Sebanyak 270 siswa SD/MI dan SMP/Mts di Kabupaten Sleman menerima bantuan dari Lembaga Orang Tua Asuh DIY, penyerahan secara simbolis dilakukan oleh Penjabat Bupati Sleman Gatot  Saptadi.Penyerahan dilakukan Rabu 30 September 2015 di Gedung Serbaguna Sleman. Dana bantuan Orang Tua Asuh tersebut berasal dari Pamella Supermarket bagi 60 siswa SD/MI dengan alokasi  bantuan sebesar Rp. 120.000,- per siswa sehingga bantuan dari Pamella Supermareket sebesar Rp. 7.200.000,-. Sedang dari PT. Sari Husada Generasi Mahardika untuk 200 siswa SD/MI  dan 10 siswa SMP/Mts, masing-masing siswa SD/MI juga menerima bantuan Rp. 120.000,-, sedang untuk tingkat SMP/Mts sebesar Rp. 180.000,-, hingga total bantuan dari PT. Sari Husada sebesar Rp. 25.800.000,-
Usai penyerahan bantuan secara simbolis penjabat bupati sleman menyampaikan bahwa Pemberian bantuan L-OTA ini merupakan salah satu wujud kepedulian bersama terhadap kesinambungan pendidikan anak-anak. Terlebih lagi pada saat ini masih banyak anak-anak yang tidak dapat melanjutkan pendidikan­nya karena masalah biaya.  Di Kabupaten Sleman, jumlah siswa putus sekolah pada tahun 2014 untuk jenjang SD/MI sebanyak 42 anak. Sedangkan untuk jenjang SMP/MTS sebanyak 18 dan jenjang SMA/ SMK sejumlah 54 siswa. Oleh karena itu, melalui bantuan anak asuh L-OTA tentunya dapat membantu mengurangi angka siswa putus sekolah. Selain itu melalui bantuan ini, diharapkan anak-anak teruta­ma dari kalangan kurang mampu dapat terus mengenyam pendidikan yang layak, bahkan dapat menempuh pendidikan sampai jenjang yang tertinggi.
Lebih lanjut disampaikan bahwa kepada anak-anak penerima bantuan, penjabat bupati minta agar bantuan tersebut sebagai motivasi untuk terus giat belajar. Tunjukkanlah terimakasih kalian dengan meraih prestasi di berbagai bidang. Jangan pernah putus asa dan teruslah berusaha, tambah Gatot Saptadi. Yang jelas tingkat pendidikan masyarakat menunjukkan tingkat kemandirian suatu daerah. Tingkat pendidikan masyarakat yang tinggi akan semakin meningkatkan kemandirian daerah. Tidak dapat dipungkiri bahwa tingginya tingkat atau derajat pendidikan masyarakat memiliki pengaruh yang sa­ngat besar terhadap pelaksanaan pembangunan di suatu daerah, termasuk Sle­man. Dengan semakin banyaknya pen­du­duk Sleman yang ber­pen­­di­dikan tinggi, maka berbagai program pemba­ngunan yang telah direncanakan akan dapat dilaksanakan dengan lebih efektif dan efisien. Demikian pula dalam persoalan penanggulangan kemiskinan, pendidikan merupakan salah satu sarana pokok untuk dapat memutus lingkaran kemiskinan. Bagi masyara­kat yang masih mau belajar, yang masih menjadikan pendidikan sebagai prioritas, maka berarti masih ada harapan untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik.
Sementara itu pada tahun 2014 yang lalu telah diberikan bantuan untuk pelayanan dasar dalam bentuk pemberian beasiswa bagi 3.543 siswa masyarakat miskin. Meskipun upaya pemberian beasiswa terus dilakukan, pada tahun 2015 ini tercatat masih ada sejumlah anak putus sekolah di berbagai jenjang diantaranya 47 siswa SD/MI, 18 siswa SMP/ MTs dan 58 siswa SMA/ SMK/ MA yang masih membutuhkan uluran tangan.
Sedangkan Kepala Bagian Kesra  Drs. Hery Sutopo melaporkan bahwa mulai bulan September ini akan diadakan pendataan anak dari keluarga miskin di wilayah Kabupaten Sleman sebagai tindak lanjut surat dari L-OTA DIY. Dan setelah penyerahan bantuan tersebut akan diadakan monitoring untuk bantuan anak asuh di kabupaten sleman baik oleh Tim Monitoring L-OTA DIY maupun dari Pemerintah Kabupaten Sleman.
Sementara itu pembina L-OTA DIY Wahyuntono Kusumo Broto dalam sambutannya menyampaikan bahwa bantuan beasiswa tersebut bukan untuk  membeli pulsa, namun untuk biaya sekolah. Lebih lanjut disampaikan bahwa penerima bantuan beasiswa warga kurang mampu di kabupaten sleman kedepan semakin berkurang. Artinya anak di sleman sudah mampu membiayai sekolah.