupun gaas LPG sampai dengan akhir tahun masih mencukupi, diharapkan masyarakat tidak perlu kawatir.
Disamping penjabat sekda Sleman hadir pada kesempatan tersebut antara lain Kepala Dinas Pasar, Dra. Tri Endah Yitnani, Kepala Dishubkominfo Drs. Agoes SE, Msi, Kepala Dinas SDAEM Ir. Sapto Winarno, Kepala Bagian Perekonomian Ir. CC. Ambarwati.