Kabupaten Sleman masih memiliki PR yang harus diselesaikan bersama-sama. HIV, merupakan salah satu persoalan besar yang tidak hanya tengah dihadapi oleh bangsa Indonesia melainkan juga tengah dihadapi oleh seluruh bangsa di dunia. Penyebaran HIV AIDS di tengah-tengah generasi bangsa perlahan tapi pasti tengah menggerogoti masa depan bangsa Indonesia, yakni generasi-generasi yang notabennya merupakan generasi penerus bangsa.
Menurut data yang diperoleh, jumlah temuan kasus HIV (ODHA) di DIY kumulatif dari tahun 1993 hingga September 2015 berjumlah 3.146 kasus, dengan temuan kasus di Kabupaten Sleman sebesar 737 kasus, jumlah terbesar dibanding Kabupaten/Kota lain di DIY. Angka yang tidak sedikit, dengan dampak yang tidak sedikit pula. Angka ini memberikan gambaran bagaimana kondisi Kabupaten tercinta kita ini secara khusus serta bangsa Indonesia secara umum kedepan, jika, seluruh pemangku kebijakan dan seluruh pihak terkait tidak bekerja secara bersama-sama secara sinergis, terintegrasi dan berkesinambungan dalam menyelesaikan masalah ini. Oleh karena itu, ini menjadi tanggungjawab dan tugas kita bersama untuk menanggulangi penyebaran HIV AIDS di Kabupaten Sleman. Hal tersebut disampaikan Penjabat Bupati Sleman dalam sambutan tertulis yang dibacakan Asekda bidang Pembangunan Dra. Suyamsih saat membuka peringaatan Hari Aids Sedunia Kabupaten Sleman di Pendopo Rumah Dinas bupati Jumat 4 Desember 2015.
Lebih lanjut disampaikan bahwa sejalan dengan tema Peringatan Hari AIDS Sedunia Tahun 2015 ”Perilaku Sehat” dimana sejatinya penyebaran HIV AIDS bermula dari perilaku yang menyimpang atau dengan kata lain tidak sehat. Seperti hubungan seks bebas dengan berganti-ganti pasangan atau berbagi alat suntik dengan orang yang positif mengidap HIV terutama dikalangan pengguna narkoba suntik. Untuk itu diperlukan perubahan perilaku sebagai langkah awal dari pencegahan HIV AIDS. Dan ini menjadi tantangan bagi kita bersama untuk semakin giat merumuskan program kegiatan yang menjadi media informasi dan edukasi yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan besarnya bahaya berperilaku demikian. Sekaligus dapat meningkatkan mutu pelayanan perawatan, pengobatan dan dukungan kepada ODHA yang terintegrasi dengan upaya pencegahan.
Sektor transportasi juga menjadi salah satu sektor yang rawan terhadap penyebarluasan HIV karena mobilitas yang dilakukan menyebabkan adanya interaksi antar manusia dari satu tempat ke tempat lainnya, bahkan dari negara satu kenegara lainnya. Aktifitas ini jika tidak dibarengi dengan kesadaran akan perilaku sehat turut berkontribusi dalam penyebaranluasan HIV dari satu wilayah ke wilayah lainnya.
Sedangkan Sekretaris KPA Sleman Drs. Mulyanto, MM melaporkan bahwa  dilihat dari faktor resiko penderita HIV Aids prosentase tertinggi disebabkan heteroseksual 60,04 %, homoseksual 14,20 % dan narkoba suntik 8,32 %. Dari kelompok umur paling tinggi 20-29 tahun 30,67 %, 30-39 tahun 29,81 % , 40-49 tahun 16,24 %. Penderita berdasarkan pekerjaan wiraswasta 19,10 %, tidak diketahui 14,98 %, IRT 12,74%, Buruh kasar 7,40%, Siswa/mahasiswa 6,01%, tenaga profesional non medis 6,57%, dan tenaga non profesional 6,26%.Lebih lanjut disaampaikan bahwa peserta dalam peringatan hari aids sedunai tersebut para kepala SKPD, Camat, generasi muda kabupaten sleman yang tergabung dalam beberapa organisasi. Pada kesempatan tersebut jugaa dilakukan pembacaan komitmen dan tandatangan komitmen (komitmen bersama untuk berperilaku sehat) yang dipimpin oleh Kepala Dinas Hubkominfo Drs. Agus SE, Msi, dan dimeriahkan dengan aksi donor darah.